Trio Unggulan Merawat Kesempurnaan di Jazirah Arab
Portugal, Brasil, dan Perancis membuktikan kapasitasnya sebagai trio unggulan dan calon juara. Mereka tampil sempurna meskipun sempat didera beragam isu dan persoalan, mulai dari badai cedera hingga disharmoni pemain.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
DOHA, SELASA — Di tengah sulitnya mencapai konsistensi di ajang Piala Dunia Qatar 2022, tiga tim unggulan, yaitu Brasil, Portugal, dan Perancis, mampu merawat kesempurnaan. Hanya mereka yang sejauh ini tampil sempurna di penyisihan grup. Pencapaian itu bak keajaiban mengingat ketiga tim itu sempat diterjang kondisi yang tidak ideal sebelum bertempur di Qatar.
Portugal memastikan satu tiket ke babak 16 besar Piala Dunia Qatar seusai menaklukkan Uruguay dengan skor 2-0 dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Lusail Iconic, Selasa (29/11/2022) dini hari WIB. Kemenangan itu bersejarah bagi Portugal. Untuk kali pertama sejak 1966, mereka bisa mengalahkan tim Amerika Selatan. Tim ”Selecao Das Quinas” kini tinggal membutuhkan satu poin lagi di Qatar untuk mengunci status sebagai juara Grup H.
Capaian serupa diraih Brasil yang mengatasi Swiss dengan skor tipis, 1-0, di Stadion 974. Menurut Opta, laga itu menjadi kemenangan pertama Brasil atas Swiss di Piala Dunia. Pada dua duel sebelumnya, Brasil selalu ditahan imbang sang wakil Eropa.
Selain itu, tim ”Samba” mencatatkan tren menawan, yaitu tidak terkalahkan di 17 laga penyisihan grup Piala Dunia secara beruntun. Catatan itu menjadi rekor baru. Tak hanya itu, Brasil juga selalu menang di 10 laga terakhir di berbagai ajang.
Hal yang tidak kalah menakjubkannya, untuk kali pertama sejak edisi 2006, gawang Brasil tidak kebobolan di dua laga awal penyisihan grup Piala Dunia. Pada laga pertama di Qatar, Brasil mengalahkan Serbia, 2-0.
Capaian sempurna Portugal dan Brasil itu sebetulnya merupakan ”kejutan” mengingat mereka sempat diterpa sejumlah masalah. Brasil, misalnya, kehilangan maestro lini serangnya, Neymar Jr, akibat cedera saat melawan Serbia. Sementara Portugal diguncang isu tidak sedap terkait keharmonisan tim.
Isu keretakan hubungan di antara penggawa skuad Portugal menjelang Piala Dunia Qatar membuat banyak pihak mengira mereka akan kesulitan meraih hasil bagus. Isu itu mengemuka setelah hasil wawancara megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo, dengan presenter Inggris, Piers Morgan, dipublikasikan.
Ketika menang, kami menang bersama. Begitu pun juga jika kalah. Kami harus bermain secara satu kesatuan. Itulah hal terpenting untuk bisa juara.
Dalam wawancara eksklusif itu, Ronaldo mengkritik habis-habisan Manchester United, juga rekan-rekan setimnya. Hubungan antara Ronaldo dan pemain Portugal lainnya, Bruno Fernandes, pun dikabarkan memburuk.
Kontroversi gol Ronaldo
Dugaan itu kian menguat setelah beredarnya video dari markas latihan Portugal yang menayangkan gestur dingin Fernandes kepada Ronaldo. Tidak hanya itu, pada laga versus Uruguay, Ronaldo juga sempat terlihat mengklaim gol Portugal yang sesungguhnya dicetak Fernandes.
Namun, seluruh isu tak sedap itu ditepis Fernandes. Ia menegaskan, timnya baik-baik saja. ”Saya tidak peduli siapa yang sesungguhnya mencetak gol. Saat itu, saya memang mengira ia menyentuh bola. Saya mengoper bola ke dia. Hal terpenting adalah kami menang atas lawan yang tangguh,” ujar Fernandes.
Seperti dikatakan Fernandes, kemenangan itu memang vital bagi Portugal. Selain memastikan tiket ke fase gugur, kemenangan atas Uruguay itu menjadi pertanda baik. Untuk kali ketiga sepanjang sejarah, Portugal meraup poin sempurna pada dua laga awal Piala Dunia. Dalam dua capaian sebelumnya, yaitu pada 1966 dan 2006, Portugal selalu lolos hingga semifinal.
Isu keretakan tim Portugal pun mereda dan berganti optimisme tinggi. ”Kami menunjukkan sebagai tim sangat kuat, baik dalam hal kualitas permainan maupun ikatan di antara para pemain. Begitulah hal-hal positif tercapai. Kami akan selalu bekerja seperti ini,” kata Pelatih Portugal Fernando Santos kepada Sky Sports.
Peran Casemiro
Seperti Portugal, Brasil juga menepis kekhawatiran anjloknya performa, yaitu akibat absennya pemain kunci, Neymar. Pada 2014 Brasil digilas Jerman, 1-7, pada laga semifinal di rumah sendiri. Neymar absen karena cedera.
Namun, kali ini, di Qatar, Brasil membuktikan absennya Neymar bukan hambatan bagi kiprah mereka. Menghadapi Swiss, yang tampil sangat solid dan sulit ditembus lawan, Brasil memperlihatkan mereka punya banyak pilihan dalam membuat gol.
Ketika barisan lini serang mewah Brasil, seperti Richarlison, Raphinha, Vinicius Jr, Gabriel Jesus, dan Antony, gagal memecahkan kebuntuan, Casemiro menghadirkan jawaban. Tak hanya piawai memutus aliran bola lawan, gelandang jangkar MU itu juga mampu membuat gol yang dibutuhkan timnya.
Statistik laga menunjukkan, selain gol, ia melepaskan lima operan ke area sepertiga akhir pertahanan lawan. Untuk urusan bertahan, ia juga lima kali melakukan intersep dan enam kali merebut bola.
Jimat Brasil
Casemiro pun lantas dianggap ”jimat” Brasil. Saat Brasil disingkirkan Belgia, 1-2, pada perempat final edisi 2018 lalu di Rusia, ia absen. ”Casemiro adalah gelandang terbaik sejagat untuk waktu yang cukup lama,” puji Neymar.
Meskipun banjir pujian dan dinobatkan sebagai pemain terbaik di laga itu, Casemiro dengan rendah hati berkata, tiada pemain yang lebih besar dari tim. ”Ketika menang, kami menang bersama. Begitu juga jika kalah. Kami harus bermain secara satu kesatuan. Itulah hal terpenting untuk bisa juara,” ujarnya.
Selain Portugal dan Brasil, juara dunia dua kali, Perancis, juga telah lolos ke babak 16 besar berkat dua kemenangan beruntun di Qatar. Pada awalnya, Perancis juga diragukan tampil impresif karena dihantam badai cedera pemain sebelum Piala Dunia bergulir. Perancis kehilangan pemain penting, seperti Paul Pogba, Christopher Nkunku, Karim Benzema, dan N’Golo Kante.
Kehilangan banyak pemain kunci nyatanya tidak mengurangi kekuatan Perancis. Tim ”Ayam Jantan” tetap perkasa dengan mengalahkan Australia dan Denmark di dua laga penyisihan Grup D. Rentetan kemenangan itu menjadikan sang juara bertahan tim pertama yang lolos ke babak 16 besar di Qatar. Melawan Tunisia, Rabu, Perancis berupaya mempertahankan status juara grup. (REUTERS)