Tak bisa dipungkiri, Qatar adalah salah satu negara yang ambisius di bidang olahraga. Zona Aspire menjadi wujud nyata visi besar Qatar untuk melahirkan atlet kelas dunia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
KOMPAS/MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Pemandangan Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, dari pintu keluar Stasiun Metro Sport City, Sabtu (3/12/2022). Stadion itu adalah stadion nasional Qatar yang menjadi saksi bagi penyelenggaraan seluruh turnamen olahraga internasional di negeri kaya minyak itu.
Jika Indonesia memiliki kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, yang menjadi tempat berkumpulnya fasilitas olahraga kelas internasional, Qatar punya Zona Aspire (Aspire Zone) yang disebut pula Kota Olahraga Doha. Kawasan itu diprakarsai dengan kehadiran Stadion Internasional Khalifa yang didirikan sejak 1976.
Zona Aspire bisa diakses dengan jalur emas Metro Doha. Stasiun Sport City menjadi tujuan untuk menuju salah satu kompleks olahraga terbesar di Timur Tengah itu.
Ketika Kompas berkunjung, Sabtu (3/12/2022) lalu, setelah melewati pintu keluar Stasiun Sport City, mata langsung dihadapkan dengan Stadion Internasional Khalifa, stadion nasional Qatar yang menjadi lokasi laga kandang tim nasional Qatar sekaligus salah satu stadion Piala Dunia 2022. Saat menoleh ke sebelah kanan dari pintu keluar stasiun Metro itu bisa melihat Menara Api Aspire yang berbentuk bola dikelilingi api.
Di sisi kiri, terlihat lapangan hijau dan bangunan kubah yang merupakan Ladies Sports Hall. Selama perhelatan Piala Dunia, pengunjung diarahkan jalan memutar di kawasan parkir Zona Aspire sebelum mengakses pintu masuk ke kawasan Stadion Internasional Khalifa.
AP PHOTO/LUCA BRUNO
Stadion Internasional Khalifa di Doha, Qatar, menjadi tempat penyelenggaraan laga antara timnas Belanda melawan Amerika Serikat pada babak 16 besar Piala Dunia Qatar 2022, 3 Desember 2022.
Stadion, yang telah menjadi saksi beragam agenda olahraga Internasional di Qatar, mulai dari tiga edisi Piala Teluk Arab, Asian Games 2006, Piala Asia 2011, serta Piala Dunia 2022, memiliki dua menara yang bersambung dengan bangunan utama stadion. Menara itu merupakan jalan memutar bagi penonton untuk menuju tribune paling atas stadion.
Menara untuk akses masuk penonton itu serupa dengan yang ada di Stadion San Siro, Milan, Italia, lalu yang versi mininya terdapat di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Indonesia. Di kawasan dalam stadion itu terdapat pula masjid yang bangunannya berbentuk segitiga.
Itu adalah satu-satunya masjid yang berada di delapan kompleks stadion Piala Dunia 2022. Adapun di tujuh stadion lain hanya terdapat ruang ibadah kecil atau musala yang berada sekitar pintu masuk ke tribune stadion.
Saat matahari mulai terbenam suasana di Zona Aspire akan semakin marak. Tak hanya disebabkan lampu di Stadion Internasional Khalifa yang menyala, tetapi juga kilauan lampu warna-warni dan iklan digital yang hadir di Menara Obor (Torch Tower).
Menara Obor seperti menjadi titik pusat dari Zona Aspire karena dari menara itu, bisa menjangkau Stadion Internasional Khalifa.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Torch Tower di Doha, Qatar, menampilan gambar trofi Piala Dunia, Selasa (15/11/2022). Ajang ini menjadi penyemarak menjelang diselenggarakan turnamen Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung 20 November - 18 Desember 2022.
Menara Obor adalah salah satu bangunan ikonik di Doha. Bangunan itu adalah hotel bintang lima yang terintegrasi dengan kawasan olahraga dan komersial di Zona Aspire.
Menara Obor seperti menjadi titik pusat dari Zona Aspire karena dari menara itu, bisa menjangkau Stadion Internasional Khalifa; Aspire Dome, kompleks olahraga dalam ruangan terbesar di Doha; Mal Villagio, salah satu malam terbesar di Qatar yang didalamnya mengadopsi konsep kota Venezia, Italia, dengan adanya sungai buatan plus layanan menaiki gondola; Pusat Akuatik Hamad, serta Taman Aspire.
Pusat pendidikan
Beragam kompleks olahraga Terpadu itu, seperti Stadion sepak bola berkapasitas sekitar 40.000 dan stadion dalam ruangan, dibuat untuk menyambut Asian Games 2006 lalu. Demi menyambut pesta olahraga se-Asia itu, Pemerintah Qatar meresmikan Zona Aspire pada 2003.
Sebelumnya, di kawasan itu hanya ada Stadion Internasional Khalifa. Dalam perkembangannya, Zona Aspire bukan sekedar kawasan untuk menyelenggarakan pertandingan dan turnamen olahraga serta sarana untuk masyarakat berolahraga, tetapi juga menjadi pusat pendidikan olahraga terbesar di Tanah Arab.
Pengunjung menyaksikan obor di ruang obor Olimpiade yang berada di 3-2-1 Museum Olimpiade dan Olahraga Qatar, Doha, Qatar, Selasa (29/11/2022). Museum itu menjadi salah satu sarana pendidikan olahraga yang berada di kawasan Zona Aspire.
Hal itu dimulai dengan pembangunan Akademi Aspire pada 2004. Sepak bola, renang, dan atletik menjadi cabang awal yang menjadi fokus pembinaan di Akademi Aspire itu.
Khusus untuk anak perempuan, Qatar juga membukan Ladies Klub di Zona Aspire. Kini, Ladies Klub lebih berfungsi sebagai fasilitas olahraga umum, seperti gym dan olahraga dalam ruangan, seperti bola basket dan voli, sedangkan proses pembinaan calon atlet perempuan juga dilakukan di Akademi Aspire.
Akademi Aspire telah memadukan pembinaan olahraga dengan pendidikan akademik untuk anak-anak mulai dari 12 tahun. Sejak didirikan, Akademi Aspire telah menjadi sentra bagi kehadiran generasi baru atlet-atlet yang mengharumkan nama Qatar di turnamen internasional.
"Menurut saya, kami memiliki salah satu akademi terbaik di dunia. Dukungan dari Pemerintah Qatar membuat kami bisa memiliki program jangka menengah dan panjang untuk terus meningkatkan prestasi di bidang sepak bola," ujar Pelatih Timnas Sepak Bola Qatar Felix Sanchez seusai laga pamungkas Grup A Piala Dunia kontra Belanda, 29 November, ketika disinggung peran Akademi Aspire bagi keberlanjutan tim “Al Annabi”.
Mobil Ferrari seri F1-2000 yang digunakan Michael Schumacher di Formula 1 musim 2000 di 3-2-1 Museum Olimpiade dan Olahraga Qatar, Doha, Qatar, Selasa (29/11/2022). Museum itu menjadi salah satu sarana pendidikan olahraga yang berada di kawasan Zona Aspire.
Selain fasilitas dan pusat pendidikan olahraga, Zona Aspire juga dilengkapi dengan Aspetar yang merupakan rumah sakit olahraga pertama di kawasan Timur Tengah. Kehadiran Aspetar berfungsi untuk merawat dan mengobati atlet yang mengalami cedera, sekaligus melakukan riset kesehatan olahraga secara berkala.
FIFA pun telah memberikan akreditasi medical centre of excellence kepada Aspetar pada 2009 lalu. Setiap tahun Aspetar juga mengeluarkan Jurnal Kesehatan Olahraga Aspetar yang menyajikan hasil riset terkini di bidang olahraga yang dilakukan para dokter dan pakar olahraga di Aspetar.
Satu hal lagi yang patut dikunjungi ketika berada di Zona Aspire, yaitu 3-2-1 Museum Olimpiade dan Olahraga Qatar (QOSM). Di dalam museum itu, terdapat sejarah tentang perkembangan olahraga Qatar, lalu yang paling menarik adalah koleksi obor Olimpiade sejak edisi Berlin 1936 hingga Tokyo 2020. Juga ada replika mahkota dari daun olive untuk pemenang Olimpiade di era Yunani Kuno.
Salah satu trofi Ballon d'Or milik bintang sepak bola Argentina, Lionel Messi, yang dipajang di 3-2-1 Museum Olimpiade dan Olahraga Qatar, Doha, Qatar, Selasa (29/11/2022). Museum itu menjadi salah satu sarana pendidikan olahraga yang berada di kawasan Zona Aspire.
Ada pula memorabilia atlet-atlet ternama, misalnya sepatu dan mobil Formula 1 milik Michael Schumacher, sepatu dan jersei Michael Jordan, jersei Inter Milan milik Samuel Eto'o yang tampil di final Liga Champions 2009-2010, serta satu trofi Ballon d'Or milik Lionel Messi.
Qatar memang tidak main-main untuk menjadi pemain utama dalam industri olahraga global. Mereka membangun fasilitas olahraga termutakhir serta membina calon atlet kelas dunia.