Barcelona sedang berada dalam masalah karena mereka kesulitan mencetak banyak gol. Performa ini menjadi pertanda bahaya bagi Barca yang akan bertemu Inter Milan dan Real Madrid
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BARCELONA, SENIN – Setelah kerap berpesta gol pada awal musim, Barcelona mulai memasuki periode paceklik. Dalam dua laga terakhir, Barca hanya mampu menang tipis, termasuk saat menundukkan Celta Vigo 1-0 di Stadion Camp Nou, Senin (10/10/2022) dini hari WIB. Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan jelang pertemuan Barca dengan rival abadi, Real Madrid, pekan depan.
Barca memastikan tiga poin berkat gol semata wayang yang dilesakkan gelandang muda, Pedri, pada menit ke-17. Berkat gol Pedri, Barca mampu mencuri kembali puncak klasemen dari tangan Real Madrid yang pada laga lainnya menang 1-0 atas Getafe. Meski sama dengan Madrid yang mengoleksi 22 poin, tetapi Barca unggul dalam urusan produktivitas. Sejauh ini Barca sudah melesakkan 20 gol dan hanya kebobolan satu gol.
Walaupun menjadi tim terproduktif pada Liga Spanyol dengan 20 gol, tampaknya kemampuan Barca itu sudah mulai memudar setidaknya dalam dua laga terakhir. Blaugrana hanya mampu menang tipis 1-0 atas Real Mallorca dan kini Celta Vigo. Padahal, sebelumnya Barca mampu menggasak lawan-lawannya minimal dengan margin tiga gol atau lebih.
Kemenangan dengan margin gol besar terakhir kali dirasakan Barca saat menundukkan Cadiz 4-0 bulan lalu. Setelah itu, grafik performa mereka perlahan menurun hingga dikalahkan Inter Milan 0-1 pada Liga Champions Eropa. Setelah hasil buruk itu, Barca berusaha kembali ke jalur kemenangan.
“Kami harus kritis terhadap diri sendiri dan harus jauh lebih baik dari hari ini. Tim kami bermain bagus pada 30 menit pertama. Kami bisa saja mencetak lebih banyak gol, tetapi mereka lebih baik dari kami pada babak kedua,” ujar pelatih Barca, Xavi Hernandez, selepas pertandingan.
Blaugrana memulai laga dengan sangat dominan. Mereka mengurung pertahanan dan terus meneror gawang Celta Vigo. Gol Pedri sempat membuat pendukung Barca berpikir itu adalah awal dari pesta gol sebagaimana biasa mereka rasakan. Tidak disangka, gol Pedri tersebut justru menjadi yang pertama dan terakhir pada laga ini.
Celta Vigo bermain sangat gigih dan rapat. Pertahanan mereka terorganisasi dengan baik. Tiada celah tercipta antarlini. Pencetak gol terbanyak Barca, Robert Lewandowski tidak mampu berbuat banyak kali ini. Bermain secara penuh waktu, Lewandowski hanya mampu menciptakan dua peluang.
Padahal, pada enam laga sebelumnya, Lewandowski selalu mampu mencatatkan namanya di papan skor. Penyerang timnas Polandia itu juga berkontribusi terhadap kemenangan 1-0 Barca atas Mallorca pekan lalu. Kali ini, Celta Vigo sukses mengunci pergerakan Lewandowski.
Kami harus kritis terhadap diri sendiri dan harus jauh lebih baik dari hari ini.
Walau gagal mencetak gol, Lewandowski berperan besar dalam gol Pedri. Rapatnya pertahanan Celta Vigo membuat Lewandowski aktif bergerak membuka ruang. Ia berusaha menarik pemain Celta Vigo sehingga menciptakan ruang kosong bagi Gavi di sisi kiri. Berawal dari itu, Gavi bermanuver dan mengirimkan umpan silang yang gagal dihalau dengan baik oleh bek Celta, Unai Nunez. Bola sapuan yang tidak sempurna itu disambar Pedri untuk menjadi gol.
Pada babak kedua, Celta Vigo berusaha bangkit dengan balik menekan Barca. Absennya Jules Kounde dan Ronald Araujo di lini belakang membuat Barca kewalahan. Pos bek tengah Xavi percayakan kepada duet Marcos Alonso dan Gerard Pique. Krisis lini belakang membuat Alonso yang sejatinya merupakan bek sayap kiri berganti peran menjadi bek tengah.
Upaya gigih Celta Vigo membuahkan tiga tembakan tepat sasaran. Namun, semuanya masih mampu dimentahkan kiper Barca, Marc-Andre ter Stegen. Kiper timnas Jerman itu memperpanjang rekor tidak kebobolan pada Liga Spanyol menjadi enam pertandingan. Ter Stegen hanya kebobolan satu gol saat melawan Real Socieadad pada pekan kedua.
“Kami memiliki babak kedua yang hebat, dengan empat hingga enam peluang bersih. Namun, jika Anda tidak mencetak gol di Camp Nou, maka wajar jika Anda kalah,” kata penyerang Celta, Iago Aspas kepada DAZN.
Sejumlah media Spanyol menilai Barca sedang berada dalam masa penurunan performa, sekaligus tengah mengalami paceklik gol. Kondisi ini jadi pertanda buruk buat Blaugrana yang akan menghadapi lawan berat pekan ini. Barca akan menjamu Inter Milan dalam lanjutan Liga Champions dan di akhir pekan bertandang ke markas Real Madrid.
Usai kalah saat bertandang ke markas Inter, Xavi tentu tidak ingin timnya dipermalukan di kandang sendiri. Laga melawan Real Madrid menjadi lebih penting karena merupakan perebutan puncak klasemen Liga Spanyol.
Xavi mengonfirmasi timnya mengalami sedikit penurunan performa. Ia pun terang-terangan mengakui tidak puas dengan kemenangan tipis atas Celta Vigo. Namun, Xavi optimistis masih bisa mengalahkan Real Madrid dalam laga El Clasico.
“El Clasico itu tidak bisa diprediksi. Musim lalu, kami menghadapi laga itu dengan rentetan performa buruk. Namun, kami bisa menang 4-0. Kami akan mencoba untuk menang dan menunjukkan kepribadian tim seperti yang kami lakukan terakhir kali,” kata Xavi.
Ketidakpuasan terhadap performa tim juga disuarakan Alonso. Menurutnya, Barca memegang penuh kendali permainan, tetapi gagal mencetak lebih banyak gol. Hal ini, menurut Alonso, adalah sebuah kerugian besar dan tidak boleh terulang di laga berikutnya. (AFP/REUTERS)