Prediksi Opta : Qatar Menang, tetapi Kemasukan oleh Ekuador
The Analyst Opta memprediksi Qatar akan memenangi sepak mula di Grup A kontra Ekuador, tetapi akan kemasukan. Prediksi ini memperkuat tren tuan rumah Piala Dunia yang tak terkalahkan di laga perdana sejak 2006 silam.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Qatar, juara Piala Asia 2019, menceploskan setidaknya dua gol per laga dari tiga pertandingan terakhir.
Di antara tim wakil Amerika Selatan di Qatar, Ekuador adalah yang terlemah dalam sisi prestasi.
Modal Qatar untuk mengalahkan Ekuador salah satunya kemampuan penyerang Almoez Ali. Striker Al-Duhail ini telah menyumbang 9 gol, hanya dari 10 tembakan terarah dalam 7 laga.
Piala Dunia Qatar 2022 dimulai dengan laga pembuka atau sepak mula Grup A antara Qatar dan Ekuador, Minggu (22/11/2022) pukul 23.00 WIB. Tuan rumah Qatar diprediksi menang atas Ekuador, tetapi dengan susah payah atau setidaknya kebobolan.
Menurut prediksi The Analyst Opta, "Si Marun", julukan Qatar, akan menang, tetapi kemasukan oleh "Triwarna" alias Ekuador. Pertimbangan utama prediksi itu ialah tuan rumah pesta bola terakbar tidak pernah kalah dalam laga perdana di turnamen tersebut.
Dari 22 edisi sejak 1930 (tetapi tanpa 1942 dan 1946 karena Perang Dunia 2), tuan rumah punya rekor menawan di laga perdana. Statistik tuan rumah pada laga perdananya ialah 16 kali menang dan 6 kali imbang.
Sejak Piala Dunia 2006, FIFA menerapkan kebijakan bahwa tuan rumah tampil pada laga pembuka turnamen itu. Di Jerman 2006, tim tuan rumah yang berjuluk "Die Mannschaft" menang 4-2 atas Kosta Rika. Di Afrika Selatan 2010, tim tuan rumah yang biasa dipanggil "Bafana Bafana" imbang 1-1 dengan Meksiko.
Lalu, di Brasil 2014, pasukan "Selecao" menang 3-1 atas Kroasia. Di Rusia 2018, skuad tuan rumah yang dijuluki "Sbornaya" bahkan menang telak, 5-0, atas Arab Saudi.
Dari empat edisi itu tercipta 17 gol di laga pembuka atau rerata 4,25 gol per pertandingan. Qatar dianggap masih berada di jalur yang tepat. Qatar, juara Piala Asia 2019, menceploskan setidaknya dua gol per laga dari tiga pertandingan terakhir. Maka, Ekuador, tim tradisional Amerika Latin yang belum pernah merengkuh trofi mayor seperti Copa America, bisa menjadi korban berikutnya dari Qatar.
Menurut Pelatih Qatar Felix Sanchez Bas, sejak menjuarai Piala Asia 2019, timnya telah fokus menatap Piala Dunia 2022. Saat itu, di final Piala Asia 2019, Qatar menang 3-1 atas Jepang, salah satu raksasa Asia. “Semoga semua pemain bisa menampilkan performa terbaik dan mendapat hasil yang sesuai,” ujar pelatih dari Spanyol itu.
Di antara tim wakil Amerika Selatan di Qatar, Ekuador adalah yang terlemah dalam sisi prestasi. Di Piala Dunia, hanya ada tiga negara yang pernah juara Piala Dunia, yaitu Brasil (5 trofi), Argentina (2 trofi), dan Uruguay (2 trofi). Namun, Ekuador merupakan kekuatan tersegar dengan barisan termuda di antara empat wakil Amerika Selatan. Rerata usia tim Ekuador ialah 25 tahun dan 334 hari.
Ekuador mencetak 27 gol sepanjang kualifikasi piala dunia zona CONMEBOL atau Amerika Selatan. Jumlah gol itu yang tertinggi yang pernah dibuat Triwarna dalam sejarah kualifikasi ke Piala Dunia. Qatar menjadi edisi keempat yang pernah Ekuador ikuti. Tiga edisi sebelumnya yang mereka ikuti ialah Korea-Jepang 2002, Jerman 2006, dan Brasil 2014.
Qatar bukan hanya tuan rumah, melainkan telah membuktikan diri berada di level ini (Piala Dunia). (Gustavo Alvaro)
Adapun Qatar diuntungkan dengan status tuan rumah. Mereka memenangi tiga laga terakhirnya yang diadakan di Stadion Al-Bayt, lokasi laga pembuka nanti. Pada tiga laga itu, Qatar tampil meyakinkan dengan agregat skor 9-0. Jika dapat menaklukkan Ekuador, Qatar bakal menjadi tim pertama Asia yang memenangi laga pembuka di Piala Dunia.
Qatar dan Ekuador telah tiga kali bertemu dalam laga persahabatan. Pertama, di Stadion Al-Asadd, Doha, 18 Februari 1996, dengan hasil imbang 1-1. Kedua, masih di Al-Asadd dengan hasil 2-1 untuk kemenangan Ekuador. Pertemuan ketiga digelar Stadion Jassem bin Hamad, 12 Oktober 2018, dengan hasil 4-3 untuk tuan rumah. Dari catatan ini, kedua tim sama-sama mencetak dan kemasukan enam gol alias berimbang.
Pelatih Ekuador Gustavo Alvaro mengakui timnya tidak lebih difavoritkan dari Qatar yang berstatus kampiun Asia terkini. Status itu memperlihatkan kualitas dan kekuatan tuan rumah Qatar. Pengalaman tampil lebih banyak di Piala Dunia tidak menjamin Ekuador bisa menang atas tuan rumah.
“Qatar bukan hanya tuan rumah, melainkan telah membuktikan diri berada di level ini (Piala Dunia),” ujar Gustavo yang berasal dari Argentina.
Modal Qatar untuk mengalahkan Ekuador salah satunya kemampuan penyerang Almoez Ali. Bomber Al-Duhail ini telah memberikan 9 gol hanya dari 10 tembakan terarah dalam 7 laga. Artinya, hanya satu tembakan terarahnya yang tidak berbuah gol.
Ali adalah pilihan utama atau ujung tombak Qatar yang selama ini telah tampil membela tim nasional sebanyak 85 laga dengan kontribusi 42 gol atau rerata satu gol dari dua laga. (AFP/REUTERS)