Brasil mengejar kemenangan pada delapan laga beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022 saat menghadapi Argentina. Namun, ”Selecao” tampil tanpa kekuatan terbaik karena ketidakhadiran sejumlah pemain penting.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
SAO PAULO, SABTU — Brasil mengemban misi balas dendam ketika berjumpa dengan Argentina pada laga ketujuh Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Amerika Selatan, Senin (6/9/2021) pukul 02.00 WIB. ”Selecao” mengejar tiga poin untuk menyembuhkan kekecewaan akibat menderita kekalahan di final Copa Amerika 2021, Juli lalu, serta menjaga tren kemenangan yang telah berlangsung dalam tujuh laga awal.
Laga yang akan berlangsung di Arena Corinthians, Sao Paulo, Brasil, itu akan menjadi laga edisi ke-109 duel dua tim terbaik di Amerika Selatan tersebut. Dalam sejarah pertemuan kedua tim yang bertajuk ”Superclasico das Americas” itu, Brasil unggul di 43 pertandingan, sedangkan Argentina memenangi 40 pertarungan. Meskipun unggul secara historis, Brasil telah dua kali menderita kekalahan di dua pertemuan terakhir dalam dua tahun terakhir.
Adapun dalam dua laga terakhir, Argentina selalu menang dengan skor minimalis 1-0. Selecao terakhir kali mengoleksi kemenangan atas Argentina pada semifinal Copa America 2019 dengan skor 2-0.
Skuad Brasil memiliki rasa penasaran tinggi untuk mengakhiri hasil buruk dalam dua laga menghadapi ”La Albiceleste”. Selain bermain di kandang, kekalahan di final Copa America 2021 seakan tidak adil bagi Brasil. Sebab, Selecao amat mendominasi pertandingan. Anak asuhan Adenor Leonardo Bacchi alias Tite mencatatkan 60 persen penguasaan bola dan menciptakan 13 peluang. Argentina memang hanya mengkreasikan enam tembakan, tetapi bisa mencetak satu gol melalui skema serangan balik melalui sontekan Angel Di Maria.
Hanya saja, kondisi Brasil di laga Kualifikasi Piala Dunia 2022, awal September ini, agak timpang. Tite tidak bisa memanggil sembilan pemain utamanya yang tampil di Liga Inggris, seperti Alisson Becker, Ederson Moraes, Thiago Silva, Fabinho, Roberto Firmino, Richarlison, dan Gabriel Jesus, yang tidak dilepas oleh klubnya karena Brasil masuk zona merah Covid-19 dari Pemerintah Inggris.
Kehilangan sejumlah pemain berkualitas itu membuat Tite lebih mengandalkan sejumlah pemain yang berlaga di Liga Brasil, misalnya duo Flamengo, yaitu Everton Ribeiro dan Gabriel Barbosa, serta kiper senior milik Palmeiras, Weverton Pereira. Meskipun ketiga pemain itu memiliki peran besar bagi kemenangan Brasil 1-0 atas Chile, Jumat (3/9/2021), termasuk gol kemenangan yang disumbangkan Ribeiro, kualitas mereka masih jauh di bawah para pemain yang tengah berkarier di kompetisi terbaik di kolong jagat tersebut.
Melawan Chile yang berada di urutan ketujuh dari 10 tim anggota Conmebol (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan), Selecao tampil bertahan dengan hanya mengoleksi 39 persen penguasaan bola. Persentase penguasaan bola itu amat jauh dari rata-rata koleksi penguasaan bola Brasil di enam laga Kualifikasi Qatar 2022 sebelumnya yang mencapai 56 persen.
Ketika masih pincang karena ketidakhadiran para pemain dari Liga Primer Inggris, Tite kembali dipusingkan dengan absennya bek utama Marquinhos di laga Superclasico das Americas akibat akumulasi kartu kuning. Dengan kondisi itu, Tite pun memanggil Leo Ortiz, bek klub Red Bull Bragantino, demi melapisi dua bek tengah tersisa, yaitu Eder Militao dan Joao Miranda.
Laga melawan Argentina akan menjadi pertandingan yang sulit. Pelatih Tite telah mempersiapkan kami dengan baik untuk menjalani laga bersejarah nanti dan kami berharap untuk melanjutkan tren kemenangan.
”Laga melawan Argentina akan menjadi pertandingan yang sulit. Pelatih Tite telah mempersiapkan kami dengan baik untuk menjalani laga bersejarah nanti dan kami berharap untuk melanjutkan tren kemenangan,” ujar Weverton.
Gelandang Brasil, Gerson, menambahkan, dirinya amat bersemangat jelang laga melawan Argentina. Bagi setiap pemain Brasil, lanjutnya, mengenakan seragam kuning khas Selecao menghadapi Argentina adalah sebuah impian. Gerson pun baru diberi kesempatan menjalani debut membela Brasil di laga melawan Chile, Jumat lalu.
”Jika pelatih memberikan kepercayaan, saya siap memberikan seluruh kemampuan terbaik untuk membantu Brasil meraih kemenangan,” ujar Gerson yang bergabung dengan tim Perancis, Marseille, Juli lalu.
Neymar kembali akan menjadi andalan Tite. Penyerang Paris Saint-Germain itu adalah kunci permainan Brasil. Dari 62 laga di era Tite, Neymar adalah pemain dengan sumbangan gol dan asis tertinggi. Neymar telah mencetak 22 gol dan 24 asis untuk membantu Tite memiliki catatan 74 persen kemenangan selama menangani Selecao.
Bak final
Optimisme menaungi skuad Argentina. Kemenangan di final Copa America 2021 menjadi modal berharga bagi La Albiceleste ketika bertandang ke Arena Corinthians.
Selain bekal dua hasil positif dari dua duel terakhir menghadapi Brasil, Argentina juga memiliki tren bagus dalam menjalani laga tandang di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Tiga dari empat kemenangan yang telah dibukukan anak asuhan Lionel Scaloni itu tercipta ketika menjadi tim tamu.
Lautaro Martinez, penyerang Argentina yang membela Inter Milan, sudah tidak sabar untuk kembali berduel dengan Brasil. Raihan tiga poin di markas Brasil memang tidak akan membantu Argentina menggeser posisi Selecao di puncak klasemen. Namun, hasil itu, kata Martinez, akan meningkatkan kepercayaan diri rekan setimnya untuk bersaing menduduki posisi pertama.
”Melawan Brasil selalu bak sebuah (laga) final bagi Argentina. Kami akan melakukan pendekatan permainan seperti ketika kami mengalahkan mereka di final Copa America,” ucap Martinez yang mencetak empat gol dan sebuah asis dari lima laga terakhir bersama La Albiceleste.
Scaloni pun ingin timnya menjaga tren kemenangan setelah menumbangkan Venezuela, 3-1, Jumat lalu. Scaloni ingin mengakhiri nasib buruk Argentina setiap menghadapi Selecao di ajang kualifikasi Piala Dunia. La Albiceleste terakhir kali meraih kemenangan atas Brasil pada Kualifikasi Piala Dunia 2006. Dari dua laga masing-masing di Kualifikasi Piala Dunia 2010 dan Kualifikasi Piala Dunia 2014, Argentina hanya mendapatkan dua hasil imbang dan menderita dua kekalahan.
”Semua pemain telah membuktikan tampil luar biasa untuk memenangi Copa America. Oleh karena itu, kami harus menjaga hasil positif itu dengan tidak sedikit pun mengendurkan semangat juang dan fokus di pertandingan nanti,” kata Scaloni. (AFP/REUTERS)