Mesin Kecerdasan Buatan Jagokan Brasil dan Argentina di Piala Dunia
Piala Dunia Qatar 2022 sudah di depan mata. Meskipun turnamen itu belum dimulai, mesin kecerdasan buatan telah lebih dulu memprediksi Brasil dan Argentina sebagai dua tim yang paling berpeluang menjadi juara.
Oleh
YOHANES MEGA HENDARTO/LITBANG KOMPAS
·5 menit baca
Tim yang dipimpin oleh Graham Bell, analis senior Opta sekaligus pengamat sepak bola global, menyebut Brasil memiliki peluang juara paling besar saat ini.
Perancis akan menapaki perjalanan yang lebih menantang seusai penyisihan grup. Argentina dan Meksiko adalah kandidat lawan "Les Bleus" di babak 16 besar.
BCA Research, lembaga riset internasional yang bermarkas di Kanada, menjagokan Argentina sebagai juara dengan mengalahkan Portugal di final Piala Dunia Qatar.
Campur tangan mesin kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam sepak bola pada era saat ini kian mendalam. Penggunaan teknologi VAR (asisten wasit video) juga terbantu dengan kecerdasan buatan berupa cipdi dalam bola sepak yang dipakai dalam laga. Kali ini, kecerdasan buatan ikut ambil bagian dalam prediksi juara Piala Dunia Qatar 2022.
Simulasi dari mesin kecerdasan buatan ternyata tidak jauh berbeda dengan penilaian kebanyakan penggemar sepak bola. Tim-tim dengan nama besar diprediksi lolos dari babak penyisihan grup dan akan bertemu di fase gugur. Dalam hal ini, hasil penghitungan kecerdasan buatan dapat dijadikan salah satu rujukan prediksi.
Pertengahan Juni 2022 lalu, Opta Analyst merilis persentase juara tiap tim peserta Piala Dunia Qatar. Perancis diprediksi juara dengan probabilitas 17,93 persen. Brasil berada di peringkat kedua dengan 15,73 persen.
Lalu, ada tiga negara peserta yang diberikan peluang nol persen juara, yaitu Kamerun, Arab Saudi, dan Kosta Rika. Dari ribuan percobaan, ketika tim itu tidak pernah keluar sebagai juara berdasarkan simulasi.
Dalam simulasi ini, Perancis dan Brasil sebenarnya memiliki tantangan sengit untuk menduduki posisi puncak. Hanya saja, langkah Brasil diprediksikan akan lebih ringan sampai perempat final karena lawan-lawan mereka di babak penyisihan grup sampai babak 16 besar relatif lebih ringan. Lawan paling tangguh yang kemungkinan mereka temui di 16 besar ialah Portugal atau Uruguay yang berada di Grup H.
Sementara ”Les Bleus” akan menapaki perjalanan yang lebih menantang seusai penyisihan grup. Argentina dan Meksiko adalah kandidat lawan Perancis di babak 16 besar. Ambisi besar Argentina, khususnya Lionel Messi, mengangkat trofi Piala Dunia bukanlah hal mudah untuk diredam tim mana pun.
Messi vs Ronaldo
Terkait kehadiran Messi, Opta lantas menyebut dua negara yang ramai diperbicarakan warganet untuk Piala Dunia kali ini, yakni Argentina dan Portugal. Pertemuan Messi dan Cristiano Ronaldo (Portugal) di final adalah skenario publik yang paling banyak diharapkan.
Qatar 2022 adalah kesempatan terakhir kedua megabintang itu untuk mengejar trofi Piala Dunia. Peluang mereka bertemu di final adalah 11,6 pesen, jika mengacu perhitungan peluang kemenangan kedua tim itu di babak gugur setelah lolos penyisihan grup di posisi teratas.
Lewat simulasi ulang Opta pada akhir Oktober dan pembaruan data setiap tim mulai Juni lalu hingga Oktober 2022, maka Brasil dijagokan sebagai juara.
Prediksi Piala Dunia 2022 nyatanya terus mengalami perubahan. Pada awal November 2022, Opta mengeluarkan prediksi terbaru sebagai revisi prediksi sebelumnya. Tim yang dipimpin oleh Graham Bell, analis senior sekaligus pengamat sepak bola global, memberitakan bahwa Brasil memiliki peluang juara paling besar saat ini.
Prediksi Bell sebelumnya terbukti akurat terkait empat pelatih yang dicopot klubnya di Liga Inggris, musim ini. Namun, ada prediksinya yang meleset, yaitu terkait performa Julian Alvarez, penyerang Manchester City yang sempat disebutnya akan tampil gemilang musim ini. Dampak kedatangan Erling Haaland ke City belum ia kalkulasikan sebelumnya.
Dengan metode yang sama dan bantuan kecerdasan buatan, pertama-tama, ia memprediksi Qatar akan lolos dari penyisihan grup di posisi kedua. Ia mengakui prediksinya akan banyak didebat para pengamat sepak bola. Namun, Bell bersikukuh Qatar bakal lolos ke 16 besar karena memiliki keuntungan dalam hal persiapan tim, waktu istirahat, serta dukungan suporter tuan rumah.
Keuntungan tuan rumah
Semua keuntungan itu menjadi poin tambahan bagi Qatar dalam algoritma yang dicerna mesin Opta. Selain itu, sejarah mencatat, sepanjang turnamen Piala Dunia, hanya tuan rumah Afrika Selatan yang gagal lolos babak penyisihan grup di Piala Dunia 2010. Afsel berada di posisi ketiga setelah kalah selisih gol dari Meksiko di Grup A.
Poin tambahan yang diperoleh Qatar ternyata memberikan efek domino pada prediksi mesin kecerdasan buatan. Prediksi berjalan kian dinamis karena ikut menyesuaikan performa pemain yang dibawa ke Qatar. Lewat simulasi ulang pada akhir Oktober dan pembaruan data setiap tim mulai Juni lalu hingga Oktober 2022, maka Brasil dijagokan sebagai juara.
Peluang tim ”Samba” menjadi juara mencapai 16,3 persen. Peringkat kedua ditempati Argentina, yaitu 13,1 persen. Adapun Perancis, yang sempat diprediksi juara pada Juni, justru tergusur ke peringkat ketiga dengan persentase 12 persen. Perubahan prediksi itu tidak terlepas dari cedera dan absennya dua gelandang kunci Les Bleus, N'Golo Kante dan Paul Pogba.
Agak berbeda dengan Perancis, Brasil memiliki kedalaman skuad yang sangat bagus dan hampir merata di semua lini. Secara khusus, Neymar disebut bakal menjadi ”roh” tim Samba. Bell bahkan menyebut performa bagus penyerang Perancis, Kylian Mbappe, di klub Paris Saint-Germain, tak terlepas dari peran besar Neymar.
Meski demikian, Opta memperingatkan bahwa prediksinya akan terus mengalami perubahan persentase seiring bergulirnya Piala Dunia, termasuk faktor cederanya pemain. Sebagai contoh, pada Piala Eropa 2020 lalu, Opta awalnya memprediksi Perancis bakal juara dengan probabilitas 20,5 persen. Namun, juaranya justru Italia, tim yang hanya memiliki probabilitas juara sebesar 7,6 persen.
Selain Opta, prediksi juara juga dilakukan BCA Research, lembaga riset internasional yang bermarkas di Kanada. Pada Piala Dunia Rusia 2018, BCA memprediksi Perancis bakal finis kedua. Hasil itu nyaris benar karena Les Bleus kemudian juara. Data awal yang dijadikan rujukan penilaian awal ialah peringkat masing-masing pemain tim peserta mengacu data gim FIFA 23 terbitan EA Sports.
Uniknya, dalam penghitungan mereka, ada dua variabel kontrol tambahan yang dimasukkan. Pertama, the home advantage dummy atau keuntungan tim tuan rumah (Qatar). Kedua, winner’s curse dummy atau kutukan juara bertahan yang disandang Perancis.
Hasilnya, Argentina diprediksi menjadi juara setelah mengalahkan Portugal di babak final Piala Dunia 2022. Adapun peringkat ketiga ditempati Brasil yang bertemu Inggris di perebutan peringkat ketiga, setelah keduanya kalah di babak semifinal. Sebagai catatan, di babak final, peluang Argentina dan Portugal sama-sama 50 persen.
Terlepas dari apa pun kebenaran dan metodanya, semua prediksi tersebut hanyalah alat bantu dan penyemarak gelaran Piala Dunia Qatar 2022. Siapa sangka, di Piala Dunia 2018 lalu, Jerman terperosok di dasar grup dan tidak lolos? Bola itu bulat. Maka, berbagai kejutan berpotensi kembali hadir di Piala Dunia kali ini.