Argentina berpeluang besar menjadi pemuncak Grup C. Mereka akan bersaing dengan Polandia, Meksiko, dan Arab Saudi, yang di atas kertas tidak berada di level yang sama dengan Argentina.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Argentina di atas kertas tidak akan kesulitan menjadi tim terbaik di Grup C.
Di bawah Pelatih Lionel Scaloni, Argentina tak terkalahkan dalam 35 laga terakhir.
Polandia difavoritkan menjadi "runner up" grup, mengungguli Meksiko, dan Arab Saudi.
Semesta seolah membentangkan karpet merah untuk Argentina menjuarai Piala Dunia Qatar 2022. Di atas kertas, ”La Albiceleste” tidak akan mendapatkan tantangan berarti untuk lolos ke 16 besar. Tergabung dalam Grup C, mereka bersaing dengan Polandia, Meksiko, dan Arab Saudi yang tidak punya sejarah dan skuad lebih baik daripada mereka.
”Saya tidak tahu apakah kami favorit utama atau tidak. Namun, saya yakin Argentina tetap kandidat juara karena sejarah. Ini Piala Dunia, apa pun bisa terjadi, semua pertandingan sangat sulit. Tak selalu favorit yang memenanginya,” tegas kapten Argentina, Lionel Messi, kepada Star Plus dikutip Olympics.com, Selasa (11/10/2022).
Berbicara mengenai Argentina saat ini tak bisa lepas dari Messi. ”La Pulga” adalah pemain terhebat yang pernah dilahirkan Argentina ataupun dunia. Deretan rekor yang diukirnya menjadi bukti, mulai dari 90 gol dari 164 laga bersama Argentina yang menjadikannya pencetak gol dan jumlah laga terbanyak di tim ”Tango”. Belum lagi, tujuh penghargaan pemain terbaik dunia Ballon d’Or pada 2009-2021.
Yang belum lengkap dari Messi tinggal trofi Piala Dunia. Hal itu yang membuat publik menganggap Messi tidak lebih baik daripada Diego Maradona, pahlawan besar Argentina yang mengangkat trofi Piala Dunia Meksiko 1986. Trofi itu menjadi yang kedua dan terakhir yang dibawa ke Argentina.
Oleh karena itu, Messi yang sudah berusia 35 tahun punya motivasi besar untuk menegaskan warisannya dengan merebut gelar Piala Dunia 2022 sebelum mengakhiri kariernya. Boleh jadi, ini momentum terbaik Messi dan Argentina menuntaskan rasa penasaran, yang nyaris mereka capai pada final Piala Dunia Brasil 2014 sebelum ditaklukkan Jerman, 0-1.
Setelah serangkaian patah hati di Copa America, tiga kali menjadi runner-up dalam lima turnamen dari 2007 hingga 2019, Messi dan kawan-kawan akhirnya mengatasi masalah itu dengan kemenangan, 1-0, atas Brasil dalam final Copa America 2021. Hasil itu mengangkat Argentina ke puncak kepercayaan diri.
Performa meyakinkan
Perjalanan Argentina menuju Piala Dunia 2022 pun cukup meyakinkan dengan finis kedua di bawah Brasil dalam kualifikasi zona Amerika Latin. Yang lebih istimewa, seusai kalah 0-2 dari Brasil pada semifinal Copa America 2019, Argentina tidak terkalahkan dalam 35 laga.
Komposisi pemain Argentina saat ini juga relatif lengkap. Selain Messi, mereka diperkuat sejumlah bintang, seperti bek Nicolas Otamendi, gelandang Angel Di Maria, dan deretan penyerang berkualitas, di antaranya Lautaro Martinez. Messi tentu sangat dimanjakan oleh rekan-rekan yang sudah cukup lama bermain bersamanya dan pelatih Lionel Scaloni yang amat mempercayainya.
Hal itu modal utama untuk Argentina memuncaki Grup C. Laman theanalyst.com mencatat, sejak pengenalan babak 16 besar di Piala Dunia 1986, juara dunia berikutnya di setiap edisi selalu berasal dari pemuncak grup edisi bersangkutan. Itu sinyal positif untuk Argentina mewujudkan mimpi merengkuh gelar Piala Dunia 2022.
Kalau ada batu sandungan, itu adalah faktor usia pemain. Skuad Argentina kali ini menjadi salah satu tim dengan rerata usia tertua di Qatar. Hal ini menjadi tantangan untuk bersaing di turnamen yang berlangsung singkat, ketat, dan penuh tekanan, terutama memasuki fase gugur.
Saya tidak tahu apakah kami favorit utama atau tidak. Namun, saya yakin Argentina tetap kandidat juara karena sejarah.
Akan tetapi, Scaloni memastikan mereka akan berjuang menghadapi semua tantangan. ”Apa pun yang terjadi di Piala Dunia ini, kami akan mengeluarkan setiap tetes keringat terakhir,” ungkap pelatih berusia 44 tahun tersebut.
Perebutan tempat kedua
Jika hanya berdasarkan materi pemain, Polandia, Meksiko, dan Arab Saudi praktis hanya berjuang untuk mendampingi Argentina ke 16 besar. Polandia, misalnya, bisa dibilang dibantu Dewi Fortuna untuk sampai ke Piala Dunia 2022. Kalau bukan karena Rusia didiskualifikasi, mereka belum tentu bisa menembus final playoff dan mengalahkan Swedia, 2-0, untuk meraih tiket ke Qatar.
Namun, bermodal penyerang haus gol Robert Lewandowski dan sederet talenta lebih muda, seperti gelandang Nicola Zalewski, gelandang Piotr Zielinski, dan penyerang Arkadiusz Milik, Polandia lebih difavoritkan menjadi runner-up grup. Lewandowski, yang telah berusia 34 tahun, adalah kartu truf untuk menaklukkan Meksiko dan Arab Saudi.
Berbicara soal statistik, Lewandowski tidak jauh berbeda dengan Messi. Di level timnas, Lewandowski adalah pencetak gol dan jumlah laga terbanyak dengan 76 gol dari 134 laga. Grafik mencengangkan ditorehkannya pada level klub, antara lain enam kali top skor Liga Jerman dari delapan musim bersama Bayern Muenchen.
Menurut The Washington Post, Selasa (25/10), Lewandowski masih mampu menjaga performa dengan rerata lebih dari satu gol per laga dalam tiga musim terakhir. Hanya nasib yang membuat namanya tidak sebesar Messi atau megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo, khususnya dalam pemilihan pemain terbaik dunia.
Lewandowski juga siap memimpin timnya memberikan kemampuan terbaik demi kebanggaan penggemar. ”Kami akan memainkan setiap laga dengan senyum di wajah meskipun kami tahu itu bakal sangat sulit,” ujar kapten Polandia itu dilansir FIFA.com.
Mungkin cuma Meksiko yang bisa menghambat langkah Polandia. Walau secara materi tidak lebih baik, Meksiko tetap menyandang nama besar sebagai zona Amerika Utara-Tengah. Predikat itu tentu menjadi tameng ”Si Tiga Warna” menjaga marwahnya di Piala Dunia 2022.
Pelatih Meksiko Gerardo ”Tata” Martino berpendapat, timnya memiliki kelompok yang berkomitmen, kuat, dan kompak untuk mengarungi Piala Dunia. ”Semuanya ingin terus maju memenuhi target dari federasi, yakni berada di delapan besar,” ucap pelatih asal Argentina itu dikutip Poresto.net, Kamis (3/11).
Lagi pula, Meksiko punya rekor konsisten tampil di Piala Dunia dan selalu lolos ke 16 besar dalam tujuh edisi terakhir. Prestasi itu menjadi catatan apik yang tidak bisa disamai Polandia, Arab Saudi, bahkan Argentina sekalipun. Polandia absen dua kali sebelum kembali di Rusia 2018. Demikian juga Arab Saudi. Keduanya juga tersingkir di penyisihan grup empat tahun lalu. Argentina sempat tidak lolos dari penyisihan grup di Korea Selatan-Jepang 2002.
Hanya saja, Meksiko membawa gerbong usang di Piala Dunia kali ini, seperti kiper Guillermo Ochoa (37), gelandang Andres Guardado (36), bek Hector Moreno (34), dan gelandang Hector Herrera (32). Laju kereta tua itu sulit untuk mengimbangi kualitas pemain Argentina dan Polandia. Mereka diprediksi hanya lebih baik daripada Arab Saudi yang nyaris tak punya celah memunculkan kejutan.