Red Bull Racing dijatuhi denda Rp 109 miliar serta pengurangan 10 persen pengujian komponen aerodinamika untuk Formula 1 musim 2023, karena pelanggaran finansial musim 2021. Aston Martin juga didenda Rp 7 miliar.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
MEXICO CITY, JUMAT – Menjelang sesi latihan perdana balapan Formula 1 seri Mexico, Jumat (28/10/2022), Federasi Balap Mobil Internasional atau FIA mengumumkan sanksi untuk Red Bull Racing karena melanggar aturan finansial musim 2021. Red Bull dijatuhi sanksi denda 7 juta dolar Amerika Serikat yang setara dengan Rp 109 miliar, serta pengurangan 10 persen alokasi waktu pengujian komponen aerodinamika di wind tunnel selama 12 bulan.
Sanksi tersebut tertuang dalam dokumen Accepted Breach Agrement (ABA) di mana Red Bull mengakui melanggar batas maksimal pengeluaran tim pada musim 2021. Dalam dokumen ABA itu disebutkan, Red Bull tidak akurat dalam menentukan biaya yang dikecualikan dan atau disesuaikan sebesar 5,607 juta poundsterling (Rp 101,093 miliar) dari pengeluaran yang dilaporkan senilai 114,293 juta poundsterling (Rp 2,061 triliun).
Berdasarkan koreksi tersebut, maka pengeluaran Red Bull sesungguhnya pada musim 2021 adalah 118,036 juta poundsterling, sehingga ada kelebihan pengeluaran 1,864 juta poundsterling, atau 1,6 persen dari batas maksimal pengeluaran semusim.
Berdasarkan koreksi tersebut, maka pengeluaran Red Bull sesungguhnya pada musim 2021 adalah 118,036 juta poundsterling, sehingga ada kelebihan pengeluaran 1,864 juta poundsterling, atau 1,6 persen dari batas maksimal pengeluaran semusim.
FIA juga menyatakan, bahwa jika Red Bull menerapkan perlakuan yang benar terhadap 'notional tax credit' senilai 1.431.348 juta poundsterling sebagai bagian dari pengajuan, maka pelanggaran hanya akan sebesar 432.652 poundsterling, atau 0,37 persen.
Red Bull menjelaskan, pengeluaran senilai 5,607 poundsterling meliputi 13 jenis pengeluaran, di antaranya adalah, bantuan keamanan sosial bagi karyawan, kontribusi tenaga magang, biaya penggunaan power unit, serta kesalahan pembukuan dalam perhitungan biaya yang ditagihkan ke Red Bull oleh Red Bull Powertrain, serta jasa katering.
Kelebihan pengeluaran itu masuk dalam kategori pelanggaran minor, karena kurang dari 5 persen dari batas anggaran musim 2021. Red Bull juga dinyatakan melakukan kesalahan administrasi, karena laporan pengeluaran yang tidak akurat.
Selama proses pemeriksaan laporan keuangan, FIA dinilai kooperatif dan memberikan informasi tambahan serta bukti yang diminta dengan tepat waktu. Cost Cap Administration juga tidak menuduh serta tidak menemukan bukti bahwa Red Bull Racing bertidak dengan itikad jelek, tidak jujur atau berniat menipu, juga tidak dengan sengaja menyembunyikan informasi apapun.
Pelanggaran batas anggaran itu berujung pada sanksi denda untuk Red Bull Racing sebesar 7 juta dolar Amerika Serikat, atau setara Rp 109 miliar dengan nilai kurs (1 USD = Rp 15.560). Red Bull harus membayar denda itu kepada FIA dalam 30 hari sejak kesepakatan ABA pada 26 Oktober 2022.
Red Bull juga dijatuhi Minor Sporting Penalty berupa pengurangan 10 persen Coefficient C, yang digunakan untuk menghitung waktu pengujian komponen aerodinamika. Sanksi berlaku selama 12 bulan terhitung sejak ABA disepakati. Red Bull akan sangat terbatas dalam waktu pengujian di wind tunnel serta Restricted Computational Fluid Dynamics (RCFD).
Red Bull yang musim ini meraih gelar konstruktor, hanya akan memiliki 70 persen Coefficient C, dan dengan sanksi pengurangan 10 persen, maka hanya akan memiliki 63 persen.
FIA juga menjatuhkan sanksi denda kepada Aston Martin Racing 450.000 dolar Amerika Serikat yang harus dibayar dalam 30 hari. Sanksi ini menyusul pelanggaran prosedural pelaporan anggaran, di mana Aston Martin tidak memasukkan laporan yang lengkap. Aston Martin juga dinilai salah dalam menentukan biaya yang dikecualikan dan atau diseuaikan yang dirinci dalam 12 jenis biaya.
Cost Cap Administration menilai Aston Martin Racing (AMR) kooperatif selama proses peninjauan laporan, serta memberikan dokumen dan bukti yang diminta dengan tepat waktu. Pun, tidak ada tuduhan serta bukti bahwa Aston Martin Racing berntidak dengan itikad jelek, tidak jujur atau berniat menipu.
"AMR juga tidak mendapat atau mencari keuntungan apapun dari ketidakakuratan biaya tertentu yang dikecualikan atau disesuaikan," tegas FIA dalam dokumen ABA Aston Martin.