Xavi Dirundung Teka-Teki
Barcelona menelan kekalahan kedua di Liga Champions musim ini pada lawatan ke markas Inter Milan, Stadion Giuseppe Meazza. Permainan dominan Barca ternyata belum ampuh untuk hadirkan tiga poin.
MILAN, RABU – Pelatih Barcelona Xavi Hernandez masih belum bisa memecahkan teka-teki dari performa anak asuhannya di Liga Champions. Menghadapi Inter Milan, Rabu (5/10/2022) dini hari WIB, di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, “Blaugrana” menampilkan wajah dominan, tetapi tetap pulang dengan tangan hampa.
Catatan 72 persen penguasaan bola dengan akumulasi 702 operan adalah wujud nyata superioritas Barca dari sisi permainan atas Inter. Sebaliknya, tim tuan rumah hanya punya 28 persen penguasaan bola dan cuma melakukan 286 operan.
Namun, di papan skor, Inter unggul 1-0. Gol tunggal lewat sepakan jarak jauh Hakan Calhanoglu di menit 45+1 membuat “Si Biru Hitam” mencatatkan kemenangan kedua di Grup C dan menempel Bayern Muenchen yang masih sempurna setelah menjalani tiga laga.
Baca juga : Tuntutan Remedi Inzaghi
Adapun Barcelona baru meraih satu kemenangan ketika menghadapi tim terlemah, Viktoria Plzen. Sebelum melawan Inter, Barca juga tumbang di tangan Bayern pada pertandingan kedua, 14 September lalu.
Selain menelan dua kekalahan pada laga tandang ke markas Bayern dan Inter, ada persamaan lain yang dihasilkan Blaugrana di dua laga itu, yakni sama-sama tampil lebih dominan dalam menyerang.
Pada laga di Allianz Arena, Muenchen, Barca menjadi satu-satunya tim yang unggul penguasaan bola atas Bayern di musim ini berkat catatan 54 persen kontra 46 persen. Tetapi, Barca tumbang 0-2.
Hasil akhir yang tidak sesuai dengan realitas permainan di atas lapangan membuat Xavi kebingungan. Ia tak paham lagi apa yang harus dilakukan timnya untuk bisa terhindar dari hasil buruk.
Kami menjalani 30 menit pertama laga dengan baik, tetapi sayangnya setelah itu penampilan dinamis kami menghilang. Kami bisa menghentikan mayoritas upaya serangan balik Inter dan mengkreasikan beberapa peluang, tetapi sayangnya kami tidak bisa memaksimalkan kesempatan itu.
“Kami menjalani 30 menit pertama laga dengan baik, tetapi sayangnya setelah itu penampilan dinamis kami menghilang. Kami bisa menghentikan mayoritas upaya serangan balik Inter dan mengkreasikan beberapa peluang, tetapi sayangnya kami tidak bisa memaksimalkan kesempatan itu,” kata Xavi dilansir Mundo Deportivo.
Baca juga: Badai Cedera Tak Melumpuhkan Barcelona
Meski tampil mendominasi di San Siro, Barca kesulitan membongkar pertahanan berlapis Inter yang dihuni tiga bek sejajar, yaitu Alessandro Bastoni, Stefan de Vrij, dan Milan Skriniar. Inter yang lebih pasif dan menunggu serangan Barca justru mencatatkan tembakan tepat sasaran lebih dulu melalui tendangan dari luar kotak penalti Calhanoglu di menit keenam.
Barcelona bisa memberi ancaman nyata kepada kiper Inter, Andre Onana, lewat peluang yang didapatkan Robert Lewandowski dan Andreas Christensen pada menit ke-13 dan ke-17. Setelah dua tembakan tepat sasaran itu, Barca gagal membuat Onana berjibaku menyelamatkan gawangnya.
Gelandang Barca, Pedri, sempat menggetarkan gawang Inter di menit ke-66. Sayang, gol itu dianulir oleh asisten wasit peninjau video karena dalam proses gol itu terjadi handball yang dilakukan Ansu Fati.
Baca juga : Sinyal Awal Konsistensi Chelsea
“Kami mencoba segalanya untuk membuka pertahanan mereka dari sisi luar dan melakukan penetrasi di lini belakang mereka, tetapi tidak ada yang berhasil. Kami tidak cukup mematikan,” ujar Xavi.
Tidak hanya Xavi, pemain Barca pun tidak percaya kerja keras mereka di San Siro tidak menghasilkan kemenangan yang mereka targetkan. Hal itu disampaikan bek Barca, Eric Garcia.
“Kami tidak senang dengan hasil akhir. Fakta bahwa kami kebobolan secara tiba-tiba sebelum istirahat benar-benar sulit kami terima,” ucap Garcia.
Peran bersama
Sementara itu, Calhanoglu menilai, kemenangan yang diraih Inter atas Barca adalah buah dari kerja keras semua pemain. Strategi untuk tampil bertahan, kata pemain tim nasional Turki itu, dijalankan dengan baik tidak hanya pemain bertahan, tetapi juga para pemain di lini serang.
Baca juga : Pengujung Era Allegri
“Hari ini kami melihat semua orang berjuang untuk satu sama lain. Sikap ini adalah kunci kemenangan kami,” ujar Calhanoglu yang dinobatkan sebagai pemain terbaik di laga itu.
Esteban Cambiasso, legenda Inter, memuji semangat juang kolektif yang ditunjukkan skuad Inter. Menurut dia, kerja keras sebagai sebuah tim adalah hal yang patut dilakukan untuk mengalahkan tim kuat, seperti Barca.
“Inter bertahan sebagai tim. Semua pemain membantu bertahan, termasuk (Edin) Dzeko,” kata Cambiasso, yang mempersembahkan trofi Liga Champions musim 2009-2010, kepada Sky Italia.
Pelatih Inter Simone Inzaghi meminta anak asuhannya tidak larut dalam euforia. Meski bisa mengalahkan Barca, tegas Inzaghi, hal itu belum bermakna apa-apa bagi ambisinya membawa Inter lolos dari fase grup.
Baca juga : Jatuh Bangun Manchester City yang Terus Berulang
“Mengalahkan Barcelona tidak akan sering terjadi, tetapi kami belum mendapatkan apapun dari kemenangan penting ini. Masih ada laga-laga krusial lain yang akan menentukan nasib kami,” ucap Inzaghi seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
Inter akan bertandang ke markas Barca, pekan depan. Selanjutnya, mereka akan bertamu ke kandang Bayern, lalu menutup laga babak penyisihan di San Siro dengan menjamu Plzen.
Tiga “final”
Dua kekalahan dari tiga laga membuat posisi Barcelona berada di ujung tanduk. Mereka tertinggal tiga poin dari Inter dan enam poin dari Bayern.
Oleh karena itu, Blaugrana wajib menang di tiga laga tersisa agar tidak mengalami nasib seperti musim lalu, yaitu tersisih ke Liga Europa.
Baca juga : Tak Ada Reuni Indah untuk Lewandowski
“Kami berada di situasi kompleks. Kami harus menganggap tiga laga tersisa sebagai duel final bagi perjalanan kami di Liga Champions,” kata Xavi.
Pada laga lain Grup C, Bayern membenamkan Plzen 5-0 di Allianz Arena. Leroy Sane menjadi bintang dengan sumbangan dua gol. (AFP)