Meski telah memasuki musim dingin, cuaca di Doha, Qatar, masih terasa panas. Untuk mengantisipasi risiko dehidrasi perlu minum sebanyak-banyaknya.
Oleh
YUNIADHI AGUNG
·4 menit baca
"Cuaca sudah lumayan enak sekarang, tidak terlalu panas" ujar Heriadi Joewono (53), seorang warga negara Indonesia yang bekerja sebagai konsultan arsitektur ASTAD Qatar, Rabu (16/11/2022). Saya dan wartawan Kompas, M Ikhsan Mahar seketika saling berpandangan.
Bagi kami berdua, jawaban itu sangat tidak bisa kami terima. Sejak kedatangan kami ke Qatar, Selasa (15/11/2022) kami langsung disambut dengan cuaca yang mengagetkan. Ini adalah kunjungan pertama kami di kawasan timur tengah yang dikenal dengan cuaca kering dan suhu yang panas.
Piala Dunia 2022 di Qatar adalah kali pertama Piala Dunia digelar pada musim dingin. Umumnya, ajang Piala Dunia digelar pada musim panas mulai pertengahan bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli, tetapi karena pada kurun waktu tersebut kondisi cuaca di Qatar sangat panas dengan suhu mencapai 50 derajat Celsius maka Piala Dunia 2022 digeser ke November-Desember 2022.
Meski sudah masuk musim dingin, suhu di Kota Doha, Qatar, yang masih berada di kisaran 29-31 derajat Celsius masih sangat menyiksa bagi kami. Walau secara umum suhu lebih rendah dari suhu rata-rata harian di Kota Jakarta, tetapi di Qatar, kita langsung head to head dengan terik matahari.
Di Indonesia, sering kali saat terik kita mendapat "bonus" teduh dari awan yang melintas. Di Qatar, yang tersaji adalah langit biru tanpa awan sepanjang pagi hingga sore. Jangan berharap mendung apalagi hujan, di Qatar hujan biasanya hanya turun satu kali atau dua kali dalam satu tahun dan itu terjadi di bulan Februari atau Maret. Jika ada ungkapan gurauan yang mengatakan "mataharinya ada dua" saat panas terik di Indonesia, maka di sini "mataharinya ada lima".
Terik panas inilah yang harus kita hadapi setiap hari selama berada di Qatar. Sebagian besar tempat yang kami tuju selalu harus ditempuh dengan berjalan kaki.
Setiap pagi, kami berdua berjalan kaki dari tempat kami menginap menuju ke Stasium Metro Oqba Ibn Nafie yang berjarak 1 kilometer. Meski baru pukul 09.00, kami harus menyiapkan diri untuk melindungi kulit dari sengatan matahari.
Saya selalu mengenakan jaket tipis yang selama ini menjadi teman naik motor selama di Indonesia. Jaket ini terbukti bisa meredam panas dan tidak gerah saat dipakai.
Cuaca sudah lumayan enak sekarang, tidak terlalu panas.
Bagi kami, tidak ada opsi berteduh saat menuju ke suatu tempat. Jalan dengan langkah yang cepat untuk sesegera mungkin tiba di tujuan adalah pilihan terbaik untuk lekas terbebas dari terik matahari.
Panas di Qatar bisa membuat tubuh kita kekurangan cairan dan berakibat dehidrasi. Sebelum mengambil rute jalan kaki melintasi panas, saya selalu menyempatkan minum air sebanyak-banyaknya.
Meski tubuh telah terisi cairan yang cukup, tenggorokan kering bisa menyerang dengan cepat. Bahkan untuk jalan kaki yang hanya sekitar 15 menit, saya bisa sangat kehausan.
Dalam sehari, rata-rata saya berjalan kaki lima kilometer, sehingga bekal air minum di tas tidak pernah terlupakan. Selain air minum dalam kemasan, saya sesekali menenggak minuman bersoda untuk sekadar mengisi gula ke dalam tubuh. Sayangnya, di Qatar tidak ada pedagang kaki lima yang berjualan minuman teh dalam kemasan botol yang "berkeringat" disimpan dalam kotak pendingin.
Meski disiplin meminum air sesering-seringnya, saat meliput latihan wasit Piala Dunia 2022 di Qatar Sports Complex di West Bay, Doha, Qatar, Jumat (18/11/2022) saya akhirnya tumbang. Kala itu, sekitar pukul 11.00 saya harus berdiri di pinggir lapangan untuk memotret para wasit yang sedang berlatih simulasi penanganan pertandingan.
Saya bersama fotografer lain dan kameramen terpapar terik matahari selama satu jam. Usai memotret, badan saya terasa lemas. Meski sudah minum air dalam jumlah yang banyak, badan saya tetap loyo.
Untungnya, kondisi fisik saya masih bagus sehingga pekerjaan hari itu bisa saya selesaikan. Badan yang lemas akibat dehidrasi kembali pulih setelah cukup beristirahat malam itu.
Tiada alasan untuk mengeluh dengan kondisi cuaca yang panas selama Piala Dunia 2022. Alam menunjukkan kuasanya, kita sebagai manusia hanya perlu berdamai dengannya.