Pecatur Muda Aditya Bagus Arfan Raih Norma IM Perdana
Pecatur muda Indonesia FM Aditya Bagus Arfan meraih norma IM perdananya di Bangkok Terbuka 2022. Aditya butuh dua norma lagi dan menembus rating 2.400 untuk bisa menggunakan gelar IM yang satu tingkat di bawah GM.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah sukses meraih perak catur klasik kelompok umur 18 tahun atau KU18 dan emas beregu putra KU16 Kejuaraan Asia Remaja Catur di Bali, 14-21 Oktober, pecatur muda Indonesia Fide Master Aditya Bagus Arfan (elo rating 2.341) berhasil mendapatkan norma master internasional atau IM pertamanya di Bangkok Terbuka ke-20, Chiang Mai, Thailand 22-30 Oktober. Aditya mampu memenuhi target itu seusai mengalahkan seniornya di pemusatan latihan nasional atau pelatnas dan binaan United Tractors, Grand Master Novendra Priasmoro (2.512).
Dengan bakat besar dan usia masih 16 tahun, Aditya diharapkan bisa menjadi GM berikutnya dari Indonesia. ”Ini kemenangan pertama saya atas pecatur GM dalam kejuaraan resmi FIDE (Federasi Catur Dunia) rated,” ujarnya seusai menjalani laga babak kesembilan atau babak terakhir Bangkok Terbuka 2022, Minggu (30/10/2022).
Bangkok Terbuka adalah kejuaraan catur yang cukup bergengsi. Tahun ini, ajang itu diikuti 145 pecatur dari 30 negara, termasuk 16 pecatur bergelar GM dan tujuh IM. Sebelum dilaksanakan, Aditya memang ditargetkan mendapatkan norma IM perdana di ajang tersebut. Syarat pecatur untuk memakai predikat IM adalah mengumpulkan tiga norma IM dan menembus rating 2.400. Adapun IM merupakan gelar catur kedua setelah GM.
Pada kejuaraan kali ini, setelah mengumpulkan 5,5 poin hasil dari 4 kemenangan, 3 remis, dan 1 kalah hingga babak kedelapan, Aditya butuh satu kemenangan lagi untuk mengantongi norma IM pertamanya. Target Aditya tidak mudah karena harus berhadapan dengan Novendra. Di atas kertas, Aditya kalah segala-galanya dari Novendra, mulai dari pengalaman sampai gelar.
Namun, Aditya tidak patah arang. Dengan segenap kemampuannya, dia berusaha mengimbangi permainan Novendra sejak awal laga yang berlangsung pada Minggu pagi. Dalam laga itu, Aditya bermain dengan buah hitam. Pecatur asal Bekasi, Jawa Barat, itu membangun pembukaan ratu, yakni menantang bidak putih d4 dengan bidak hitam d5 di langkah pertama.
Walau hitam cenderung kalah tempo, Aditya berani untuk tampil agresif. Sempat terdesak di awal-awal oleh permainan tak kalah agresif Novendra, Aditya bangkit di langkah ke-17. Permainan agresif dari keduanya membuat wilayah tengah menjadi lokasi terbuka untuk jual-beli serangan. Siapa yang mampu menguasai tempo, dia akan mendominasi permainan.
Dengan kecerdikannya, Aditya menyebabkan tekanan hebat pada pertahanan Novendra. Aditya terus unggul kualitas sejak langkah ke-18. Pecatur kelahiran 31 Oktober 2006 itu tidak memberi napas untuk Novendra mencari celah keluar dari tekanan bertubi-tubi tersebut. Kendati sempat membuat keadaan lebih tenang di langkah ke-29 hingga ke-31, Novendra akhirnya bertekuk lutut di langkah ke-37 dengan raja putih h1 disekakmat ratu hitam f1.
Modal masa depan
Pecatur India GM Surya Shekhar Ganguly (2.589) yang menjuarai Bangkok Terbuka 2022 memuji penampilan berani Aditya dalam melawan Novendra. Sikap seperti itu adalah modal yang harus dipelihara jika Aditya ingin menjadi pecatur elite dunia di masa depan.
Namun, sebagai pecatur muda, Aditya perlu menjalani proses bertanding tingkat elite dunia yang penuh risiko. Hanya dengan itu, Aditya bisa maju dan menembus jajaran elite dunia suatu hari nanti.
”Keberanian tidak muncul sewaktu Aditya kalah dari saya (babak ketujuh). Saat itu, dalam momen kritis, Aditya justru berhenti menyerang dan memilih bertahan. Itu keliru karena membuat peluang menang hilang sama sekali. Bermain menyerang memang berisiko kalah. Namun, sebagai pecatur muda, Aditya perlu menjalani proses bertanding tingkat elite dunia yang penuh risiko. Hanya dengan itu, Aditya bisa maju dan menembus jajaran elite dunia suatu hari nanti,” pesan Ganguly.
Kemenangan itu mengantarkan Aditya menempati urutan kesembilan dengan 6,5 poin klasemen akhir Bangkok Terbuka 2022. Dia menjadi pecatur terbaik Indonesia dari sembilan pecatur yang mewakili Merah Putih. Dirinya pun mendapatkan trofi patung gajah sebagai penghargaan untuk pecatur yunior terbaik di ajang tersebut.
Pecatur muda Indonesia lainnya, Satria Duta Cahaya, juga bermain cukup baik. Pecatur tanpa gelar berusia 14 tahun itu berada di peringkat ke-18 dengan 6 poin hasil dari 5 kemenangan, 2 remis, dan 2 kalah. Satria menjadi wakil Indonesia yang paling banyak mendapatkan tambahan rating, yakni 154 yang diikuti oleh Muhammad Kahfi Maulana dengan tambahan rating 49,6, Arif Rahman Saragih dengan tambahan rating 31,2, dan Aditya dengan tambahan rating 30,2.
Sementara itu, Novendra berada di urutan ke-28 dengan 5,5 poin hasil dari 5 kemenangan, 1 remis, dan 3 kalah. Akibatnya, Novendra kehilangan banyak rating, yakni minus 11,2. Itu hasil yang cukup buruk untuk pecatur unggulan ke-11 dan bergelar GM.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem mengatakan, dengan usia yang sudah menginjak 16 tahun, Aditya tidak mungkin memecahkan rekor pecatur Indonesia Gilbert Elroy Tarigan (2.384). Gilbert meraih gelar IM pada usia 15 tahun ketika menjuarai KU18 Kejuaraan Asia Timur Remaja 2018.
Aditya pun sulit memecahkan rekor pecatur andalan Indonesia, Susanto Megaranto, yang mendapatkan gelar GM pada usia 17 tahun atau termuda sepanjang sejarah catur nasional. Akan tetapi, dengan potensi dan keinginan kuatnya, jalan Aditya menjadi pecatur kuat bergelar GM masih terbuka lebar.
”Di kelompok usianya sekarang, Adit yang paling potensial menjadi GM Indonesia selanjutnya. Apalagi, dia sudah memutuskan menjadi pecatur profesional. Ketika dibuatkan jadwal latihan, dia selalu hadir penuh, termasuk mau izin dari sekolah. Pecatur yunior lainnya masih cengeng dan sering mangkir latihan dengan alasan sekolah sehingga berat buat kami membinanya,” tutur Kristianus. (*)