Piala Dunia 2022 akan langsung menghadirkan "perang bintang" di babak penyisihan. Dua pemain terbaik dunia saat ini, Robert Lewandowski dan Lionel Messi, akan bersaing untuk lolos dari penyisihan Grup C di Qatar.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
DOHA, JUMAT – Pemilik gelar juara Piala Dunia dua kali, Argentina, akan menjalani petualangan terjal di babak penyisihan Grup C Piala Dunia Qatar 2022. Duel Argentina menghadapi Polandia di laga ketiga grup itu akan lebih dinanti. Pasalnya, dua pemain terbaik dunia, Lionel Messi di Argentina serta Robert Lewandowski yang memimpin Polandia akan saling membuktikan diri sebagai sosok yang lebih baik.
Meskipun selalu identik bersaing dengan Cristiano Ronaldo, bintang Portugal, Messi telah dianggap sebagai perusak masa terbaik dalam karier Lewandowski pada 2020 hingga 2021. Hal itu didasari dengan penobatan Messi sebagai peraih pemain terbaik dunia Ballon d’Or 2021 lalu.
Sebagai hadiah hiburan, France Football, penyeleggara Ballon d’Or sampai rela membuat kategori baru, yaitu penyerang terbaik, demi memberikan trofi salah satu pemain terbaik kepada Lewandowski, penyerang klub Bayern Muenchen.
Di sisi lain, FIFA, yang juga memiliki gelar terbaik tahunan melalui ajang pemain terbaik FIFA, telah menobatkan Lewandowski sebagai peraih gelar individu itu dalam dua tahun terakhir. Tak ayal, Lewandowski pun berucap, “saya menyadari gelar pemain terbaik FIFA lebih baik dari Ballon d’Or”.
Pelatih Argentina Lionel Scaloni menganggap ketiga lawan Argentina di Grup C adalah tim-tim sulit dengan keunggulan yang berbeda. Ia menyebut Polandia adalah salah satu tim yang patut diwaspadai saat ini karena dihuni pemain-pemain yang baik, terutama hadirnya mesin gol pada diri Lewandowski. Selain Argentina dan Polandia, Grup C dihuni Meksiko dan Arab Saudi.
“Semua orang tahu kualitasnya (Lewandowski). Polandia adalah sebuah tim nasional yang diperkuat beberapa pemain bagus,” kata Scaloni kepada TyC Sports seusai menyaksikan undian babak penyisihan Qatar 2022 di Doha Exhibition and Convention Center, Jumat (1/4/2022) malam WIB.
Argentina pernah bertemu dengan Polandia pada dua edisi Piala Dunia di era 1970-an. “La Albiceleste” pernah tumbang 2-3 dari Polandia di fase grup Piala Dunia 1974, lalu Argentina membalas empat tahun berselang berkat keunggulan 2-0 di babak penyisihan.
Laga Argentina kontra Polandia akan hadir pada 30 November yang menjadi duel pamungkas Grup C. Alhasil, laga itu berpeluang menjadi pertarungan penentu kedua tim untuk melaju ke fase gugur Piala Dunia 2022.
Pelatih Polandia Czeslaw Michniewicz senang timnya akan menghadapi tiga tim yang berasal dari tiga zona berbeda. Argentina berasal dari Amerika Selatan (Conmebol), Meksiko mewakili Amerika Utara dan Tengah (CONCACAF), sedangkan Arab Saudi adalah duta Asia (AFC).
Lawan terkuat
Meski menilai Argentina sebagai lawan yang terkuat, Michniewicz menegaskan, timnya harus mempersiapkan diri dengan baik apabila ingin mengalahkan Arab Saudi dan Meksiko. "Saya senang kami tidak akan bertemu tim Eropa di babak penyisihan. Kondisi ini akan membuat kami sama-sama harus mempelajari lawan dengan baik,” katanya dilansir Polskie Radio.
Kekuatan Jerman semakin meningkat setelah berganti pelatih. Kami harus menganalisis lawan dengan baik, sebab kami tidak tahu kekuatan tim lain di grup ini. (Luis Enrique)
Polandia menargetkan lolos dari babak penyisihan grup di Qatar 2022. Dalam tiga kali partisipasi Piala Dunia di abad ke-21, Polandia selalu tersingkir di fase grup di Korea Selatan-Jepang 2002, Jerman 2006, dan Rusia 2018.
Piala Dunia 2022 akan dibuka laga antara dua tim yang berada di Grup A, yaitu Senegal menghadapi Belanda, 21 November. Selain Senegal dan Belanda, Grup A juga dihuni oleh tuan rumah Qatar dan kuda hitam dari Amerika Selatan, Ekuador.
Final dini
Babak penyisihan Qatar 2022 juga akan menampilkan partai final dini pada Grup E. Pada grup itu, juara empat kali Piala Dunia, Jerman, akan berjumpa Spanyol, juara edisi Afrika Selatan 2010.
Pertemuan kedua tim itu akan tersaji pada laga kedua, 27 November. Sebelumnya, Spanyol dan Jerman juga telah berjumpa di babak penyisihan Liga Nasional Eropa 2020-2021. Dalam dua laga di ajang itu, kedua tim bermain imbang 1-1, lalu Spanyol membenamkan Jerman, 6-0.
Hanya saja, kemenangan besar itu mustahil didapatkan lagi Spanyol di Qatar. Pasalnya, Jerman tengah membangun era kejayaan baru bersama Hans-Dieter Flick, pelatih baru “Die Mannschaft”.
“Kekuatan Jerman semakin meningkat setelah berganti pelatih. Kami harus menganalisis lawan dengan baik, sebab kami tidak tahu kekuatan tim lain di grup ini,” kata Pelatih Spanyol Luis Enrique seperti dikutip Marca.
Spanyol akan membuka petualangan di Qatar 2022 dengan menghadapi pemenang laga interkontinental playoff antara Kosta Rika dengan Selandia Baru yang baru bertarung pada Juni mendatang. Kemudian, “La Roja” akan masing-masing bertemu Jerman dan Jepang.
Flick antusias bertemu Spanyol, tim yang dianggapnya sebagai salah satu kandidat juara di Piala Dunia 2022. Die Mannschaft, kata Flick, ingin menghapus kenangan buruk di Rusia 2018 ketika tersingkir di babak penyisihan.
“Kami memiliki rencana besar untuk mempersiapkan tim secara maksimal demi menghadapi setiap laga di Piala Dunia. Kami harus meraih hasil terbaik di babak penyisihan karena kami menargetkan kembali tampil di final,” tutur Flick yang menjabat sebagai asisten pelatih Jerman ketika meraih trofi Piala Dunia 2014 di Brasil.
Keuntungan Perancis
Sementara itu, sang juara bertahan, Perancis, akan memulai misi mempertahankan singgasana dunia di Grup D. “Les Bleus” akan menghadapi Denmark, Tunisia, dan pemenang laga interkontinental playoff antara Australia, Uni Emirat Arab, atau Peru.
Denmark tentu lawan tersulit di grup kami. Dua laga di Liga Nasional Eropa pada tahun ini akan menjadi kesempatan kami untuk memahami kekuatan mereka lebih baik. (Didier Deschamps)
Bertemu Denmark selalu menjadi keuntungan tersendiri bagi Perancis. Dalam dua edisi menjadi juara, yaitu 1998 dan 2018, Perancis selalu berada di satu grup dengan Denmark. Pada 1998, Perancis mengalahkan Denmark 2-1. Lalu, kedua tim bermain imbang 0-0 di Moskwa, Rusia, Juni 2018.
Meski begitu, Les Bleus juga pernah menelan kekalahan dari Denmark di fase grup Piala Dunia 2022. Kala itu, Perancis tersingkir dari fase grup, sehingga gagal mempertahankan trofi juara yang diraih pada edisi 1998.
Didier Deschamps, pelatih Perancis, mengatakan, timnya memiliki peluang untuk mempelajari Denmark ketika berjumpa di fase grup Liga Nasional Eropa 2022-2023, Juni dan September lalu. Pada ajang itu, Perancis juga memegang status sebagai juara bertahan.
“Denmark tentu lawan tersulit di grup kami. Dua laga di Liga Nasional Eropa pada tahun ini akan menjadi kesempatan kami untuk memahami kekuatan mereka lebih baik,” kata Deschamps kepada L’Equipe.