Tak bisa dimungkiri, akhir masa keemasan Cristiano Ronaldo menjelang. Penampilannya di musim ini menunjukkan "CR7" telah kehilangan kualitas utamanya, terutama insting buas gol.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
Menjalani musim ke-21 sebagai pesepak bola profesional, Cristiano Ronaldo semakin sulit membohongi dampak usia menua yang menggerogoti kualitasnya sebagai salah satu pemain terbaik di dunia. “CR7” memang tidak sedikit pun mengurangi kerja keras dan motivasinya dalam latihan, tetapi performanya pada sejumlah laga Manchester United musim ini menunjukkan masa “terbenam” karier telah mendekatinya.
Pada pertandingan ketiga MU di Grup E Liga Europa menghadapi Omonoia Nicosia, duta Siprus, Jumat (7/10/2022) dini hari WIB, di Stadion GSP, Ronaldo mendapatkan kesempatan keempat untuk tampil sebagai pemain inti di musim ini. Ronaldo berusaha membalas kepercayaan Manajer MU Erik ten Hag dengan penampilan tak kenal lelah sejak menit pertama.
Ia pun punya misi khusus pada lawatan pertamanya ke kota Nikosia, yaitu mencetak gol ke-700 dalam kariernya di level klub. Pada usianya yang ke-37 ini, CR7 telah mencetak 699 gol dari akumulasi ketajamannya di empat klub dari empat negara berbeda, dengan rincian 497 gol di liga, 51 gol di piala liga domestik, serta 151 gol di ajang antarklub Eropa.
Ditopang oleh tiga pemain kreatif, seperti Bruno Fernandes, Jadon Sancho, dan Anthony, Ronaldo ditugaskan untuk menjadi target akhir dari setiap kreasi serangan “Setan Merah”. Total delapan tembakan yang dihasilkan pemain kelahiran Pulau Madeira, Portugal, itu membuktikan bahwa ia punya ambisi besar membobol gawang Omonoia.
Apa daya, faktor usia tidak bisa dibohongi. Ronaldo tidak lagi memiliki akurasi tembakan yang baik. MU membawa pulang kemenangan, 3-2, dan tidak ada nama Ronaldo di papan skor.
Dari delapan peluang itu, hanya satu yang memberikan ancaman nyata ke gawang Omonoia, lalu satu peluang lagi terkena tiang gawang. Sisanya, bola gagal diarahkan Ronaldo ke gawang lawan.
Jika melihat performa Ronaldo di tiga laga Liga Europa musim ini menghadapi tiga tim, yang secara kualitas adalah tim medioker Eropa, yakni Real Sociedad, FC Sheriff, dan Omonoia, Ronaldo terlihat telah kehilangan ketajaman yang membuatnya memimpin daftar pencetak gol terbanyak Liga Champions Eropa dengan 150 gol. Di tiga partai itu, ia menghasilkan 15 tembakan, tetapi hanya dua tembakan tepat sasaran.
Satu tembakan tepat sasaran itu berasal dari eksekusi penalti ke gawang Sheriff. Gol itu menjadi satu-satunya gol CR7 di musim ini. Artinya, Ronaldo hanya mencatatkan 0,13 tembakan tepat sasaran per laga di kompetisi kasta kedua antarklub Eropa itu.
Jika ditambah dengan performa di Liga Inggris musim ini, catatan itu juga tidak membaik. Ronaldo telah melakukan 12 tembakan dari 207 menit tampil di enam laga, tetapi ia hanya menghasilkan dua tembakan mengarah ke gawang ketika MU dipencundangi Brentford, 0-4.
Alhasil, secara rerata di musim ini, pemain setinggi 1,85 meter itu hanya menghasilkan 0,15 tembakan tepat target per laga. Statistik itu jelas sebuah penurunan drastis apabila dibandingkan pada musim terbaik Ronaldo bersama Real Madrid di musim 2014-2015.
Kala itu, ia mencetak 61 gol dari 54 laga dengan rerata 3,08 tembakan tepat sasaran per laga. Di musim lalu ketika mencetak 18 gol di Liga Inggris, Ronaldo menghasilkan rata-rata 1,43 tembakan tepat sasaran per pertandingan.
Ekspresi kecewa
Tidak hanya para pendukung Ronaldo dan MU yang bersedih karena melihat idola mereka kehilangan taji sebagai salah satu predator terbaik lapangan hijau. Ronaldo sendiri kecewa dengan penampilannya. Momen itu terlihat ketika sepakan Ronaldo di depan gawang pada menit ke-77 membentur tiang kanan gawang Omonoia.
Setelah kegagalan itu, Ronaldo langsung menunduk di depan jalan gawang tim tuan rumah. Berkali-kali pula ia menggelengkan kepala ketika tembakannya membuat bola melayang ke udara.
Tak hanya soal gol, Ronaldo juga telah meninggalkan kegemarannya menguasai bola lebih lama dan melewati lawan dengan dribelnya yang menawan. Ia hanya melakukan sekali dribel dari sembilan penampilan di kompetisi 2022-2023.
Statistik itu juga menunjukkan Ronaldo tidak lagi memainkan salah satu keahlian terbaiknya, yakni dribel, di periode keduanya bersama MU. Sebagai perbandingan selama tiga musim membela Juventus, ia rerata menghasilkan 91 dribel per musim.
Adapun pada musim 2021-2022, di masa kembalinya bermarkas di Stadion Old Trafford, CR7 hanya mencatatkan 36 dribel.
Ketika disinggung mengenai permainan menurun Ronaldo, Pelatih Omonoia Neil Lennon menilai, anjloknya performa Ronaldo di awal musim ini disebabkan menit bermain yang amat kurang didapatkan dari Ten Hag. Hal itu, kata Lennon, membuat Ronaldo belum bisa mendapatkan kebugaran prima yang dibutuhkan untuk tampil maksimal di kompetisi level terbaik, terutama Liga Inggris.
Saya yakin ia memiliki mental yang sangat kuat. Saya yakin ia akan tampil baik ketika diberi kesempatan tampil pada akhir pekan ini.
“Saya memahami keputusan (Ten Hag) mengapa Ronaldo belum banyak bermain, tetapi Anda tidak bisa meninggalkannya begitu lama. MU akan membutuhkan Ronaldo. Jika telah mencapai kondisi kebugaran terbaik, ia akan kembali meninggalkan catatan buruknya itu,” ujar Lennon seusai laga dilansir Manchester Evening News.
Hal serupa disampaikan pula legenda MU, Paul Scholes. Menurut Scholes, keputusan Ten Hag untuk menempatkan Ronaldo di bangku cadangan pada laga-laga penting musim ini, seperti ketika tidak memainkannya di derbi Manchester, akhir pekan lalu, adalah tindakan yang tidak hormat.
“Saya tidak katakan pemain berusia 37 tahun harus menjadi pemain inti di setiap laga. Tetapi, bermain di kompetisi (Liga Europa) tentu akan sulit mendapatkan motivasi ketika Anda terbiasa tampil di kompetisi terbaik,” kata Scholes.
Ia melanjutkan, “Saya yakin ia (Ronaldo) memiliki mental yang sangat kuat. Saya yakin ia akan tampil baik ketika diberi kesempatan tampil pada akhir pekan ini (kontra Everton)”.
Berusaha terlibat
Pada laga melawan Omonoia, Ronaldo berusaha terlibat dalam membangun serangan hingga bertahan. Catatan satu asis dan tiga umpan kunci menunjukkan alasan Ten Hag mempertahankannya bermain selama 90 menit.
Lalu laga di Stadion GSP itu adalah pertama kali di musim ini CR7 melakukan tekel. Sebuah usaha dalam permainan bertahan yang jarang dilakukan pemain yang selama ini dikenal sebagai korban tekel.
Ten Hag pun mengakui peran besar Ronaldo untuk kemenangan MU di Siprus. Selain mencetak asis untuk gol ketiga Setan Merah yang dicetak Marcus Rashford di menit ke-84, Ronaldo, kata Ten Hag, banyak melakukan pergerakan yang memudahkan rekan setimnya memiliki peluang.
“Ia menciptakan sejumlah peluang, melakukan pergerakan yang bagus. Pergerakannya untuk berlari di pertahanan lawan membuka kesempatan Rashford mencetak gol pertama, jadi itu dampaknya untuk pertandingan ini,” kata Ten Hag dilansir laman MU.
Selain dua gol Rashford, MU mencetak gol melalui Anthony Martial. Dua pencetak gol itu dimasukkan Ten Hag di babak kedua.
Omonoia sempat unggul lebih dulu melalui gol Karim Ansarifard di menit ke-34. Tim tuan rumah mencetak gol hiburan melalui Nikolas Panagiotou di akhir laga.
Dengan kemenangan kedua dari Siprus, MU membayangi Real Sociedad yang duduk di puncak Grup E dengan sembilan poin. MU wajib menang di tiga laga tersisa untuk mengunci tiket langsung ke babak 16 besar.
Meski pulang dengan kekecewaan dari Siprus, Ronaldo akan terus berusaha bangkit di sisa musim ini. Pendukung MU jelas sudah tidak sabar kembali berteriak "siuuu" ketika menyaksikan pemain bernomor tujuh itu menggetarkan jala gawang lawan. (AFP)