”Tiga Singa” Menguji Taringnya
Kemenangan ada di depan mata skuad Inggris dalam pertandingan Grup B melawan Iran. Namun, gol pertama dan cuaca panas bisa menjadi faktor penjegal ”Tiga Singa”.
DOHA, MINGGU — Harry Kane, kapten tim nasional Inggris, masih dibayangi penyesalan setelah empat tahun Piala Dunia Rusia 2018 berlalu. Dia sukses menyandang gelar ”Sepatu Emas” sebagai pencetak gol terbanyak, tetapi gagal membawa pulang trofi Piala Dunia ke ”rumah”.
Kane menjadi orang Inggris kedua yang meraih Sepatu Emas, selain Gary Lineker, lewat catatan 6 gol dari 6 laga di Rusia. Namun, dia tetap kecewa karena terhenti di semifinal. Penyerang Tottenham Hotspur itu percaya, Inggris bisa saja juara seandainya dia mencetak gol lebih banyak.
Meraih Sepatu Emas memang pencapaian luar biasa, tetapi terasa aneh karena kami terdepak dari turnamen. Saya sadar seharusnya mencetak lebih banyak gol agar tim ini bisa melangkah jauh. (Kekecewaan) Itu menjadi motivasi untuk lebih baik (di Qatar).
”Meraih Sepatu Emas memang pencapaian luar biasa, tetapi terasa aneh karena kami terdepak dari turnamen. Saya sadar seharusnya mencetak lebih banyak gol agar tim ini bisa melangkah jauh. (Kekecewaan) Itu menjadi motivasi untuk lebih baik (di Qatar),” ujar Kane kepada Fourfourtwo.
Baca juga: Prediksi Opta: Qatar Menang, tetapi Kemasukan oleh Ekuador
Kisah Kane dan Sepatu Emas itu menjadi tajuk di laga pembuka Grup B Piala Dunia Qatar 2022. Inggris akan ditantang Iran di Stadion Internasional Khalifa, Doha, pada Senin (21/11/2022). Gol sang kapten dibutuhkan untuk memecah keraguan rekan-rekannya.
Taring Tiga Singa menumpul dalam enam laga terakhir di Liga Nasional Eropa. Tim asuhan Pelatih Gareth Southgate gagal mencetak gol dalam empat laga di antaranya. Akibat seret gol, mereka tidak mampu menang sekalipun sepanjang kompetisi.
Iran, dipimpin pelatih berpengalaman Carlos Queiroz, pasti akan memanfaatkan krisis percaya diri lawan. Dengan formasi 4-5-1, mereka sudah menyiapkan strategi bertahan total atau parkir bus. Benteng kokoh adalah ciri khas mereka sejak kualifikasi grup Zona Asia.
Baca juga: ”Si Marun” Tak Ingin Malu
Iran hanya kemasukan 4 gol dari 10 laga. Berkat itu, mereka memuncaki grup dan mengungguli Korea Selatan. Tim peringkat ke-20 dunia itu juga sukses menumbangkan Uruguay di laga uji coba September lalu. Penyerang dunia lawan, Luis Suarez dan Darwin Nunez, dibuat tidak berkutik.
”Kami tidak suka kemasukan. Kami juga tidak suka kalah. Karena itu, kami mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bertemu Inggris. Tim ini unik, saya belum pernah melihat pemain yang berdedikasi terhadap negara seperti mereka,” kata Queiroz yang akan memimpin tim di Piala Dunia untuk keempat kali beruntun.
Karena itu, Inggris butuh gol pertama secepat mungkin. Mereka bisa melepas tekanan sebagai tim unggulan yang sukses di dua turnamen terakhir, masuk semifinal Piala Dunia dan final Piala Eropa. Selain itu, mereka juga otomatis membuka tumpukan parkir bis lawan.
Belajar dari pengalaman sebelumnya di bawah rezim Southgate, Tiga Singa lebih bernyali setelah unggul lebih dulu. Kane dan rekan-rekan memenangi 5 dari 6 laga setelah unggul lebih dulu di Rusia.
Baca juga: Jungkook BTS dan Upacara Pembukaan Piala Dunia 2022 yang Masih Rahasia
Di kualifikasi Zona Eropa, mereka juga mencatat 8 kali menang dari 9 laga setelah mencetak gol pertama terlebih dulu. Setelah unggul, pertahanan juga otomatis lebih nyaman karena tidak perlu bermain terlalu terbuka.
Sumber gol
Kane akan kembali menjadi andalan dalam perburuan gol Tiga Singa. Dia datang dengan status pencetak gol terbanyak selama kualifikasi, 12 gol. Menariknya lagi, menurut Opta, tingkat konversi golnya adalah yang tertinggi di antara pemain dengan koleksi minimal enam gol (36,4 persen). Rata-rata Kane hanya butuh tiga tembakan untuk menjadi satu gol.
Sistem ala Southgate memang diciptakan untuk memfasilitasi kesuburan Kane. Sang ujung tombak diapit oleh kreator peluang terbaik di Liga Inggris, seperti Phil Foden, Bukayo Saka, dan Mason Mount. Kane tetap menempati posisi penyerang tengah meskipun formasi sering berganti mulai dari 4-2-3-1, 4-3-3, hingga 3-4-3.
Inggris juga punya senjata rahasia dari bek sayap kanan, Kieran Trippier. Pemain Newcastle United itu akan menggantikan peran Reece James yang absen akibat cedera. Trippier sudah membuktikan peran pentingnya dalam serangan di dua turnamen terakhir, Piala Dunia Rusia dan Piala Eropa 2020.
Baca juga: Qatar Menyambut Pesta Terakbar
Hanya gelandang Belgia, Kevin De Bruyne, yang bisa menciptakan peluang lebih banyak di dua turnamen itu, 36 kali, setelah Trippier (28). Trippier bisa menjadi berkah tersembunyi dengan keahlian umpan silang dan eksekusi bola mati miliknya.
Southgate punya segalanya di lini serang. Ditambah lagi, gelandang debutan Jude Bellingham (19) yang digadang-gadang sebagai pemain belia terbaik di dunia. Wajar jika Opta memperkirakan probabilitas kemenangan Inggris hingga 72,2 persen, sementara Iran hanya 9,7 persen.
”Kami para pemain mengisi bahan bakar dirinya dengan antusiasme bermain di Piala Dunia, seperti impian mereka waktu kecil. Saya berbicara kepada mereka. Apa pun yang terjadi dalam empat pekan ke depan, periode ini telah menjadi salah satu yang terbaik untuk sepak bola Inggris,” tutur Southgate.
Di sisi lain, Iran datang bukan hanya untuk bertahan lalu tersingkir dari grup seperti dua edisi sebelumnya. Mereka juga ingin merasakan atmosfer babak 16 besar. Itulah alasan dipanggil kembalinya Queiroz untuk menggantikan Dragan Skocic hanya dua bulan sebelum Piala Dunia. Queiroz punya modal pengalaman bersama Iran di Rusia 2018 dan Brasil 2014.
Baca juga: Serba Terkejut di Qatar
Penyerang asal FC Porto, Mehdi Taremi, berpeluang membuyarkan prediksi di atas kertas. Dia adalah sosok Kane untuk Iran. Taremi sudah mencetak 40 gol dalam 63 di timnas. Dia juga mengemas 13 gol dari 19 laga di Porto musim ini, 5 gol di antaranya dicetak di Liga Champions.
Taremi akan menjadi eksekutor dalam rencana serangan balik cepat ala Queiroz. ”Kami memberikan segalanya di Rusia, tetapi tidak berhasil lolos. Itulah sepak bola. Kali ini saya datang untuk memberikan yang terbaik. Kami ingin lolos ke babak gugur,” ujarnya.
Faktor cuaca
Laga nanti akan berlangsung pada pukul 13.00 waktu setempat. Artinya, sorotan matahari sedang terik-teriknya. Adapun cuaca Qatar selama gelaran Piala Dunia diperkirakan mencapai suhu 30 derajat celsius dan kelembapan 60 persen.
Inggris sudah merasakan ”neraka” itu saat berlatih siang bolong di lapangan Al-Wakrah Sports Club. Para pemain terengah-engah dengan keringat yang mengucur deras di wajah. Ketika jeda latihan, mereka langsung berlari mengambil botol minum dan berdiri di depan kipas pendingin raksasa.
Baca juga: Dompet FIFA Menebal karena Piala Dunia Qatar 2022
Problem tersebut bisa menjadi penghalang Inggris. Sebab, pekan lalu, para pemain masih berlaga di Liga Inggris yang dalam cuaca sejuk dengan suhu sekitar 15 derajat celsius. Di sisi lain, Iran yang merupakan negara Timur Tengah sudah terbiasa dengan cuaca padang pasir itu.
”Saya tidak tahu pengaruh apa yang akan dirasakan nanti. Saya tidak pernah punya pengalaman (di Qatar) sebelumnya. Kami pernah bermain di Rusia saat musim panas. Itu cukup panas. Jadi saya pikir kami siap. Apalagi lawan kami juga akan bermain dengan kondisi cuaca yang sama,” kata bek Inggris, Eric Dier. (AP/REUTERS)