Arema FC Dilarang Berlaga di Kandang Sendiri sampai Akhir Musim
PSSI mencatat sejumlah kesalahan, di antaranya turunnya suporter ke lapangan, pintu keluar stadion yang sebagian tertutup di menit ke-80 dan penerangan di sekitar stadion yang kurang.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Arema FC dilarang menyelenggarakan pertandingan di kandang sendiri hingga musim kompetisi berakhir tahun ini. Arema FC bisa bertanding sedekatnya 250 km dari homebase dengan kondisi tanpa penonton.
Demikian sanksi yang ditetapkan PSSI terhadap Arema FC akibat tragedi Kanjuruhan Sabtu (1/10/2022). Sanksi itu dibacakan oleh Ketua Komisi Disiplin PSSI Erwin Tobing, Selasa (4/10/2022), di Kota Malang. Ketua Tim Investigasi PSSI Ahmad Riyad, dan anggota tim investigasi Khoirul, Umar Husein, dan Eko hadir pula dalam pembacaan sanksi tersebut.
PSSI juga mendenda Arema FC Rp 250 juta. Pengulangan terhadap pelanggaran di atas akan berakibat pada hukuman yang lebih berat.
Selain Arema FC, PSSI juga menghukum panitia pelaksana pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu lalu, yakni Abdul Haris. Yang bersangkutan tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup. Demikian pula dengan security officer atau steward Suko Sutrisno. Suko dilarang beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup.
”Kami melihat Ketua Pelaksana tidak siap dan tidak cermat. Gagal mengantisipasi kerumunan orang datang, padahal punya steward,” kata Erwin.
Erwin juga membeberkan kronologi peristiwa di Kanjuruhan. Pada menit ketujuh seusai pertandingan, sejumlah suporter di pojok tribune timur turun ke lapangan. Setelah itu suporter lainnya menyusul turun. Pemukulan terhadap suporter pun terjadi. Pemukulan terhadap suporter di lapangan memicu rekan mereka yang masih di tribune ikut turun. Saat itu tim keamanan masuk dan langsung menembakkan gas air mata.
PSSI mencatat sejumlah kesalahan. Kesalahan itu di antaranya, turunnya suporter ke lapangan; pintu keluar stadion yang seharusnya terbuka ternyata masih ada yang tertutup di akhir pertandingan; dan penerangan di sekitar stadion yang dinilai kurang.
"Harusnya dia (panitia penyelenggara) jeli. Kami melihat ketua pelaksana tidak siap dan tidak cermat, gagal mengantisipasi kerumunan orang datang, padahal punya steward,” tambahnya.
Mengenai penggunaan gas air mata, PSSI menyatakan hanya menyelidiki hal terkait pertandingan. Polisi, tambah Erwin Tobing, memiliki protap keamanan sendiri.
Adapun stadion Kanjuruhan dilarang dipakai sampai ada perbaikan yg mengacu pada standar keamanan.
Manajer Arema FC Ali Fikri yang mendampingi tim PSSI menyatakan menerima sanksi tersebut. Pihaknya hingga kini masih memikirkan korban dan belum mau memikirkan pertandingan bola.