Lewandowski Mulai Alami Penyesalan
Robert Lewandowksi tidak berdaya mengembalikan Barcelona kembali ke persaingan elite Eropa. Dalam enam laga terakhir, Barca selalu tumbang dari Bayern Muenchen.
BARCELONA, KAMIS – Kengototan Robert Lewandowski untuk meninggalkan Bayern Muenchen agar bisa bergabung dengan Barcelona, musim panas lalu, mulai menghadirkan penyesalan. Ambisi penyerang tim nasional Polandia demi membawa Barca bangkit di musim ini berujung mimpi buruk karena Bayern.
Kehadiran Lewandowski yang sangat diharapkan bisa mengakhiri kutukan Barca atas Bayern tidak terwujud. Setelah selalu menderita pada empat laga terakhir menghadapi Bayern yang dibela Lewandowski pada kurun waktu 2015 hingga 2021, Barca tetap tidak berdaya menghadapi tim berjuluk Die Roten meski telah membajak Lewandowski dari kampiun Liga Jerman itu.
Dalam empat pertemuan terakhir Barca kontra Bayern, Lewandowski terlibat dalam enam dari 17 gol yang diciptakan Bayern. Jumlah itu terdiri dari empat gol dan dua asis.
Magis Lewandowski itu menghilang ketika ia telah mengenakan seragam Barca di musim ini. Pada dua laga Grup C Liga Champions 2022-2023, Lewandowski gagal mengakhiri paceklik gol Barca ke gawang Bayern.
Bermain di kandang sendiri, Stadion Spotify Camp Nou, Kamis (27/10/2022) dini hari WIB, Barca menelan kekalahan telak 0-3 dari Bayern. Itu membuat Blaugrana tidak mampu membalas kekalahan 0-2 pada duel pertama di markas Bayern, Stadion Allianz Arena, 14 September lalu.
Lewandowski hanya mencatatkan dua kali tembakan yang bisa diblok pemain Bayern pada pertandingan di Camp Nou itu. Satu-satunya pergerakan berbahaya pemain berusia 34 tahun itu tercipta pada akhir babak pertama ketika dirinya terjatuh di kotak penalti akibat berduel dengan bek Bayern, Matthijs de Ligt.
Wasit Anthony Taylor sempat menunjuk titik putih untuk memberikan Barca tendangan penalti. Namun, hukuman itu dianulir setelah Taylor menyaksikan tayangan ulang melalui asisten wasit peninjau video.
Antiklimaks performa Lewandowski memuncak ketika ia ditarik keluar oleh Pelatih Barca Xavi Hernandez pada menit ke-82. Ketika berjalan menuju sisi lapangan, Lewandowski menggelengkan kepalanya dan terlihat sangat kecewa dengan performa diri dan timnya.
Lewandowski tentu menjadi salah satu pemain Barca yang paling frustasi dan sedih kalah dari Bayern.
Sepanjang laga, penyerang bernomor punggung sembilan itu beberapa kali tidak puas dengan suplai bola yang diberikan pemain Barca lain. Ia juga kecewa ketika menyaksikan dua gol Bayern yang diawali dengan umpan langsung dan serangan balik cepat.
“Lewandowski tentu menjadi salah satu pemain Barca yang paling frustasi dan sedih kalah dari Bayern. Datang ke Barca untuk memenangkan gelar juara dan trofi Ballon d’Or, sekarang harapan trofi Liga Champions telah pupus, sehingga itu menghadirkan kekecewaan yang besar untuknya,” tulis analisis utama Mundo Deportivoedisi Kamis.
Kegagalan Barca menembus fase gugur Liga Champions di musim ini mengakhiri catatan gemilang Lewandowski. Ia selalu bisa tampil di babak 16 besar kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa itu sejak membela Borussia Dortmund pada musim 2011-2012.
Penyiksaan ganda
Kualitas permainan Barca di Camp Nou amat jauh dibandingkan penampilan mereka ketika menghadapi Bayern di Jerman. Meskipun tetap lebih unggul penguasaan bola dengan 52 persen, Barca kalah dalam urusan kreasi peluang karena gagal menghasilkan satu pun tembakan mengarah ke gawang. Sedangkan Bayern menciptakan delapan tembakan tepat sasaran.
Baca juga : Bayang-Bayang Ilusi “Blaugrana”
Adapun pada laga di Allianz Arena, Barca unggul dalam catatan penguasaan bola sekaligus kreasi peluang. Sebanyak 53 persen penguasaan bola dan 18 tembakan menjadi wujud dominasi permainan Barca atas Bayern, meski Die Roten lebih unggul dalam perolehan angka di papan skor.
Gol Bayern yang dicetak oleh Sadio Mane pada menit ke-10, lalu Eric Choupo-Moting menambah derita Barca pada menit ke-31. Dua gol itu tercipta dengan skema serupa, yakni melalui umpan terobosan yang membelah garis pertahanan tinggi Barca.
Kemenangan Bayern dilengkapi Benjamin Pavard di akhir babak kedua. Membawa pulang tiga gol dari Camp Nou membuat Bayern unggul agregat 22-4 dalam enam pertemuan terakhir kontra Blaugrana.
Presiden Barca Joan Laporta menilai, timnya mengalami penyiksaan ganda. Pertama, mereka sudah tersiksa setelah mengetahui Inter Milan mengalahkan Viktoria Plzen 4-0, sehingga menutup kans mereka lolos ke babak 16 besar. Kemudian, kekalahan dari Bayern kian membuat Barca terluka.
Baca juga : Xavi Hernandez Melawan Sinyal Kejatuhan Barcelona
“Menyaksikan Inter menang adalah penyiksaan yang murni karena harapan kami untuk hadirnya keajaiban tidak datang. Kami tahu akan ada momen naik-turun pada usaha membangun ulang tim ini, tetapi kami harus menatap ke depan karena masih banyak trofi yang bisa dikejar di musim ini,” ujar Laporta dilansir Marca.
Gelandang muda Barca, Gavi, sepakat dengan Laporta. Ia bertekad untuk tampil sungguh-sungguh demi bisa menjadi juara di Liga Europa. Pada musim lalu, Barca tersingkir di babak perempat final Liga Europa dari sang juara, Einctracht Frankfurt.
“Kami akan memberikan segalanya untuk memenangkan Liga Europa, khususnya setelah kegagalan musim lalu,” kata Gavi, peraih trofi Kopa dan Golden Boy itu.
Kemenangan atas Barca menegaskan Bayern sebagai salah satu tim kandidat juara Liga Champions edisi 2022-2023. Die Roten selalu meraih hasil sempurna di liga laga fase grup Liga Champions musim ini. Catatan itu hanya bisa disamai oleh Napoli di Grup A.
Baca juga : Beda Misi Dua Predator, Lewandowski dan Benzema
Julian Nagelsmann, Pelatih Bayern, memuji performa tanpa cela anak asuhannya di Camp Nou. Energi yang ditampilkan skuad Bayern, kata Nagelsmann, menunjukkan pemainnya tampil dengan energi besar yang dibutuhkan untuk menghadapi Barca.
“Kami tidak membiarkan mereka melakukan tembakan mengarah ke gawang, kami bertahan dengan penuh hasrat. Tim ini membuat pernyataan kuat lewat laga ini,” kata Nagelsmann seperti dikutip Kicker.