Sempat dipandang sebelah mata, Lionel Scaloni membuktikan kapasitasnya. Dia menyulap Argentina menjadi tim solid dengan 35 kali tak terkalahkan dan meraih Copa America 2021.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
Lionel Sebastian Scaloni ibarat penyulap. Hanya dalam tiga tahun, pelatih asal Pujato, Argentina, itu mengubah nasib tim nasional Argentina menjadi tim solid yang sulit dikalahkan. Puncaknya, Scaloni membawa tim ”Tango” mengakhiri penantian 28 tahun mengangkat trofi Copa America di Brasil, 2021.
Performa luar biasa itu pun mengangkat kepercayaan diri Argentina menuntaskan penasaran untuk meraih trofi Piala Dunia ketiga di Qatar tahun ini.
”Awalnya, ada ketidakpercayaan kepada pelatih debutan ini. Namun, kini, Scaloni bisa meyakinkan kami tentang apa pun. Dia sangat detail mempersiapkan tim dan peduli dengan pemain,” ungkap gelandang Argentina, Rodrigo De Paul, dilansir laman FourFourTwo.
Dengan latar belakang tidak pernah menjadi pelatih kepala klub ataupun timnas, Scaloni dipandang sebelah mata saat ditunjuk sebagai nakhoda Argentina menggantikan Jorge Sampaoli pada 3 Agustus 2018. Scaloni bak bocah ingusan dalam dunia kepelatihan sehingga dianggap belum layak menukangi Argentina yang memiliki sejarah mentereng. Apalagi tim berjuluk ”La Albiceleste” itu sedang berusaha mengembalikan reputasinya di ajang-ajang besar, seperti Copa America dan Piala Dunia.
Namun, pelan tetapi pasti, Scaloni menjawab kepercayaan yang diberikan. Walau sempat menjalani fase fluktuatif di awal kepelatihannya, pelatih kelahiran 16 Mei 1978 itu mulai menemukan keseimbangan seusai Argentina kalah 0-2 dari musuh bebuyutan, Brasil, pada semifinal Copa America 2019.
Bahkan, secara istimewa, Scaloni membawa Argentina tidak terkalahkan dalam 35 laga berikutnya. Salah satu di antaranya kemenangan 1-0 Argentina atas Brasil di final Copa America 2021. Kemenangan sensasional itu tak hanya balas dendam, tetapi juga mengakhiri paceklik juara Copa America sejak 1993.
Argentina melengkapinya dengan kemenangan 1-0 atas Italia dalam Finalissima 2022, laga antara juara Amerika Latin dan Eropa. Argentina juga meraih tiket ke Piala Dunia 2022 secara meyakinkan dengan berada di tempat kedua klasemen hasil dari 11 kemenangan dan enam seri.
Tak heran, menjelang Piala Dunia 2022, Argentina menjadi tim yang paling percaya diri bisa merebut trofi ketiga setelah Piala Dunia Argentina 1978 dan Meksiko 1986. Kendati tidak berada di urutan satu peringkat dunia FIFA, rekor 35 laga tak terkalahkan itu menjadikan grafik penampilan Argentina paling meyakinkan ketimbang 31 peserta lainnya.
Scaloni pantas mendapat penghargaan atas semua yang dia jalani, proses yang tidak mudah dalam membangun semua ini.
Saat ini, tidak ada satu pun tim yang mendekati rekor Argentina, bahkan oleh Brasil yang berada di puncak klasemen dunia. Rekor itu membuat Argentina hanya terpaut dua laga dari rekor Italia yang tidak terkalahkan dalam 37 laga sepanjang 2018-2021.
Menepis prasangka
Bagi Scaloni, performa apik Argentina itu menepis semua prasangka pada dirinya. Namanya kini bisa disejajarkan dengan pendahulu yang bersinar bersama Argentina, yakni Alfio Basile. Pelatih senior itu mengantar Argentina tak terkalahkan dalam 31 laga sepanjang 1991-1993, juara Copa America 1991 dan 1993, Piala Konfederasi 1992, dan Finalissima 1993.
Sejak 1993, apa yang dicapai Scaloni tidak mampu dilakukan pelatih lain yang punya nama lebih besar. Daniel Passarella (1994-1998), Marcelo Bielsa (1998-2004), Diego Maradona (2008-2010), Alejandro Sabella (2011-2014), Gerardo Martino (2014-2016), dan Sampaoli (2017-2018) didepak dari kursi pelatih tanpa meninggalkan prestasi dari kompetisi utama.
Maka dari itu, FourFourTwo pada 18 Oktober 2022 menempatkan Scaloni di urutan ke-16 dalam daftar 50 pelatih terbaik dunia saat ini. ”Scaloni pantas mendapat penghargaan atas semua yang dia jalani, proses yang tidak mudah dalam membangun semua ini,” tegas kapten Argentina, Lionel Messi, seperti dikutip laman harian The Washington Post.
Meski demikian, Scaloni bukan sosok yang gampang besar kepala. Dia juga belum puas sebelum mampu membawa Argentina kembali meraih trofi Piala Dunia. Sejauh ini, kerendahan hati Scaloni adalah kunci kesuksesannya. Hal itu membuatnya mendapat kepercayaan penuh para pemain, termasuk Messi yang tengah mengincar gelar dunia guna menegaskan warisannya.
Kedekatan Scaloni dan para pemain adalah modal besar Argentina menjejakkan tinta emas dalam sejarah sepak bola di Piala Dunia kali ini. ”Sangat penting bahwa ketika para pemain pergi ke lapangan, mereka yakin dengan apa yang dikatakan pelatih. Saya pikir kami sudah bisa mencapai itu,” ucap pelatih yang menyukai formasi 4-3-3 itu. (AP)