Dari duduk di kursi media hingga mengibarkan bendera Amerika Serikat adalah pemandangan unik yang diperagakan pendukung Iran. Mereka adalah salah satu suporter paling atraktif di Piala Dunia 2022.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
Ada-ada saja tingkah pendukung Iran pada laga pamungkas tim kesayangan mereka menghadapi Amerika Seikat di Grup B, Rabu (30/11) dini hari WIB. Dari pengalaman Kompas meliput sekaligus menyaksikan laga babak penyisihan Piala Dunia 2022, fans ”Team Melli” adalah kelompok suporter yang paling bikin geram petugas keamanan di tribune stadion.
Pada laga yang berlangsung di Stadion Al Thumama, Doha, itu, segelintir warga Iran yang datang langsung untuk mendukung timnasnya memilih duduk sesuka hati tanpa memedulikan barisan dan nomor kursi yang tertulis di tiket mereka. Tempat yang mereka duduki adalah kursi tribune zona media.
Mereka langsung saja duduk di barisan terdepan kursi media yang masih kosong. Alasan mereka duduk di situ karena mereka melihat juga sudah ada pendukung Iran yang lebih dahulu duduk di barisan itu.
Tidak hanya satu baris yang mereka tempati, tetapi lebih dari lima barisan kursi tribune media yang hampir setengahnya ditempati pendukung Iran. Bahkan, ada satu pendukung memilih duduk di kursi fotografer, yang disiapkan untuk mengambil foto dari tribune.
Melihat situasi itu, beberapa petugas keamanan di dalam tribune menghampiri mereka untuk memeriksa tiket. Ketika diminta untuk menunjukkan tiket, ada lagi alasan mereka. Seperti telepon seluler tidak ada jaringan internet sehingga mereka tidak bisa mengakses e-ticket. Padahal, mayoritas dari mereka memegang tiket fisik yang dipindai sebelum masuk ke dalam kawasan tribune.
”Mohon maaf tuan, ini bukan kursi penonton. Ini untuk media. Bisa saya lihat tiketnya? Nanti rekan saya akan antarkan tuan ke tempat duduk yang sesuai tiket,” ucap Hamdi, salah satu petugas keamanan, kepada dua fans pria yang duduk tepat di depan saya.
”Kalau dia (wartawan) sudah datang, saya akan pindah,” jawab salah satu pendukung itu.
Ketika temannya sedang bersitegang dengan petugas keamanan, satu pendukung menengok ke belakang. Ia tiba-tiba bertanya kepada saya, ”Apakah ada WiFi di sini?”
Sekilas saya melihat, ia tengah membuka aplikasi Instagram yang tidak berjalan di telepon selulernya. Saya merespons dengan menggelengkan kepala.
Ditertibkan
Sekitar setengah jam sebelum laga dimulai, atau ketika semua pemain tengah melakukan pemanasan, datang penanggung jawab petugas keamanan tribune yang mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan alat komunikasi yang terpasang di telinganya. Pria berambut pirang dengan tinggi sekitar 1,85 meter itu langsung menertibkan para pendukung Iran.
Melalui sepak bola, kami lupakan sementara permusuhan. Saya tidak merasa bersalah membawa bendera AS.
Rupanya pendukung Iran itu tidak bisa berkompromi dengan petugas itu, berbeda seperti yang mereka lakukan kepada petugas keamanan tribune yang berwajah Asia Selatan atau Arab. Penanggung jawab keamanan itu tanpa banyak berbicara langsung meminta semua pendukung Iran yang duduk di tribune media untuk berdiri.
Selanjutnya, ia mengantar para suporter itu ke arah tribune lebih atas yang sesuai dengan nomor tiket mereka. Setelah urusan pendukung Iran itu mereda, Hamid bisa sedikit tersenyum.
”Terlalu banyak masalah yang mereka katakan,” kata Hamid.
Mengibarkan dua bendera
Selain soal salah duduk, pendukung Iran juga banyak yang menyita perhatian karena membawa bendera negara mereka sekaligus bendera Amerika Serikat ke dalam tribune. Mereka mengibarkan dua bendera dari dua negara, yang berseteru geopolitik itu, seperti tidak ada apa-apa dalam hubungan kedua negara dalam tiga dekade terakhir.
Moussa, salah satu pendukung Iran yang membawa dua bendera tim yang berhadapan itu, mengungkapkan, dia mendapat dua bendera itu di luar stadion. Ada gerai yang menyediakan bendera kedua tim.
Ketika ditanyakan tentang konflik negaranya dengan AS, ia menjawab, ”Melalui sepak bola, kami lupakan sementara permusuhan. Saya tidak merasa bersalah membawa bendera AS.”
Patut diakui, pendukung Team Melli adalah salah satu pendukung yang tidak kenal lelah mendukung timnas mereka. Mereka tak pernah berhenti bernyanyi selama 90 menit.
Meskipun setelah laga beberapa mata suporter berkaca-kaca akibat Iran kalah 0-1 dari AS, mereka tetap memberikan tepuk tangan saat melihat pemain Iran melakukan lap of honour atau berjalan mengelilingi sisi tribune untuk mengapresiasi dukungan suporter.
Kegagalan melaju ke fase gugur jelas menjadi kekecewaan besar bagi pendukung Iran sebab mereka hanya butuh hasil imbang untuk mendampingi Inggris ke babak 16 besar. Tetapi, apa daya, hasil akhir laga sepak bola terkadang tidak berjalan sesuai dengan keinginan.
Setelah pertandingan, saya berjumpa lagi dengan Moussa yang telah mengalungkan syal berwarna merah dengan logo Portugal. ”Iran memang kalah, tetapi saya akan mendukung Portugal,” katanya. Lho....