Gilang Juragan 99 Mundur dari Presiden Arema FC, Aremania Menyayangkan
Gilang Widya Pramana, mengundurkan diri dari posisinya sebagai presiden klub Arema FC. Tindakan tersebut disayangkan oleh sejumlah aremania, karena dinilai meninggalkan klub yang saat ini sedang butuh pendampingan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS – Gilang Widya Pramana atau biasa dikenal sebagai "Juragan 99", mengundurkan diri dari posisinya sebagai presiden klub Arema FC. Tindakan tersebut disayangkan oleh aremania. Gilang dinilai meninggalkan klub yang saat ini sedang butuh pendampingan.
Pernyataan mundurnya Gilang disampaikan dalam konferensi pers pada Sabtu (29/10/2022). Ia hanya didampingi oleh media officer Arema FC, Sudarmaji.
Sebelum menyampaikan pernyataan mundur, Gilang menggambarkan bagaimana ia terpukul atas Tragedi Kanjuruhan. "Setiap kali ke rumah duka, sedih sekali rasanya. Mereka kehilangan orang yang dicintai. Kehilangan kepala keluarga yang membiayai hidup istri dan anaknya. Ini kejadian yang bukan hanya saya, tapi juga hampir semua manajer dan pemain yang terlibat, mengalami trauma yang sangat luar biasa," katanya.
Gilang mengatkaan, tragedi itu membuatnya setiap malam selalu memikirkan hal itu. "Tiap malam saya mikirin hal itu. Susah tidur. Ada perasaan mengganjal yang saya rasakan. Tapi saya terus berikan support," katanya.
Selama ini, menurutnya, sepak bola adalah passion atau hobinya. "Dan di Arema sendiri, saya benar-benar cinta, tulus, apa yang saya berikan ke Arema dan warga Malang. Selalu saya berikan dan tak pernah perhitungan karena itu bukti kecintaan saya pada Arema. Saya jujur bangga," katanya.
Pada tahun pertamanya memimpin Arema FC, ia membawa "Singo Edan" juara turnamen pramusim, Piala Presiden. "Itu kebanggaan yang tak ternilai harganya. Posisi presiden (klub) sebenarnya posisi kehormatan yang di mana saya sebagai investor diberikan istilah presiden oleh owner, oleh direksi, dan ini merupakan kehormatan buat saya,” katanya.
Oleh karena rasa sedih dan trauma itu, Gilang merasa butuh mundur sebagai Presiden Arema FC. “Karena rasa kesedihan mendalam, rasa jatuh, saya memutuskan untuk istirahat dan rehat dari dunia sepak bola. Dengan situasi yang terjadi sekarang ini, di Arema FC, saya merasa Arema FC memerlukan sosok yang lebih baik dan dirasa mampu dan bisa membawa Arema ini menjadi tim solid, kuat, dan baik. Maka, per hari ini saya menyatakan saya mundur dari (jabatan) Presiden Arema FC,” kata Gilang.
Gilang pun berterima kasih pada semua pihak atas dukungan terhadapnya selama ini di Arema FC. “Saya juga minta maaf jika ada pihak yang kecewa atas pengunduran diri saya. Saya akan kembali menjadi aremania sama seperti saya belum jadi presiden. Saya tetap Aremania sejati dan tetap akan dukung Arema. Karena Arema tetap ada di hatiku. Semoga Arema bisa sukses. Aremania-Aremanita bisa makin dewasa, bijak, dan menjadi suporter panutan,” katanya.
Terkait mundurnya Presiden Arema FC, beberapa Aremania memberikan pandangannya. “Saya menyesalkan dengan keputusan itu. Sangat disayangkan. Di saat kita butuh sosok yang seharusnya bisa membawa Arema dan Aremania, mendampingi, untuk menjadi lebih baik, ini malah mundur,” kata Fongki Rahadi, aremania asal Sudimoro.
Menurut Fongki, alasan trauma dinilainya tidak tepat. “Kalau alasan trauma, maka waktunya tidak tepat. Karena yang seharusnya bertanggung jawab dengan tragedi ini juga belum divonis,” katanya.