Juara Superbike enam kali beruntun, Jonathan Rea, akan menjalani tiga seri terakhir musim ini tanpa beban. Dia bertekad tampil lepas untuk memburu dua pesaingnya, Alvaro Bautista dan Toprak Razgatlioglu.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
PORTIMAO, SELASA –Jonathan Rea sudah tidak memikirkan persaingan juara Superbike musim ini meskipun masih memiliki peluang dengan sisa tiga seri dan 186 poin maksimal untuk diraih. Dengan selisih 82 poin dari pemuncak klasemen sementara, Alvaro Bautista, Rea memilih untuk tampil tanpa beban dalam enam balapan tersisa. Dia akan menjadi pemburu yang tidak memiliki apapun untuk dipertaruhkan.
"Saya tidak pernah memikirkan persaingan juara, apapun mungkin terjadi," ungkap Rea yang kini di posisi ketiga klasemen Superbike.
Kami sekarang tidak memiliki apapun untuk dipertaruhkan, tetapi itu bukan berarti kami mengubah mentalitas kami, karena saya melakukan yang terbaik di setiap akhir pekan. Tidak ada tekanan.
"Kami sekarang tidak memiliki apapun untuk dipertaruhkan, tetapi itu bukan berarti kami mengubah mentalitas kami, karena saya melakukan yang terbaik di setiap akhir pekan. Tidak ada tekanan," lanjut juara Superbike enam kali beruntun itu di laman resmi WSBK.
Rea kehilangan kendali persaingan juara setelah tidak pernah meraih kemenangan dalam enam seri terakhir di Misano, Donington Park, Autodrom Most, Magny-Cours, Barcelona-Catalunya, dan Portimao. Pebalap tim Kawasaki Racing itu terakhir kali menang di Estoril pada Mei lalu. Sedangkan para pesaingnya, pebalap Aruba.it Racing-Ducati Alvaro Bautista, dan pebalap Pata Yamaha with Brixx Toprak Razgatlioglu konsisten meriah kemenangan dan podium.
Persaingan juara kini menyisakan tiga seri di Sirkuit San Juan Villicum (Agentina, 22-23 Oktober), Mandalika (Indonesia, 11-13 November), dan Phillip Island (Australia, 18-20 November).
"Argentina akan sangat sulit dengan lintasan lurus yang panjang, tetapi kami tidak tahu akan menjumpai kondisi seperti apa di sana. Trek cukup hijau karena tidak banyak aktivitas di sirkuit itu. Saya akan berusaha menikmati beberapa balapan terakhir itu, yang berlangsung di luar (Eropa). Saya akan menjadi pemburu, bukan unggulan dan melakukan yang terbaik," tegas Rea.
Rea mengubah pendekatan balapan setelah kembali menemui kesulitan dalam balapan terakhir di Portimao. Padahal, biasanya dia bisa tampil bagus di sana. Sedangkan akhir pekan lalu, dia yang meraih pole position tidak bisa mempertahankan posisi terdepan, dan selalu finis ketiga dalam tiga balapan.
"Lupakan tentang gambaran besar dan fokus pada setiap balapan. Bekerja dengan tim saya. Apa pun yang akan terjadi, terjadilah. Alvaro dan Ducati merupakan paket yang sangat hebat saat ini, dan mereka melakukan pekerjaan dengan sangat bagus, terlihat dari selisih dalam poin kejuaraan. Toprak juga sama. Kedua paket mereka bekerja berbeda (dengan kami). Jadi, saya harus fokus pada diri saya. Saya hanya bisa memengaruhi hasil saya, melakukan yang terbaik yang kami bisa, dan, di akhir, kita lihat saja apa yang terjadi setelah Phillip Island," ujar Rea.
Pebalap asal Irlandia Utara itu menilai ZX-10RR perlu tambahan tenaga sehingga mampu melesat lebih kencang supaya bisa bersaing dengan Panigale V4R yang dipacu Bautista.
"Kami perlu tenaga, membalap di sana (Portimao) membuat sangat frustrasi. Ketika Alvaro mendahului, saya tidak bisa melakukan apapun. Itu membuat frustrasi, setelah resiko besar yang diambil untuk berada di sana (di depan). Saat ini, tenaga tidak cukup. Saya bisa membuat perbedaan ketika saya menggunakan ban baru, tetapi kami perlu lebih baik saat ban mulai sedikit menurun," ujar Rea.
"Saya perlu motor bekerja dengan baik. Itulah di mana kami paling kesulitan saat ini. Kami perlu langkah besar pada mesin untuk balapan dengan Alvaro saat ini. Ini menurunkan semangat sebagai pebalap, sangat menurunkan semangat," tegas Rea.
Musim ini, motor Ducati sangat kompetitif, hingga Razgatlioglu pun kesulitan menandingi Bautista di trek yang memiliki trek lurus panjang. "Yamaha merupakan motor yang sangat bagus di tikungan, dan saya sangat senang. Kami hanya perlu tambahan kecepatan dan tenaga. Tahun depan, kami perlu tenaga untuk bertarung tetapi menurut saya Ducati memiliki tenaga yang sangat besar. Tetapi saya tidak merengek, saya tetap balapan dan berusaha untuk menang," tegas pebalap asal Turki itu.
"Sekarang kami akan bersiap untuk Argentina yang setahu saya tidak akan menjadi balapan yang mudah. Kami akan tetap berjuang, persaingan juara belum selesai tetapi saya tidak memikirkan itu," ungkap Razgatlioglu.
Balapan seri Argentina berpotensi menguntungkan Bautista dengan lintasan lurus panjang yang bisa mengoptimalkan potensi Panigale V4R. Namun, pebalap asal Spanyol itu menilai, persaingan akan sangat ketat di sana.
"Semua orang mengatakan sirkuit itu memiliki lintasan lurus panjang, tetapi di sana hanya ada satu lintasan lurus yang panjang. Saya pernah menang sekali di sana tetapi hanya ingin merasakan motor dan kemudian kami akan tahu level kami," ungkap Bautista.
Namun, rekan setim Baustista, Michael Ruben Rinaldi optimistis trek itu sangat sesuai dengan motor Ducati. "Saya pikir kami bisa membuat Ducati 1-2 di Argentina," tegas dia.