Francesco Bagnaia tidak ingin Ducati menerapkan "team order" kepada para pebalap lain untuk membantu dirinya meraih gelar juara MotoGP musim 2022. Dia ingin persaingan ditentukan di lintasan balap.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
MOTEGI, KAMIS – Francesco Bagnaia tinggal terpaut 10 poin dari pemuncak klasemen sementara MotoGP 2022, Fabio Quartararo. Namun, peluang pebalap tim pabrikan Ducati itu merah gelar juara berpotensi terhambat oleh persaingan sesama pebalap Ducati, seperti akhir pekan lalu di Motorland Aragon. Namun, Bagnaia tidak menginginkan Ducati menerapkan team order kepada sesama pemacu Desmosedici GP, untuk membantu dirinya meraih gelar juara. Pebalap berjuluk Pecco itu lebih memilih persaingan terbuka di lintasan balap dalam lima seri terakhir yang diawali di Motegi, Jepang, 23-25 September.
Sesungguhnya saya tidak memerlukan bantuan untuk bisa berada di depan. Jadi saya lebih senang menang di trek, bukan karena seseorang membiarkan saya mendahului.
"Sesungguhnya saya tidak memerlukan bantuan untuk bisa berada di depan. Jadi saya lebih senang menang di trek, bukan karena seseorang membiarkan saya mendahului," tegas Pecco dalam konferensi pers di Sirkuit Twing Ring, Motegi, Jepang, Kamis (22/9/2022).
"Tetapi, saya bukanlah orang yang berwenang mengambil keputusan itu, dan saya pikir saya menyampaikan keinginan saya, yaitu untuk membiarkan saya melakukan apa yang ingin saya lakukan, dan jika mereka memutuskan yang lain, itu bukan karena saya," tegas Pecco.
"Saya akan balapan dan berusaha berada di depan dan berusaha menang. Ini target utama saya seperti di Aragon atau Misano," pungkas Pecco yang mengincar kemenangan di Motegi.
Strategi team order memang berpotensi diterapkan oleh Ducati dengan delapan pebalap yang memacu Desmosedici GP. Namun, hingga saat ini Ducati tidak melakukan itu, yang dibuktikan dengan persaingan sengit dalam seri Aragon. Dalam balapan akhir pekan lalu itu, pebalap Gresini Racing Enea Bastianini menggagalkan kemenangan Pecco dalam lap terakhir. Hasil balapan ini membuat Pecco finis kedua, dan kini terpaut 10 poin dari Quartararo, bukan lima poin seperti target awal jika memenangi balapan.
Bastianini yang kini di peringkat keempat klasemen sementara, terpait 48 poin dari Quartararo, dan 38 poin dari Pecco, mengaku hingga saat ini tidak mendapat instruksi dari Ducati untuk membantu Pecco. Dia pun akan fokus berjuang untuk terus meraih kemenangan dalam sisa lima balapan ini.
"Ini merupakan pertanyaan besar, situasi ini, dan media pun terus membahas ini. Situasi di dalam garasi saya saat ini, menurut saya, sangat bagus, dan perasaan saya bagus, serta Ducati menginginkan ini sekarang. Saat ini saya tidak memiliki team order, dan kita lihat saja ke depan apa yang akan terjadi, apakah Pecco berada di depan (puncak klasemen) saya lebih dekat dibandingkan saat ini dalam kejuaraan. Tetapi saat ini hanya ada satu pertanyaan, yaitu saya harus melakukan 100 persen untuk cepat dan teratas," tegas Bastianini dalam konferensi pers kedua di Motegi.
Persaingan antara Pecco dan Bastianini sudah terjadi sejak paruh pertama musim ini, dan skenario strategi team order bagi Ducati mencuat sejak akhir pekan balapan seri Perancis, 15 Mei. Waktu itu Pecco yang sedang memimpin, terjatuh saat balapan menyisakan tujuh putaran, karena berada dalam tekanan Bastianini yang akhirnya finis terdepan.
Mereka juga bersaing ketat dalam seri San Marino, pada 4 September. Balapan di Sirkuit Misano itu membuat jantung para petinggi Ducati berdebar, karena Bastianini nyaris menabrak ban belakang Pecco di Tikungan 4 menjelang akhir balapan. Situasi itu bahkan sempat membuat CEO Ducati Corse Claudio Domenicali menilai, Bastianini yang akan menjadi rekan setim Pecco mulai musim depan, terlalu agresif dalam persaingan sesama pemacu Desmosedici GP.
Manajer Tim Ducati Lenovo Davide Tardozzi pun menegaskan, bahwa semua pebalap Ducati tidak boleh melakukan manuver yang membahayakan, tetapi mereka bebas menjalani balapan.
"Kami hanya meminta mereka untuk fair, tidak melakukan sesuatu yang bodoh, dan kemudian balapan. Setiap pebalap Ducati bebas menjalani balapan mereka sendiri, kami hanya meminta mereka tidak terlalu keras dengan tetangganya, dengan pebalap Ducati lainnya. Tetapi mereka bebas menjalani balapan," tegas Tardozzi.
Persaingan sesama pemacu Desmosedici GP memang berpotensi menjadi masalah bagi Ducati yang mengejar gelar juara pebalap pertama setelah 2007 yang diraih oleh Casey Stoner. Peluang Ducati menerapkan team order masih terbuka, meskipun Pecco tidak menginginkan itu.
Terkait dengan potensi untuk menerapkan team order dalam lima balapan terakhir musim ini, Ciabatti kembali menegaskan di Aragon, akhir pekan lalu, bahwa itu bukan pilihan saat ini. Namun, dia menyiratkan tidak tertutup kemungkinan team order diterapkan.
"Kita akan lihat. Yang pasti, sangat penting bagi Ducati untuk meraih gelar juara pebalap, karena kami baru sekali meraih itu pada 2007, sudah lama sekali, bersama Casey. Jadi, kita lihat saja, yang pasti kami akan memaksimalkan semua peluang untuk meraih poin lebih besar dari Fabio, dan kita lihat saja apa yang akan terjadi," tegas Ciabatti kepada MotoGP.
Kondisi Quartararo
Pecco yang sedang dalam momentum positif, kembali menjadi salah satu favorit peraih kemenangan di Motegi. Trek ini memiliki sejumlah lintasan lurus panjang yang bisa sangat menguntungkan para pebalap Ducati yang unggul dalam akselerasi dan kecepatan puncak. Namun, persaingan akan lebih ketat dengan karakter tikungan-tikungan yang menuntut pengreman keras sebelum menikung.
Karakter Motegi itu pun membuka peluang bagi Quartararo juga pebalap Aprilia Aleix Espargaro untuk meraih podium, bahkan kemenangan. Quartararo pada 2019, terakhir kali MotoGP bergulir di Jepang, finis di posisi kedua di Motegi. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu, mengaku kondisi dadanya akibat terjatuh di Aragon sudah membaik, dan tidak masalah untuk mengendarai motor.
"Bagus, hari ini saya menjalani latihan pertama saya, jadi itu tidak apa-apa, hanya abrasi, jadi itu hanya sedikit sakit tetapi di atas motor tidak akan menjadi masalah besar," ungkap Quartararo.
"Sudah pasti akan ada rasa terbakar, khususnya dalam sesi pertama (latihan). Tetapi saya pikir tidak akan masalah untuk mengendarai motor," tegas Quartararo.
Sesi latihan balapan MotoGP seri Jepang berubah dari biasanya, karena mengantisipasi cuaca buruk akibat topan Nanmadol. Gangguan cuaca di Motegi berpotensi masih berlangsung hingga Minggu pagi, dengan adanya siklon tropis yang diprediksi menjadi topan. Kondisi itu membuat sesi latihan MotoGP hanya berlangsung satu kali pada Jumat mulai pukul 13.05 WIB, dan berlangsung selama 75 menit.