Menunggu Sinar Neymar di Qatar
Kebintangan Neymar di bawah bayang-bayang Messi dan Ronaldo. Akankah sinar kebintangan itu muncul di Piala Dunia Qatar 2022?

Adi Prinantyo, wartawan senior Kompas
Sekitar 10 tahun lalu, tepatnya Februari 2012, saat masih bermain untuk klub Brasil, Santos, Neymar digadang-gadang sebagai salah satu bintang sepak bola terbaik sejagat. Waktu itu, prestasi demi prestasi dia ukir bersama Santos, dan beragam pencapaian itu mengantarnya sebagai Pesepak Bola Terbaik Amerika Selatan 2012.
Apa saja prestasi pemain kelahiran Sao Paulo, 5 Februari 1992, itu, 10 tahun lalu saat berkostum Santos? Lumayan banyak. Ketika itu, bersamaan dengan usianya yang menginjak 20 tahun, Neymar mencetak gol ke-100 sebagai pesepak bola profesional pada laga melawan Palmeiras.
Aksi kebintangan pemain bernama lengkap Neymar da Silva Santos Junior ini juga dipertontonkan saat ia mencetak gol lewat solo run dari garis tengah, melewati sejumlah pemain Internacional, sebelum mencetak gol lewat sontekan ringan. Dribel menawan ini membawa nama Neymar menjadi nomine penerima Puskas Award 2012, penghargaan untuk gol terbaik dunia. Sayang, gol Neymar dinilai kalah indah oleh gol Miroslav Stoch asal Slovakia.
Baca juga: Pentas Dansa Tim ”Samba” Brasil di Grup G Piala Dunia 2022

Neymar kala masih membela klub Santos pada laga Copa Libertadores 2011 melawan klub Meksiko, America di Stadion Corregidora, Queretaro, Meksiko, 3 Mei 2011.
Berbagai prestasi itu membawa Neymar sebagai kandidat bintang baru Amerika Latin. Namanya mulai disejajarkan dengan Lionel Messi, yang saat itu bermain untuk klub raksasa Spanyol, Barcelona, dan bintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo, kala itu membela Real Madrid.
Pertemuan keduanya dalam final Piala Dunia Klub 2012 di Yokohama, Jepang, dalam laga antara Barcelona dan Santos, dikategorikan sebagai laga dua bintang. Messi versus Neymar!
Namanya mulai disejajarkan dengan Lionel Messi, yang saat itu bermain untuk klub raksasa Spanyol, Barcelona, dan bintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo, kala itu membela Real Madrid.
Malang tak kuasa ditolak, Santos kalah telak 0-4, dengan dua gol diantaranya dicetak Messi. Usai laga itu, nama Neymar di bawah bayang-bayang Messi. Amerika Latin sebagai salah satu kiblat sepak bola dunia juga meredup seiring kekalahan Santos.
Belum kilau sesungguhnya
Hijrah ke Barcelona pada 2013, Nyemar mengukir sejumlah prestasi bersama klub Catalan itu. Beberapa di antaranya juara Liga Spanyol musim 2014-2015 dan 2015-2016, juara Liga Champions 2014-2015, dan kampiun Piala Dunia Klub 2015.
Namun, pencapaian demi pencapaian itu seolah belum memunculkan sinar Neymar yang sesungguhnya. Maklum, di Barca kala itu juga ada sejumlah bintang yang tak kalah berkilau, seperti Messi, Luis Suarez, dan Andres Iniesta. Dalam daftar pencetak gol terbanyak, Cristiano Ronaldo (Real Madrid) di puncak dengan 48 gol, diikuti Messi yang mencetak 43 gol. Neymar di peringkat ketiga bersama Antoine Griezmann (Atletico Madrid) dengan 22 gol. Penghargaan pemain terbaik dan penyerang terbaik juga menjadi milik Messi.
Salah satu kontribusi signifikan Neymar tak lain dalam laga babak 16 besar Liga Champions 2016-2017. Ketika itu, Barca tertinggal agregat gol 0-4 dari Paris St Germain, dan menjalani laga kedua di kandang sendiri, Camp Nou. Tim asuhan Luis Enrique secara mengesankan menang 6-1 sehingga lolos ke delapan besar. Neymar berkontribusi dengan mencetak dua gol, plus satu asis.
Baca juga: Memupus Elegi Berkepanjangan Brasil
Toh, beragam peran Neymar di Barca itu tak kunjung mengungkit kebintangannya. Hingga pada 2017, pemain yang bisa dipasang sebagai penyerang tengah, gelandang serang, dan penyerang sayap itu hengkang dari Barca dan bergabung dengan klub Perancis, Paris St Germain.

Neymar hengkang dari Barcelona ke klub Perancis, Paris Saint-Germain, pada 2017.
Kehadiran Neymar di PSG ibarat upaya penemuan panggung pribadi baginya. Ia ingin lepas dari bayang-bayang Messi. Mengingat, PSG tak terlalu bertabur bintang, setidaknya ia tinggal bersaing dengan Kylian Mbappe, atau Angel di Maria. Lantas, apa pembuktian Neymar di PSG?
Empat trofi Liga Perancis diraih Neymar saat di PSG, yakni musim 2017-2018, 2018-2019, 2019-2020, dan 2021-2022. Prestasi itu dinilai biasa-biasa saja karena secara tim kualitas PSG jauh di atas pesaing-pesaing lain di Liga Perancis. Setidaknya, itu terwakili dari lima musim Neymar di Perancis, hanya semusim klub di luar PSG yang bisa juara, yakni Lille di musim 2020-2021.
Adakah panggung bagi Neymar untuk menampilkan cahayanya di level Eropa? Sebetulnya ada. Panggung itu tak lain final Liga Champions 2019-2020 saat PSG bertemu Bayern Muenchen di Stadion SL Benfica, Lisabon, Portugal, 24 Agustus 2020. Jika PSG kala itu juara, Neymar akan disebut sebagai bintang yang untuk kali pertama membawa PSG menjadi kampiun Liga Champions.
Apa yang terjadi? Kesempatan emas itu gagal diwujudkan. Neymar dan kawan-kawan yang dilatih Thomas Tuchel kalah 0-1 dari Bayern Muenchen lewat gol tunggal Kingsley Coman.

Pemain Paris Saint-Germain, Neymar, menyentuh trofi Liga Champions Eropa usai laga final melawan Bayern Munchen di Stadion Luz, Lisbon, Portugal, Senin (24/8/2020). Neymar gagal membawa PSG juara setelah kalah 0-1 pada pertandingan tersebut.
Dukungan terbaik
Di tim nasional, Neymar juga sudah menjadi bagian dari skuad Brasil senior sejak 2010. Prestasi membanggakan yang diukirnya, sejauh ini adalah juara Piala Konfederasi 2013, runner up Copa America 2021, dan medali emas sepak bola Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Bagi pemuja tim ”Selecao”, itu belum cukup.
Lagi-lagi, sebenarnya Neymar punya panggung emas untuk membuktikan kebintangannya kepada dunia, yakni di Piala Dunia Brasil 2014. Di tangan pelatih senior Luiz Felipe Scolari, tim ”Samba” kala itu juga diperkuat Oscar, Thiago Silva, Fernandinho, dan kiper Julio Cesar.
Sial bagi Neymar, ia hanya bisa bermain untuk Brasil hingga perempat final kala Brasil menang 2-1 atas Kolombia. Peluang Neymar melanjutkan kiprah bersama Brasil musnah seketika karena pelanggaran keras Juan Zuniga di akhir laga. Cedera yang diderita Neymar membuatnya beristirahat lama.

Pemain Brasil, Neymar, meninggalkan lapangan setelah mengalami cedera kaki saat laga persahabatan melawan Qatar di Stadion Mane Garrincha, Brasilia, Brasil, 5 Juni 2019.
Selain cedera yang dideritanya itu, Brasil juga menelan pil pahit saat tumbang di semifinal dengan skor telak 1-7 dari Jerman di Belo Horizonte. Impian Brasil meraih trofi Piala Dunia di negaranya sendiri lenyap bersama nestapa Neymar di tengah cedera.
Dengan Brasil juga tanpa gelar di Piala Dunia Rusia 2018, peluang lagi-lagi terlahir bagi Neymar di Qatar 2022. Setelah paceklik prestasi dua dekade, Ronaldo, yang membawa Brasil meraih trofi Piala Dunia 2002, meyakini, skuad yang dipimpin Neymar kini adalah salah satu generasi terbaik Brasil.
”Talenta generasi baru itu akan memberikan dukungan terbaik untuk Neymar. Tim ini lebih baik dibandingkan tiga edisi terakhir,” ujar peraih sepatu emas Piala Dunia 2002 itu.
Brasil bertengger di peringkat teratas kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 zona CONMEBOL dengan total 45 poin, hasil 14 kemenangan dan 3 kali seri, tanpa pernah kalah. Tim ”Samba” juga unggulan teratas di Qatar, dan punya skuad relatif lengkap di lini depan.

Penyerang Brasil, Neymar, merayakan gol ke gawang Chile, pada laga kualifikasi Piala Dunia di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, 24 Maret 2022. Pendukung "Selecao" berharap kebintangan Neymar bersinar terang di Qatar.
Tim asuhan pelatih Adenor Bacchi alias Tite ini juga punya dua sampai tiga pilihan pemain untuk setiap posisi lini serang dengan kualitas mumpuni dan karakter beragam. Pilihannya, antara lain, Vinicius Jr (Real Madrid), Gabriel Jesus (Arsenal), Richarlison (Tottenham Hotspur), dan Raphinha (Barcelona). Mereka akan berebut tempat mendampingi Neymar.
Bisa jadi, Qatar 2022 panggung ideal bagi Neymar. Baginya, sekarang bersinar, atau tidak sama sekali. Dengan usia saat ini 30 tahun, sudah lebih dari matang bagi Neymar untuk mempertontonkan aksi kelas dunianya, sekaligus membawa tim Selecao menjadi juara dunia.
Saatnya Neymar menyejajarkan diri dengan Pele, Romario, dan Ronaldo yang mengantar Brasil juara dunia pada masa jaya mereka. Jangan lupa, Neymar juga punya sederet bintang lain yang bakal mendukungnya mencapai podium tertinggi sepak bola dunia.
Jadi, tunggu apa lagi? Saatnya Neymar bersinar di Qatar.