Laga “El Clasico” menjadi palagan bagi dua kandidat peraih Ballon d’Or, Robert Lewandowski dan Karim Benzema. Akan tetapi, kedua predator Liga Spanyol membawa dua misi berbeda pada laga nanti
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
MADRID, SABTU – Dua predator Liga Spanyol, Robert Lewandowski dan Karim Benzema, membawa misi berbeda dalam laga El Clasico, Minggu (16/10/2022) pukul 21.15 WIB, di Stadion Santiago Bernabeu. Lewandowski mengincar kebangkitan bagi timnya usai terpuruk di Liga Champions Eropa. Adapun Benzema berusaha mengembalikan ketajamannya setelah tidak mencetak gol dalam lima laga terakhir.
Duel El Clasico kali ini begitu krusial karena pemenangnya akan mengambil alih pucuk pimpinan klasemen sementara Liga Spanyol. Barcelona untuk sementara memimpin klasemen dengan raihan 22 poin, sama dengan Madrid. Namun, tim besutan pelatih Xavi Hernandez tersebut unggul dalam hal selisih gol.
Tambahan tiga poin sangat dibutuhkan Barca untuk terus menjauh dari kejaran Madrid. Apalagi mereka baru saja menuai hasil buruk di Liga Champions saat ditahan imbang Inter Milan 3-3. Hasil itu membuat kans Barca melaju ke fase gugur amat berat. Selain harus menyapu bersih dua laga tersisa kontra Bayern Muenchen dan Viktoria Plzen dengan kemenangan, nasib Barca juga ditentukan hasil dari pertandingan Inter.
Kondisi Barca yang porak poranda lantaran terancam gagal lolos ke babak 16 besar untuk kali kedua berturut-turut memancing kewaspadaan tinggi pelatih Madrid, Carlo Ancelotti. “Barca sudah mati sekarang. Satu-satunya cara mereka bisa bangkit adalah dengan mengalahkan kami di El Clasico. Kami tidak bisa membiarkan mereka menang lagi. Laga ini seperti final,” kata Ancelotti, Sabtu (15/10/2022).
Lewandowski menjadi pemain yang paling menyita perhatian Ancelotti. Striker Polandia itu menunjukkan ketajamannya dengan mencetak dua gol penting yang menyelamatkan Barca dari kekalahan atas Inter. Lewandowski sejauh ini menjadi pencetak gol terbanyak Liga Spanyol dengan torehan sembilan gol dari delapan pertandingan. Ia, bersama Benzema, juga menjadi kandidat kuat peraih penghargaan Ballon d’Or yang akan diumumkan 17 Oktober 2022.
Persaingan perebutan Ballon d’Or antara Lewandowski dan Benzema menjadi intrik yang membuat El Clasico nanti menjadi semakin menarik. Kedua pemain itu tentunya akan menunjukkan kepiawaiannya untuk mencetak gol. Bedanya, Lewandowski mencetak gol untuk membantu Barca bangkit. Sedangkan, Benzema termotivasi untuk mengakhiri paceklik golnya.
“Kami menghadapi momen yang agak sulit sekarang. Namun, kami tahu bahwa kami memiliki El Clasico sebagai peluang untuk menang dan kembali bermain dengan baik,” ucap Lewandowski.
Menghadapi Madrid bukanlah hal yang asing bagi Lewandowski. Sebelumnya saat berseragam Borussia Dortmund dan Muenchen, Lewandowski tergolong sering mencetak gol ke gawang Madrid. Lewandowski tercatat sudah delapan kali berhadapan dengan Madrid di Liga Champions. Dalam delapan laga itu, ia mencetak enam gol dan menyumbang satu asis.
Barca sudah mati sekarang. Satu-satunya cara mereka bisa bangkit adalah dengan mengalahkan kami di El Clasico.
Paceklik gol
Berbeda dengan Lewandowski yang terus mencetak gol, Benzema saat ini sedang dalam masa paceklik gol usai pulih dari cedera. Dalam lima laga, tidak satu kali pun Benzema mampu mencatatkan namanya di papan skor. Maka dari itu, striker timnas Perancis ini menjadikan El Clasico sebagai palagan untuk kembali menemukan ketajamannya.
Musim lalu, Benzema tampil luar biasa dengan menjadi pencetak gol terbanyak Liga Spanyol dengan 27 gol. Ketajamannya masih terasa di awal musim saat ia mampu mencetak tiga gol dalam tiga laga. Setelah itu, Benzema mulai kehilangan sentuhannya.
“Benzema sudah merasa lebih baik pekan ini. Saya yakin kita akan melihat Benzema yang lama besok,” kata Ancelotti.
Kendati masih kesulitan mencetak gol, Benzema tetaplah menjadi pemain yang berbahaya. Bek tengah Barca, Ronald Araujo, secara terang-terangan menyebut Benzema adalah pemain Madrid yang paling sulit ia hentikan. Benzema sudah paham betul bagaimana cara menghadapi Barca. Ia turut membantu Madrid mengandaskan Barca di semifinal Piala Super Spanyol dengan skor 3-2. Di laga itu, Benzema menyumbang satu gol.
“Dia adalah pemain yang sangat cerdas. Dia tahu kapan harus berhenti, bagaimana bergerak, dan bagaimana menggerakkan rekan satu timnya. Anda harus selalu berhati-hati saat bermain melawannya,” kata Araujo.
Bagi Xavi, kemenangan menjadi harga mati. Meski bermain di Santiago Bernabeu dan sedang dalam performa negatif, Xavi optmistis pasukannya akan mampu meraih hasil menggembirakan. Seiring tipisnya peluang Barca untuk melaju ke babak 16 besar Liga Champions, Xavi menyebut timnya kini menargetkan untuk merebut gelar juara Liga Spanyol dari tangan Madrid.
Ambisi Barca itu mendapat angin segar dengan kabar pulihnya bek Jules Kounde. Mantan pemain Sevilla itu kemungkinan bisa dimainkan melawan Madrid. Tanpa Kounde dan Araujo yang cedera, benteng pertahanan Barca amat mudah ditembus. Gerard Pique yang tampil sebagai pengganti gagal bersinar. Pique mendapat kecaman karena tampil buruk saat melawan Inter.
Cedera bukan hanya menjadi masalah Barca. Madrid pun dipastikan tanpa kiper utama, Thibaut Courtois di “El Clasico” nanti karena masih cedera. Andriy Lunin yang menggantikan Courtois tidak mampu membawa Madrid mengalahkan Shakhtar Donetsk. Sebagaimana Barca, Madrid juga tampil kurang maksimal di laga itu dengan ditahan imbang 1-1 oleh Donetsk.
Namun perlu diingat, Ancelotti sengaja tak memainkan pemain andalannya, yaitu Vinicius Junior, Luka Modric, dan David Alaba secara penuh. Ancelotti menyimpan mereka sebagai bagian dari persiapan menghadapi Barca. (AFP/REUTERS)