Peraturan selama di Piala Dunia 2022 bersifat fleksibel bagi jurnalis. Ada saja aturan baru yang hadir di tengah-tengah turnamen berlangsung.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Piala Dunia sebagai salah satu ajang olahraga terbesar tentu memiliki banyak aturan bagi semua pihak, termasuk jurnalis. Aturan itu pun sejatinya dibuat untuk menghadirkan kenyamanan dan menghindari potensi bahaya sekecil apa pun, terutama saat menonton pertandingan.
Salah satu aturan ketat yang diterapkan FIFA adalah ketentuan membatasi interaksi antara wartawan dan pemain ketika berada di mixed zone stadion. Dengan aturan itu, jurnalis dilarang mengambil foto, merekam video, dan melakukan swafoto dengan pemain yang melintas dari ruang ganti menuju bus tim.
Jika melanggar, kartu identitas media akan didata untuk dicatat telah melakukan pelanggaran. Bahkan, bisa pula kartu identitas langsung diambil oleh petugas media FIFA yang bertugas di stadion.
Namun, tidak semua aturan itu langsung diterapkan sejak awal turnamen Piala Dunia 2022 berjalan. Kompas mengalami beberapa kali perubahan aturan yang hadir selama meliput beragam kegiatan terkait sepak bola di Qatar.
Perubahan signifikan yang terasa pertama adalah mengenai larangan jurnalis tulis untuk mengambil foto dan merekam video di lapangan latihan. Pada Piala Dunia edisi sebelumnya, sesi latihan tim menjadi momen yang ”bebas” bagi wartawan tulis membuat dokumentasi berupa foto dan video.
Kebebasan itu saya rasakan ketika menyaksikan latihan Belgia di kota Salwa, Qatar, pada pekan pertama babak penyisihan Qatar 2022. Saya bertanya kepada petugas media FIFA yang bertugas di Belgia, Jayne Pearce-McMenamin, perihal aturan foto dan video itu bagi jurnalis tulis.
”Kamu diperbolehkan mengambil foto dan video di sini. Larangan hanya berlaku di pertandingan,” ujar Pearce-McMenamin sembari tersenyum.
Saya pun berkesempatan membuat konten video untuk Youtube Harian Kompas, lalu mengambil beberapa foto untuk menunjang tulisan dari persiapan Belgia di awal babak penyisihan.
Memasuki pekan kedua, wartawan tulis dilarang mengambil foto dan video selama menyaksikan latihan. Larangan itu berlaku untuk mengambil foto dan video dengan telepon seluler.
Momen pertama saya rasakan aturan itu ketika mendatangi latihan Portugal di kawasan Al Shahaniya, Doha. Saya ditegur petugas media FIFA ketika merekam momen awal latihan Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan. Setelah itu, datang ke sesi latihan hanya bisa untuk mengumpulkan deskripsi tentang suasana latihan tim.
Wi-Fi portabel
Aturan yang paling akhir berlaku adalah larangan penggunaan perangkat Wi-Fi portabel di dalam stadion. Saya yang membawa Wi-Fi portabel dari Jakarta agar tidak perlu membeli kartu SIM di Qatar kena imbas aturan itu ketika hendak memasuki Stadion Internasional Khalifa, Sabtu (3/12/2022).
Kamu diperbolehkan mengambil foto dan video di sini. Larangan hanya berlaku di pertandingan.
Sebelum memasuki stadion untuk menyaksikan laga babak 16 besar antara Belanda dan Amerika Serikat, tas seperti biasa masuk ke dalam pemeriksaan sensorik seperti di bandara. Dalam pemeriksaan, tas itu tidak ada masalah.
Namun, tiba-tiba seorang petugas keamanan menanyakan benda berwarna jingga yang saya taruh di meja sebelum saya melewati alat pemindai tubuh di pos keamanan itu. Setelah saya beri tahu itu adalah Wi-Fi portabel, petugas keamanan itu langsung mengarahkan saya ke komandannya yang berada di dekat pintu keluar pos pemeriksaan tersebut.
Setelah mereka berbincang dengan bahasa Arab, komandan keamanan itu berkata kepada saya, ”Wi-Fi portabel tidak diizinkan masuk ke dalam stadion. Ini dilarang.”
Mendengar itu, saya terkejut. Baru pertama kali perangkat itu dikategorikan salah satu benda terlarang untuk dibawa masuk ke dalam stadion.
”Saya sudah bawa benda ini ke tujuh stadion lain, tidak ada masalah. Kenapa aturan itu berbeda di sini (Stadion Internasional Khalifa)?” kata saya.
Setelah kami berdiskusi, akhirnya komandan keamanan itu meminta saya menitipkan Wi-Fi portabel itu ke tenda penitipan barang-barang yang dilarang. Sebelumnya, permintaan saya agar boleh membawa perangkat itu untuk dimasukkan ke dalam loker di ruang media di kawasan stadion ditolak.
Ketika saya tiba di tenda penitipan barang terlarang, seorang petugas pun ikut merasa heran dengan aturan itu.
”Jurnalis seharusnya tidak masalah membawa benda ini (Wi-Fi portabel). Mohon maaf atas aturan yang berlaku di sini,” ujarnya sembari memberikan saya secarik kertas untuk bukti pengambilan setelah pertandingan selesai.
Setelah pengalaman dari Stadion Internasional Khalifa, dalam tiga hari selanjutnya ketika menyaksikan laga babak 16 besar, saya dengan terpaksa meninggalkan Wi-Fi portabel di loker yang berada di pusat media utama (main press center) yang berada di Qatar National Convention Center.
Beruntung, di bus menuju stadion dan di tribune stadion jaringan Wi-Fi yang disediakan FIFA cukup bagus sehingga urusan koneksi untuk pengiriman berita tidak ada masalah.
Piala Dunia 2022 memasuki sepuluh hari pamungkasnya. Apakah bakal ada aturan baru lagi yang diterapkan? Siapa tahu....