”Si Marun” Tak Ingin Malu
Duel dua kuda hitam Grup A, Qatar dan Ekuador, akan membuka Piala Dunia 2022. Kedua tim sepakat menjauhi isu di luar lapangan yang dapat mengganggu fokus mereka.
- Qatar ingin menjaga tradisi tuan rumah Piala Dunia tak pernah kalah di laga pembuka.
- Ekuador andalkan serangan balik cepat dengan Moises Caicedo sebagai pusat serangan.
- Kedua tim tak menanggapi isu suap yang dimunculkan oleh media Inggris.
DOHA, KOMPAS — Tim nasional Qatar akan menorehkan tinta emas dalam sejarah sepak bola mereka ketika menjalani debut di Piala Dunia menghadapi Ekuador, Minggu (19/11/2022) pukul 23.00 WIB, di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar. Tampil di hadapan lebih dari 50.000 pendukung, tim berjuluk ”Si Marun” itu ingin menjaga harga diri tim-tim tuan rumah yang tak pernah terkalahkan di laga pembuka.
Sebagai satu-satunya tim debutan di Piala Dunia 2022, Qatar mengemban beban yang cukup berat. Mereka harus menjaga tradisi tim tuan rumah yang tidak pernah kalah di pertandingan pembuka.
Sejak FIFA menerapkan tim tuan rumah bermain pada laga pembuka di Piala Dunia 2006, belum ada negara penyelenggara gagal meraup poin di pertandingan perdana. Jerman (2006), Brasil (2014), dan Rusia (2018) meraih kemenangan dengan mencetak minimal tiga gol.
Baca Juga: Felix Sanchez Bas, Sentuhan ”Midas” Qatar
Hanya Afrika Selatan yang tidak mempersembahkan tiga poin pada pendukungnya di hari pembuka Piala Dunia 2010. Kala itu, Afrika Selatan ditahan Meksiko, 1-1.
Serupa dengan empat tuan rumah sebelumnya, Si Marun pun tidak ingin menanggung malu di partai pembuka Grup A. Pelatih Qatar Felix Sanchez mengatakan, Ekuador lebih difavoritkan daripada timnya karena lebih berpengalaman tampil di Piala Dunia dengan empat kali partisipasi.
”Mereka adalah tim tangguh yang terbentuk dan terasah dengan persaingan yang kuat di kawasan (Amerika Selatan). Namun, kami ingin memberikan hasil positif di laga perdana ini demi melengkapi momen kebahagiaan yang dirasakan pendukung kami karena bisa tampil pertama kali di Piala Dunia,” kata Sanchez dalam konferensi pers jelang laga di Doha, Sabtu (19/11).
Laga perdana melawan Ekuador juga menjadi kesempatan bagi Sanchez untuk menguji hasil kerja kerasnya membangun tim nasional Qatar. Ia telah berada di Qatar sejak 2006, dimulai dengan menjadi kepala pelatih di Akademi Aspire. Akademi itu adalah pusat pengembangan sepak bola usia muda yang dibentuk Pemerintah Qatar.
Lihat Juga: Qatar Siap Menggelar Piala Dunia 2022
Kemudian, Sanchez melangkah perlahan dengan membangun tim, dimulai dengan memegang timnas Qatar U-19 pada 2013 hingga 2017, lalu ”naik pangkat” menangani tim U-23 dan senior Qatar sejak 2017. Berkat tangan dinginnya, Qatar meraih juara Piala Asia U-19 edisi 2014 dan mengangkat trofi Piala Asia untuk pertama kali pada 2019.
”Kami telah menjalani masa persiapan yang panjang selama 3 tahun terakhir. Semoga semua pemain bisa menampilkan performa terbaik dan mendapat hasil yang sesuai dengan penampilan kami,” kata Sanchez yang berpaspor Spanyol.
Jelang Piala Dunia, Qatar telah berpartisipasi di tiga turnamen besar, yaitu Copa America 2019, Piala Emas 2019, dan Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa. Pada tahun ini, Si Marun telah dua kali menjalani pemusatan latihan di Spanyol.
Kami ingin memberikan hasil positif di laga perdana ini demi melengkapi momen kebahagiaan yang dirasakan pendukung kami karena bisa tampil pertama kali di Piala Dunia.
Sanchez tetap akan menggantungkan harapan besar kepada Almoez Ali untuk mencetak gol ke gawang lawan. Pemain kelahiran Sudan itu adalah pemilik rekor gol terbanyak Si Marun dengan koleksi 42 gol.
Penampilan Ali di turnamen internasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak pada satu edisi Piala Asia dengan sembilan gol. Di Piala Emas CONCACAF 2021, ia menyandang predikat top skor dengan empat gol.
Jika bisa mengalahkan Ekuador, Qatar akan menjadi tim debutan asal Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) perdana yang menang di laga pertama. Menurut Opta, dari 11 tim Asia yang pernah tampil di 21 edisi Piala Dunia sebelumnya, hanya satu tim debutan Asia yang terhindar dari kekalahan. Tim itu adalah Kuwait yang bermain imbang 1-1 melawan Cekoslowakia pada Piala Dunia 1982.
Kans setara
Pelatih Ekuador Gustavo Alvaro tidak menganggap timnya lebih difavoritkan dari Qatar. Menurut dia, status Qatar sebagai juara Asia adalah bukti dari kualitas tim tuan rumah.
Baca Juga: Maraton Tim Pincang
”Mereka di sini (Piala Dunia) bukan hanya karena status tuan rumah sebab mereka bekerja sangat keras untuk berada di level saat ini. Mereka membangun tim yang tangguh dan terorganisasi dengan baik,” tutur Alvaro.
Hal serupa juga disampaikan gelandang Ekuador Moises Caicedo. Kata pemain Brighton & Hove Albion ini, Ekuador dan Qatar memulai laga dengan kans sama kuat untuk meraih kemenangan.
Caicedo mengatakan, timnya berambisi mengakhiri rekor tak terkalahkan tim tuan rumah di laga pembuka. Untuk itu, Ekuador telah mempersiapkan diri dengan maksimal dalam tiga sesi latihan sejak tiba di Qatar, awal pekan ini.
”Kami punya ambisi untuk meraih hasil positif. Namun, Qatar tim yang kuat dan bertenaga. Maka, pemenang pada laga nanti adalah tim yang mampu mempertahankan performa hingga menit terakhir,” ujar Caicedo.
Baca Juga: Menjaga Warisan Tak Lekang Waktu
Caicedo akan menjadi sentra permainan Ekuador yang lebih mengutamakan serangan balik cepat. Kemampuan membaca ruang dan intersep pemain berusia 21 tahun itu penting untuk meredam permainan bola-bola pendek Qatar.
Menjaga fokus
Jelang laga pembuka, suasana ”bising” hadir di media sosial seiring munculnya isu Qatar berusaha menyuap pemain Ekuador agar mengalah di laga pembuka. Tuduhan itu dimunculkan pertama kali oleh media Inggris, Daily Mail.
Isu itu pun hanya dibalas senyuman oleh Sanchez dan kapten tim Qatar, Hassan al-Haydos. Selama masa persiapan, Al-Haydos mengungkapkan, dirinya dan rekan setim menjauhi berita dan akses media sosial demi menjaga fokus.
”Kami menjauhi segala hal yang bisa mengganggu persiapan. Kami hanya fokus pada sepak bola,” kata Al-Haydos, yang akan menjalani laga ke-170 bersama Si Marun ketika tampil melawan Ekuador.
Baca Juga: Optimisme Memayungi Warga Qatar
Alvaro juga enggan menganggap serius isu suap itu. ”Biarkan pemain tampil dan memberikan kebahagiaan bagi pendukung. Menembus Piala Dunia adalah prestasi luar biasa. Jadi, para pemain pantas mendapat pujian atas apa yang telah mereka lakukan,” ucapnya.