Cara Inggris dan Korea Selatan Memperlakukan Kejayaan Masa Lampau
Inggris dan Korea Selatan pernah berjaya di dua edisi Piala Dunia yang berbeda. Mereka punya cara masing-masing dalam memanfaatkan kejayaan masa lampau itu untuk meraih kesuksesan pada Piala Dunia saat ini.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
AFP/PAUL ELLIS
Tiga bek tim nasional Inggris, dari kiri ke kanan, Harry Maguire, Kyle Walker, dan Kieran Trippier, mengikuti latihan tim di Stadion Al Wakrah, selatan Doha, Qatar, Minggu (20/11/2022). Inggris akan melawan Iran pada laga pembuka Grup B Piala Dunia 2022, Senin (21/11).
DOHA, SENIN — Inggris dan Korea Selatan merupakan dua negara yang rutin menembus putaran final Piala Dunia dalam dua dekade terakhir. Keduanya pun pernah mengukir memori manis di Piala Dunia sebelumnya. Akan tetapi, Inggris dan Korea Selatan punya cara berbeda memperlakukan kejayaan masa lampau mereka.
Di bawah besutan Manajer Gareth Southgate, Inggris mampu menembus semifinal Piala Dunia Rusia 2018. Namun, tim ”Tiga Singa” gagal melaju ke partai puncak setelah kalah, 1-2, dari Kroasia. Pada laga perebutan tempat ketiga, Inggris juga harus gigit jari karena takluk, 0-2, dari Belgia.
Kenangan manis pernah menembus semifinal Piala Dunia itu masih melekat kuat di benak suporter Inggris. Pencapaian itu menjadi yang terbaik bagi Inggris sejak menjadi juara Piala Dunia 1966 di rumah sendiri. Para fans Inggris berharap Southgate mampu mengulangi kisah manis itu di Piala Dunia Qatar. Mayoritas pemain yang memperkuat Inggris di Piala Dunia kali ini juga memperkuat tim Tiga Singa saat mencapai semifinal di Rusia.
Gelandang Inggris Jordan Henderson mengatakan, pengalaman pernah menembus semifinal menjadi kekuatan moral yang bisa menguntungkan Inggris. Setelah mencapai semifinal, Inggris mengulangi kejayaan di Piala Eropa 2020. Mereka bahkan lolos ke final, tetapi harus mengakui keunggulan Italia lewat drama adu penalti.
AFP/PAUL ELLIS
Kapten tim nasional Inggris Harry Kane (tengah) bebincang dengan bek John Stones di sela-sela latihan tim di Stadion Al Wakrah, selatan Doha, Qatar, Minggu (20/11/2022).
Menurut Henderson, para penggawa Inggris harus bisa mendapat inspirasi dari keberhasilan di dua turnamen besar sebelumnya itu. ”Mudah-mudahan kami bisa mengambil inspirasi dari prestasi itu dan tampil seperti yang mereka lakukan. Jika kami melakukan itu, saya yakin kami akan menjalani turnamen yang bagus,” kata Henderson, Minggu (20/11/2022).
Henderson dipercaya tidak akan mengambil peran besar di atas lapangan. Gelandang Liverpool itu masih kalah bersaing dengan gelandang yang lebih muda, seperti Jude Bellingham, Kalvin Phillips, dan Declan Rice. Namun, Henderson merupakan salah satu dari tiga pemain senior Inggris di Piala Dunia Qatar.
Henderson bersama Kyle Walker dan Kierran Trippier saat ini berusia 32 tahun. Pengalaman dan pengetahuan mereka amat dibutuhkan di ajang sebesar Piala Dunia. Apalagi, Henderson berpengalaman meraih trofi Liga Champions dan Liga Inggris bersama Liverpool.
Southgate tidak memungkiri kejayaan di Piala Dunia 2018 dan Piala Eropa 2020 akan sangat berarti sebagai pijakan untuk melangkah lebih jauh di Qatar. Di sisi lain, ekspektasi para pendukung Inggris akan sulit dibendung dan apabila berlebihan akan membebani para pemain.
AFP/PAUL ELLIS
Pelatih Inggris Gareth Southgate (tengah) bergurau dengan asisten pelatih Chris Powell (kanan) dan bek Kieran Trippier (kiri) pada sesi latihan tim di Stadion Al Wakrah, selatan Doha, Qatar, Minggu (20/11/2022).
”Tantangan kami adalah memberikan suporter sebuah turnamen yang berkesan. Sebab, kami telah membawa mereka dalam perjalanan yang fantastis dalam dua turnamen terakhir,” ujar Southgate.
Enggan terlena
Kekhawatiran Southgate juga disadari mantan kapten timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2002, Koo Ja-cheol. Memori Korea Selatan di Piala Dunia tidak dapat dipisahkan dari momen heroik ketika mereka menjadi satu-satunya negara Asia yang mampu menembus semifinal.
Tantangan kami adalah memberikan suporter sebuah turnamen yang berkesan. Sebab, kami telah membawa mereka dalam perjalanan yang fantastis dalam dua turnamen terakhir.
Tergabung di Grup D bersama Portugal, Polandia, dan Amerika Serikat, Korea Selatan yang saat itu dipimpin pelatih asal Belanda, Guus Hiddink, tidak terkalahkan. Di babak 16 besar, tim ”Kesatria Taeguk” membungkam Italia yang kala itu menjadi salah satu kekuatan dunia.
Kejutan Korea Selatan berlanjut saat menaklukkan wakil Eropa lainnya, Spanyol, di perempat final lewat adu penalti. Korea Selatan merasakan kekalahan perdana di turnamen itu saat dibekap Jerman, 0-1, di semifinal. Pada pertandingan perebutan tempat ketiga, Korea Selatan kembali takluk, kali ini dari Turki dengan skor 2-3.
AFP/HANDOUT
Foto tertanggal 19 November yang dipublikasikan Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan memperlihatkan anggota boyband BTS, Jeon Jung-kook (tengah bawah), berfoto dengan tim nasional Korea Selatan di tempat latihan tim di Al Egla Training Site 5, Doha, Qatar. Jungkook tiba di Doha untuk tampil pada upacara pembukaan Piala Dunia Qatar 2022.
Menurut Koo, penggemar sepak bola di Korea Selatan selalu mendambakan momentum ajaib itu kembali terulang. Baginya, ekspektasi itu sangat membebani mental pemain Korea Selatan. Sejak Piala Dunia 2002, Korea Selatan paling jauh melangkah hingga babak 16 besar. Mereka kesulitan mengembalikan kejayaan seperti saat bertanding di rumah sendiri.
”Ya, itu adalah pengalaman yang sangat hebat bagi orang-orang, tetapi bagi para pemain, saya merasa bahwa (pencapaian) Piala Dunia saat itu selalu memberikan tekanan,” kata Koo dikutip dari ESPN.
Alih-alih terus berusaha memenuhi ekspektasi penggemar, Koo berpendapat para pemain Korea Selatan sebaiknya keluar dari situasi itu dan mencoba menikmati laga demi laga. ”Itu pengalaman yang sangat bagus untuk orang Korea, tetapi sudah lama sekali. Saya harap para pemain hanya mencoba untuk menikmati, menyadari bagaimana kehormatan terbesar untuk bermain di Piala Dunia, dan mencoba yang terbaik,” tuturnya.
Korea Selatan akan memulai petualangan di Piala Dunia ke-11 mereka dengan menghadapi Uruguay pada 24 November pukul 20.00 WIB. Adapun Inggris akan menantang Iran pada Senin (21/11/2022) pukul 20.00 WIB. (REUTERS)