Momentum perilisan wawancara kontroversial Cristiano Ronaldo dengan Piers Morgan menimbulkan tanda tanya dan berbagai syak wasangka. Benarkah ini menjadi cara Ronaldo menyatakan perpisahan?
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MANCHESTER, SENIN-Manchester United dibuat terhenyak oleh satu per satu pengakuan Ronaldo dalam wawancaranya bersama penyiar sekaligus jurnalis Inggris, Piers Morgan. Video wawancara tersebut dirilis pada Senin (14/11/2022) dini hari WIB. Tepat beberapa saat setelah skuad “Setan Merah” menuntaskan laga tandang ke markas Fulham, sebelum memasuki jeda Piala Dunia.
Dalam wawancara eksklusif tersebut, Ronaldo menumpahkan segala hal yang ia rasakan di musim keduanya setelah bergabung kembali bersama MU dari Juventus. Sebagian besar pernyataan Ronaldo menyinggung suasana internal MU, hubungannya dengan rekan setim serta manajer, dan bagaimana klub memperlakukannya saat ini.
Manchester United mencoba untuk memaksa saya keluar. Tidak hanya manajer, tapi juga orang-orang lain yang ada di sekitar klub. Saya merasa dikhianati. Saya merasa beberapa orang tidak menginginkan saya di Manchester United, tidak hanya musim ini tetapi juga musim lalu.
“Manchester United mencoba untuk memaksa saya keluar. Tidak hanya manajer, tapi juga orang-orang lain yang ada di sekitar klub. Saya merasa dikhianati. Saya merasa beberapa orang tidak menginginkan saya di Manchester United, tidak hanya musim ini tetapi juga musim lalu,” ujar Ronaldo.
Tidak berhenti sampai di sana, bintang timnas Portugal itu juga mengkritik bagaimana Manajer MU, Erik Ten Hag, memperlakukan dirinya. Ronaldo merasa tidak diperlakukan sebagaimana seorang pemain elite dunia yang telah memenangi 32 trofi, termasuk 5 penghargaan Ballon d’Or, 5 gelar Liga Champions Eropa, 1 trofi Piala Eropa bersama Portugal, dan 7 gelar liga di empat negara berbeda.
Di bawah Ten Hag, Ronaldo memang tidak lagi menjadi pilihan utama. Ia lebih sering menjadi penghangat bangku cadangan. Musim ini, Ronaldo baru mencatatkan tiga gol dan dua asis dari 16 penampilan di seluruh kompetisi. Sebagai pemain yang dulu senantiasa merasa selalu dibutuhkan tim untuk meraih kemenangan, situasi seperti ini sulit diterima Ronaldo.
Itu tecermin tiga pekan lalu, saat Ronaldo tertangkap kamera meninggalkan Stadion Old Trafford karena tidak kunjung dimainkan saat melawan Tottenham Hotspur. Setelah insiden itu, banyak kritik mengarah ke Ronaldo. Mayoritas di antaranya menyayangkan sikap tidak profesional Ronaldo terhadap klub.
Belum sembuh luka para fans MU atas perilaku Ronaldo, kapten timnas Portugal itu kembali membuat kontroversi melalui pernyataan-pernyataannya dalam wawancara bersama Morgan. Tidak ayal Ronaldo kembali menuai kecaman. Salah satunya datang dari jurnalis dan juga editor majalan FourFourTwo, Ben Hayward.
Menurut Hayward, cara Ronaldo menangani penurunan performa dan kariernya sangat tidak elegan, bahkan memalukan. Di usia yang ke-37 tahun, wajar bagi seorang pemain mulai mengalami penurunan performa. Maka, sikap Ronaldo yang menyeret bahkan cenderung menyalahkan seisi klub menandakan kurangnya kesadaran diri.
“Dia adalah pemain yang seharusnya menjadi panutan. Sebaliknya, dia malah menyeret nama rekan-rekannya dulu dan sekarang merusak warisannya di klub, di mana dia dianggap sebagai legenda. Seperti prediksi Gary Neville, ini akhir yang berantakan,” kata Hayward.
Momentum rilis
Siaran wawancara Ronaldo tidak dilakukan secara langsung. Belum diketahui kapan dan di mana wawancara Ronaldo dengan Morgan dilakukan. Maka dari itu, momentum perilisan isi wawancara Ronaldo menimbulkan tanda tanya. Mengapa isi wawancara disiarkan tepat beberapa saat setelah laga MU melawan Fulham selesai?
Sejumlah pihak menilai ini adalah langkah awal Ronaldo untuk menyatakan perpisahan kepada MU. Setelah laga melawan Fulham, Liga Inggris diliburkan karena Piala Dunia dan baru bergulir kembali akhir Desember. Dengan rilis wawancara dilakukan jelang Piala Dunia, ini memungkinkan Ronaldo tidak terlibat perselisihan secara langsung dengan stakeholder klub karena dia akan fokus membela Portugal.
Tidak lama setelah Piala Dunia, bursa transfer musim dingin Liga Inggris akan dibuka pada 1-31 Januari 2023. Pernyataan Ronaldo membuat pihak MU teramat kecewa. Dengan begitu, bukan tidak mungkin ia akan masuk daftar jual mengingat rentetan demi rentetan kontroversinya selama sebulan belakangan. Meski, hingga saat ini, pihak MU belum memberikan pernyataan resmi terkait Ronaldo.
“Manchester United sekarang cenderung mempertimbangkan semua pilihan mereka mengenai Ronaldo. Manajemen dan pemain tidak mengerti mengapa dia berkata seperti itu. Mereka sangat kecewa karena dia tidak menghormati klub, manajer, dan rekan satu timnya dengan cara ini,” ujar Kepala Reporter Sky Sports, Kaveh Solkehol.
Musim ini, hasrat Ronaldo untuk lebih lama berseragam MU memang terganggu dengan sejumlah faktor. Selain tidak lagi menjadi pilihan utama Ten Hag, Ronaldo juga kecewa karena MU gagal tampil di Liga Champions Eropa. Isu kepindahan dirinya sempat mengemuka di awal musim ini. Namun, ia urung hengkang dari MU karena tidak ada klub yang benar-benar serius melakukan penawaran.
Ronaldo juga menilai tidak ada ekosistem pemenang di MU sekarang. Ia mengkritik fasilitas klub seperti kolam renang, pusat kebugaran, dan asupan gizi yang dinilainya tidak berubah semenjak mantan Manajer Sir Alex Ferguson meninggalkan MU. Dengan fasilitas yang tidak meningkat, mustahil MU akan mampu bersaing dengan rival-rival di Liga Inggris.
DNA juara dan pemenang sudah telanjur mengendap dalam diri Ronaldo. Ia sedari dulu sangat membenci kekalahan. Maka, saat situasi sekitar tidak mendukungnya meraih kemenangan dan kejayaan, itu membuatnya teramat frustrasi.
“Seperti yang dikatakan Picasso, Anda harus menghancurkan sesuatu untuk membangunnya kembali. Jika mereka mulai dari saya, bagi saya, itu bukan masalah,” kata Ronaldo. Petikan kalimat itu barangkali secara jelas mengisyaratkan bahwa ia siap pergi dari MU kapan pun waktunya.