Korea Selatan menyingkirkan Jerman di Piala Dunia Rusia 2018 dan mencoba mengulang kejutan di Piala Dunia Qatar 2022 saat menghadapi Uruguay di laga pembuka penyisihan Grup H.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
DOHA, RABU — Korea Selatan berambisi tampil mengejutkan di Piala Dunia Qatar 2022. Ambisi diawali dengan menghadapi Uruguay di laga penyisihan Grup H di Stadion Education City, Doha, Qatar, Kamis (24/11/2022) pukul 20.00 WIB.
Grup H berisi Portugal, Ghana, Korea Selatan, dan Uruguay yang bermodal prestasi apik kejuaraan benua. Portugal kampiun Eropa 2016. Ghana empat kali juara Afrika. Korea Selatan kampiun Asia dua kali. Uruguay 15 kali juara Copa America dan 2 kali memenangi Piala Dunia (1930 dan 1950). Persaingan menuju fase gugur cukup ketat.
Di antara ketiga lawan ”Ksatria Taegeuk”, julukan Korea Selatan, di Qatar 2022, Uruguay yang punya sejarah membawa kesulitan. Mengutip thesoccerworldcups, Korea Selatan babak belur di Piala Dunia Italia 1990 karena kalah di tiga laga penyisihan Grup E termasuk 0-1 dari Uruguay. Dua dekade kemudian atau Afrika Selatan 2010, lagi-lagi Uruguay dengan skor 2-1 menjadi biang kekalahan Korea Selatan di perdelapan final.
Dari catatan pertemuan, Korea Selatan dan ”La Celeste” atau ”Sang Biru Langit”, julukan Uruguay, telah delapan kali bertarung termasuk dua laga di Piala Dunia (1990 dan 2010). Hasilnya, Korea Selatan-Uruguay seri 2-2 di laga perdana Nehru Cup 1982, empat laga persahabatan dan dua laga Piala Dunia kurun 1990-2014 dimenangi oleh Uruguay, dan pertemuan terakhir di laga persahabatan pada Oktober 2018, Korea Selatan akhirnya menang dengan skor 2-1.
Dilihat dari catatan pertemuan itu, Korea Selatan inferior. Sejumlah situs bursa taruhan juga lebih mengunggulkan Uruguay daripada Korea Selatan. Namun, sebagai catatan, keunggulkan Uruguay dipandang akan tipis terhadap Korea Selatan dengan margin satu gol. Artinya, Korea Selatan bisa membalik prediksi dan keyakinan bursa taruhan seperti di laga persahabatan terakhir itu.
Mengutip FIFA, gelandang Hwang In-beom mengingat kejutan Korea saat bersama Jepang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002. Ketika itu, In-beom baru berusia 6 tahun. Korea Selatan menembus semifinal dan dihentikan Jerman dengan skor 1-0. Di perebutan tempat ketiga, Korea Selatan kalah 2-3 dari Turki. Saat itu, ”Ksatria Taegeuk” menang 2-0 dari Polandia, seri 1-1 dengan Amerika Serikat, dan menang 1-0 atas Portugal di fase Grup D. Selanjutnya, jago Eropa Italia diempaskan dengan skor 2-1 di perdelapan final, lalu Spanyol dipulangkan dalam drama adu penalti 5-3.
”Peristiwa itulah yang membuatku bermimpi menjadi pemain sepak bola,” kata In-beom. Impiannya terwujud dengan membela Daejeon Citizen lalu Vancouver Whitecaps, Rubin Kazan, dan kini Olympiacos. In-beom dipercaya menjadi Ksatria Taegeuk sejak 2018 dan telah “berperang” di 37 laga dengan kontribusi 4 gol. Rekan setimnya di Olympiacos ialah penyerang Hwang Ui-jo yang telah turun di 49 laga dan menceploskan 16 gol bagi Korea Selatan.
Kejutan lainnya terjadi pada Piala Dunia Rusia 2018. Korea memulangkan Jerman, juara edisi Brasil 2014, di fase Grup F dengan skor 2-0. Korea memang tidak lolos ke fase gugur karena kalah 0-1 dari Swedia dan 1-2 dari Meksiko. Namun, kemenangan atas Jerman itu seolah membalas semifinal 2002. Di edisi lalu, In-beom memang tidak dibawa oleh pelatih Shin Tae-yong yang kini menangani Indonesia.
Namun, dengan pelatih baru Paulo Bento (Portugal), In-beom punya keyakinan Korea Selatan dapat membuat kejutan setidaknya kembali menumbangkan tim besar Eropa dan Amerika. Korea Selatan diperkuat bintang Tottenham Hotspur sekaligus sang kapten Son Heung-min (104 laga dan 35 gol) yang dapat bermain di posisi gelandang serang, sayap serang, dan penyerang. ”Temanku Ui-jo penyerang yang kuat dan bisa bertarung dengan bek mana pun,” katanya.
Dalam jumpa pers, Rabu (23/11/2022) petang, Bento mengatakan, Heung-min dapat diturunkan dalam laga kontra Uruguay. Sang kapten sempat diragukan bisa tampil karena cedera dan harus memakai topeng setelah operasi wajah. Cedera itu diderita dari laga Liga Champions saat membela Hotspur. ”Dia dapat bermain dan bisa diturunkan,” ujarnya.
Kepastiannya besok, tetapi kami sangat berharap dia merasa nyaman untuk berlaga. Dia juga tahu kami tidak dapat mengambil risiko tinggi.
Heung-min akan turun meski harus memakai topeng guna melindungi wajah. Dalam sesi-sesi latihan, sang pemain merasa tidak ada keluhan. Heung-min ngotot ingin bermain meski Bento telah memikirkan opsi jika sang kapten tidak dapat turun. ”Kepastiannya besok, tetapi kami sangat berharap dia merasa nyaman untuk berlaga. Dia juga tahu kami tidak dapat mengambil risiko tinggi,” kata Bento.
Di sisi Uruguay, kiper Sergio Rochet mengatakan, Piala Dunia Qatar bukan turnamen yang dihadiri untuk hiburan. Uruguay berambisi melangkah jauh. Kekuatan tim dirasa seimbang dengan kehadiran pemain senior seperti Diego Godin (kapten) di lini pertahanan dan duet striker veteran Luis Suarez dan Edinson Cavani.
”Bermain bersama mereka merupakan kebanggaan,” kata Rochet yang tujuh laga terakhir bersama Uruguay menggeser peran kiper utama Fernando Muslera. Ini adalah piala dunia perdana bagi Rochet sehingga berharap dapat tampil penuh untuk Uruguay.
Alonso mengatakan, Korea Selatan merupakan lawan yang tangguh. Dalam Piala Dunia, tiada lawan yang bisa diremehken. Mereka juga mengacu pada kejutan-kejutan yang dibuat tim-tim peserta. Misalnya, kemarin, Arab Saudi mengalahkan Argentina, salah satu kekuatan utama sepak bola Amerika Latin.
”Kami siap untuk menghadapi Korea Selatan dan berharap tim dapat memetik hasil positif,” kata Alonso. (AFP)