Berjalan-jalan di kawasan Education City mengingatkan kisah kekhalifahan muslim berabad-abad lalu. Qatar telah membangun pusat peradaban yang akan membawa manusia mereka unggul di kawasan hingga dunia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dari Doha, Qatar
·5 menit baca
Qatar tidak hanya membangun infrastruktur yang masif. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka menjadi salah satu negara di dunia yang ambisius mengedepankan pembangunan sumber daya manusia, salah satu caranya membangun pusat kota pendidikan terintegrasi yang disebut Education City di Doha.
Berada di kawasan Education City terasa seperti di sebuah kompleks kampus di Amerika Serikat. Gedung-gedung universitas yang tersusun dari batu-batuan lebar berwarna cokelat, trotoar yang lebar dan nyaman untuk pejalan kaki, serta taman hijau yang menjadi titik tengah dari kawasan itu menjadi suasana yang terasa sejuk di kawasan itu.
Dengan kondisi itu, berjalan kaki untuk melihat gedung-gedung kampus menjadi pilihan yang tepat. Meski matahari terik terasa di akhir November ini, yang sejatinya sudah masuk musim dingin, kawasan Education City dipenuhi pepohonan yang cukup melindungi dari paparan langsung sinar sang surya.
Suasana asri juga kian terasa karena terdengar cuitan-cuitan burung yang berada di atas pohon. Burung-burung itu memecah keheningan pada Jumat (25/11/2022) siang.
Jika terlalu lelah untuk berjalan, kawasan Education City juga dilengkapi jalur Trem Education City yang tidak dipungut biaya alias gratis. Terdapat tiga jalur trem di kawasan itu, yakni biru, hijau, dan kuning yang datang setiap tiga menit. Satu rangkaian trem terdiri dari tiga gerbong.
Ketika Kompas mencoba layanan trem itu, seorang ibu membawa dua anaknya telah lebih dulu berada di dalam trem. “Saya senang membawa anak saya di sini. Taman dan perpustakaan yang paling sering kami kunjungi,” ucapnya.
Tak hanya ibu itu, ada pula tiga wisatawan asing berambut pirang di gerbong yang sama. Satu orang memandu dua rekannya itu untuk memberi tahu nama-nama bangunan di sisi jalur trem.
Berdasarkan laman resmi Yayasan Qatar (Qatar Foundation), pengelola kawasan Education City, kompleks pendidikan itu memiliki luas sekitar 12 kilometer persegi. Kawasan itu dipisahkan oleh jalan utama, yaitu Khalifa Avenue.
Saya senang membawa anak saya di sini. Taman dan perpustakaan yang paling sering kami kunjungi.
Suasana khas kampus AS itu terasa karena ada enam universitas asal AS yang mendirikan cabangnya di Qatar atau tepatnya di Education City. Keenam kampus itu ialah Virginia Commonwealth University (VCU), Weill Cornell Medicine -Qatar, Texas A&M University, Carnegie Mellon University, Georgetown University, dan Northwestern University.
VCU adalah kampus asing pertama yang bermitra dengan pemerintah Qatar melalui Yayasan Qatar. Kampus VCU mulai dibangun pada 1998.
Selain kampus dari AS, ada pula HEC Paris dari Perancis, University College London dari Inggris, dan Hamad Bin Khalifa University yang khusus dibangun Qatar sebagai institut riset dengan tiga bidang utama, yaitu biomedikal, komputer, serta energi dan lingkungan.
Education City juga menyediakan jenjang sekolah dasar dan menengah dengan konsep akademi. Ada lima sekolah, salah satunya Akademi Qatar, yang menjadi pionir di kawasan itu. Tak ketinggalan, Qatar juga punya sekolah khusus bagi anak-anak dengan autisme di Akademi Renad yang berada di Education City.
Visi besar membangun pusat peradaban melalui pendidikan dan riset mulai digagas pada 1995 oleh Emir terdahulu yang kini menjadi Ayah Emir Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani bersama istrinya, Sheikha Moza binti Nasser, dengan membentuk Yayasan Qatar. Pada 1996, rencana master kawasan pendidikan terintegrasi itu dimulai yang diprakarsai dengan membuka Akademi Qatar.
Selanjutnya, rencana kawasan yang serupa dengan kondisi saat ini pertama kali didesain oleh Arata Isozaki, arsitek asal Jepang, pada 2003. Pada perkembangannya, rencana tata ruang mengalami beberapa penyesuaian dan perkembangan, terutama setelah proyek penunjang Piala dunia 2022 dimulai sejak pertengahan dekade 2010-an.
Secara resmi, kawasan Education City diresmikan pada 2005. “Ketika Education City dibuka, kami berjanji bahwa masa depan akan dibangun di sini. Dan, tentu, masa depan telah dibuat Yayasan Qatar,” ucap Sheikha Moza dilansir laman Yayasan Qatar.
Ia menambahkan, pada pembangunan Education City itu didasari dua dimensi. “Pertama, itu datang dari peran saya sebagai seorang ibu yang peduli tentang pendidikan anak-anak saya. Dan, kedua peran secara nasional, yang merefleksikan peran kami untuk pengembangan masyarakat,” tuturnya.
Selain pendidikan, Education City juga dilengkapi rumah sakit berbasis riset bernama Sidra Medical and Research Center. Ada pula pendidikan gaya “majelis” yang dipertahankan Qatar melalui Doha Debates untuk anak-anak sekolah dasar dan menengah guna mengikuti perlombaan debat internasional.
Qatar juga memiliki salah satu perpustakaan terlengkap di kawasan Timur Tengah melalui Perpustakaan Nasional Qatar. Total sekitar satu juta buku dan lebih dari 500.000 buku elektronik (e-book) menjadi koleksi perpustakaan itu.
Tak hanya ilmu, Education City juga dilengkapi fasilitas olahraga kelas utama. Stadion Education City setelah ajang Piala Dunia 2022 akan diubah menjadi arena multi-cabang olahraga, mulai dari sepak bola, atletik, basket, tenis, bulutangkis, bola voli, dan padel. Di luar stadion pun sudah tersedia taman skateboard.
Sebagai ruang terbuka hijau, Education City memiliki Oxygen Park yang juga bisa digunakan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan luar ruangan, seperti pentas musik. Ratusan pohon di taman itu juga dibekali penjelasan tentang nama latin dan jenisnya. Beberapa pohon juga dilengkapi bendera yang ditanam delegasi negara sahabat, misalnya Turki dan Aljazair, ketika berkunjung ke Oxygen Park beberapa tahun lalu.
Selain itu, Qatar tidak melupakan pentingnya perkembangan ilmu-ilmu Islam. Masjid Education City tidak hanya menjadi tempat melaksanakan shalat lima waktu, tetapi juga menjadi forum pendidikan Islam bagi seluruh kalangan di Qatar, mulai dari anak-anak sampai orang tua dan pria dan wanita.
Tak hanya warga setempat, wisatawan asing yang tidak beragama Islam juga diperbolehkan mengunjungi masjid itu. Mereka akan dipandu petugas masjid untuk mengenal fungsi-fungsi berbagai ruangan di masjid itu.
“Masjid ini terbuka untuk siapapun,” kata Rasheed, salah satu petugas keamanan di masjid itu.
Berjalan-jalan di kawasan Education City jadi ingat kisah-kisah kekhalifahan muslim berabad-abad lalu yang memiliki pusat pendidikan dan perpustakaan besar.
Ya, Qatar telah membangun pusat peradaban yang akan membawa manusia mereka unggul di kawasan hingga dunia.