Mobil Red Bull 2023 akan Kehilangan Waktu Putaran 0,5 Detik
Mobil F1 Red Bull musim 2023 berpotensi kehilangan waktu putaran hingga 0,5 detik karena sanksi pengurangan waktu tes di wind tunnel. Namun, tanpa pemangkasan anggaran, Red Bull masih bisa mengembangkan komponen lain.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
MEXICO CITY, SABTU – Red Bull Racing menilai, sanksi pengurangan waktu pengujian komponen aerodinamika karena melanggar batas maksimal pengeluaran musim 2021, akan menghilangkan waktu putaran 0,25-0,5 detik pada mobil musim 2023. Namun, tim-tim lain menilai, Red Bull masih bisa mengalokasikan anggaran untuk pengembangan komponen lain, seperti membuat sasis yang lebih ringan, karena anggaran mereka tidak dipangkas. Sanksi yang dijatuhkan oleh FIA kepada Red Bull karena melanggar aturan finansial musim 2021 pun dinilai terlalu ringan oleh tim-tim lain.
Red Bull dijatuhi sanksi denda 7 juta dolar Amerika Serikat, setara Rp 109 miliar, serta pengurangan 10 persen Coefficient C, yang dipakai untuk menghitung waktu pengujian komponen aerodinamika, selama 12 bulan. Sanksi tersebut tertuang dalam dokumen Accepted Breach Agrement (ABA) di mana Red Bull mengakui melanggar batas maksimal pengeluaran tim pada musim 2021.
Dalam dokumen ABA itu disebutkan, Red Bull tidak akurat dalam menentukan biaya yang dikecualikan dan atau disesuaikan sebesar 5,607 juta poundsterling (Rp 101,093 miliar) dari pengeluaran yang dilaporkan senilai 114,293 juta poundsterling (Rp 2,061 triliun).
Berdasarkan koreksi tersebut, maka pengeluaran Red Bull sesungguhnya pada musim 2021 adalah 118,036 juta poundsterling, sehingga ada kelebihan pengeluaran 1,864 juta poundsterling, atau 1,6 persen dari batas maksimal pengeluaran semusim.
Kepala Tim Red Bull Christian Horner menilai, sanksi denda jumlahnya sangat besar, dan pengurangan 10 persen waktu pengujian aerodinamika merupakan sanksi yang sangat besar dan berat.
"Saya sudah mendengar ada yang mengatakan bahwa itu jumlah yang tidak signifikan. Saya beritahu anda, itu jumlah yang luar biasa besar. Itu merepresentasikan waktu putaran antara seperempat hingga setengah detik waktu putaran. Itu berlaku mulai saat ini, yang akan berdampak pada mobil tahun depan, dan akan berlangsung selama 12 bulan," tegas Horner dikutip Crash saat konferensi pers di Mexico City, Sabtu (29/10) dinihari WIB.
"Dengan memenangi gelar konstruktor (musim ini), kami menjadi korban dari kesuksesan kami sendiri, selain 10 persen itu, sudah ada pengurangan 5 persen dari tim peringkat kedua dan ketiga. Sepuluh persen itu, dalam kenyataanya akan berdampak pada kemampuan kami untuk tampil di trek pada tahun depan," ujar Horner.
Red Bull akan memiliki waktu yang sangat terbatas dalam pengujian di wind tunnel karena hanya memiliki koefisien 63 persen. Itu waktu yang jauh lebih sedikit dibandingkan Ferrari dan Mercedes yang masing-masing memiliki 75 persen dan 80 persen.
Itu merepresentasikan waktu putaran antara seperempat hingga setengah detik waktu putaran. Itu berlaku mulai saat ini, yang akan berdampak pada mobil tahun depan.
"Itu memberi keuntungan kepada para pesaing kami, itulah mengapa mereka mendorong sangat keras ada penalti draconian (sangat keras)," ujar Horner.
"Kami harus bekerja luar biasa keras dalam waktu yang kami miliki, dan kami harus efisien dengan waktu yang kami miliki, kami harus efisien dengan apa yang kami pilih untuk diuji di wind tunnel," tegas Horner.
Namun, sanksi itu dinilai oleh Direktur Balapan Ferrari Laurent Mekies tidak sepadan dengan dampak yang bisa diraih oleh tim dengan kelebihan pengeluaran 1,864 juta poundsterling. Anggaran sebesar itu bisa menghasilkan 0,2 detik waktu putaran lebih cepat, dan berpotensi memengaruhi hasil balapan, bahkan kejuaraan.
Mekies juga menyoroti tidak ada sanksi pengurangan anggaran untuk Red Bull, sehingga mereka bisa mengalokasikan anggaran ke komponen selain pengujian wind tunnel.
"Terkait dengan penalti, kami tidak senang dengan itu karena dua alasan penting. Pertama, kami di Ferrari tidak paham bagaimana pengurangan 10 persen ATR (aerodinamic testing restrictions) bisa sesuai dengan jumlah waktu putaran yang sama seperti yang kami sebutkan tadi. Selanjutnya, ada masalah lain di dalamnya. Karena tidak ada pengurangan batas anggaran dalam penalti, efek mendasarnya adalah mendorong pesaing mengeluarkan uang ke tempat lain," tegas Mekies kepada Sky Sport Italia dikutip Motorsport.
"Tim tersebut memiliki kebebasan sepenuhnya untuk menggunakan uang yang tidak bisa lagi digunakan pada wind tunnel dan CFD (computational fluid dynamics) karena pengurangan 10 persen, untuk mengurangi bobot mobil, atau yang lainnya. Keprihatinan kami adalah kombinasi dari kedua faktor tersebut berarti dampak dari penalti sangat terbatas," ungkap Mekies.
Meskipun tidak puas dengan sanksi Red Bull, Mekies mengapresiasi transparansi FIA. Dia pun tidak ingin berlama-lama mempermasalahkan kasus ini dan berharap ke depan tidak ada masalah yang sama.
Kepala Tim Mercedes Toto Wolff pun menilai sisi positif dari sanksi Red Bull ini adalah tata kelola organisasi yang bagus. FIA di bawah Presiden Muhammad Ben Sulayem konsisten menegaskan aturan dan tegas dalam menjalankan proses verifikasi keuangan tim. Pemberian sanksi juga akan mencegah tim-tim lain melakukan pelanggaran ke depan.
"Saya pikir besaran sanksi merupakan alat pencegahan, penalti olahraga, dan pada tingkat yang lebih rendah, denda finansial. Tetapi, kerusakan reputasi yang terjadi mungkin yang paling besar, dan tidak ada tim yang ingin dekat dekat itu, karena jelas, kita hidup di dunia yang transparan dan patuh," tegas Wolff.
Terkait dengan penalti, Wolff menilai, denda 7 juta dolar Amerika Serikat, merupakan jumlah yang sangat besar. Namun, jika ditempatkan dalam konteks yang lebih besar, di mana Red Bull berinvestasi besar untuk membangun Red Bull Powertrain, denda itu menjadi tidak besar. Sedangkan, terkait pengurangan waktu pengujian komponen aerodinamika, Wolff menilai, itu akan memengaruhi tim.
"Saya pikir pengurangan waktu di wind tunnel akan merugikan. Seberapa besar merugikan, sulit untuk dinilai saat ini," tegas Wolff.