Setelah dihantam pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir, PP PBVSI tancap gas untuk mengembalikan atmosfer kompetisi bola voli nasional. Mulai tahun depan, mereka akan menyelenggarakan sedikitnya tujuh kompetisi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah vakum karena pandemi Covid-19, Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) bergegas untuk mengembalikan atmosfer kompetisi nasional. Kompetisi juga akan dibuat jauh lebih bergeliat dibandingkan sebelum pandemi. Selain untuk mengobati kerinduan pelaku bola voli, banyaknya kompetisi diharapkan bisa turut berdampak kepada prestasi tim nasional di ajang internasional.
”Mulai tahun depan, kami akan rutin menyelenggarakan Proliga, Livoli Divisi Satu, Livoli Divisi Utama, kejuaraan U-17, dan kejuaraan U-19 atau yunior di voli indoor, serta sirkuit nasional voli pantai, dan liga voli pantai nasional atau Proliga-nya voli pantai. Dahulu, kami hanya rutin mengadakan Proliga dan Livoli di voli indoor, serta sirkuit nasional di voli pantai,” ujar Ketua III Bidang Kompetisi dan Pertandingan PP PBVSI Hanny S Surkatty seusai konferensi pers penyelenggaraan Livoli 2022 di Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Untuk tahun ini, setelah sukses menyelenggarakan Proliga 2022 di Padepokan Voli Sentul, 7 Januari-27 Maret, PBVSI akan menggelar Livoli Divisi Satu di Kabupaten Tabanan, Bali, 25 September-2 Oktober. Disusul dengan Livoli Divisi Utama dengan dua babak reguler di Banyuwangi (11-16 Oktober) dan Solo, (18-23 Oktober). Adapun babak empat besar (4-10 November) dan final (12-13 November) berlangsung di Magetan, Jawa Timur.
Setelah itu, PBVSI melaksanakan Kejuaraan Nasional U-17 di Solo pada November, Kejuaraan Nasional Yunior di Sentul pada Desember, dan Sirkut Nasional Voli Pantai di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada November-Desember. Terakhir, Liga Voli Pantai di Sidoarjo, Jawa Timur, pada Desember.
”Dahulu, dengan kompetisi lebih minim, timnas cukup mendominasi di SEA Games (emas voli indoor putra dan voli pantai putra pada 2019 dan 2021). Dengan kompetisi yang lebih banyak, kami berharap prestasi timnas bisa lebih baik lagi,” kata Hanny.
Inovasi dalam Livoli
Di samping itu, PBVSI melakukan sejumlah inovasi untuk meningkatkan gairah berkompetisi para peserta. Dalam Livoli Divisi Utama, misalnya. Berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya yang hanya diselenggarakan dalam satu seri di satu tempat, Livoli Divisi Utama kali ini akan digelar dalam dua seri di tiga tempat, yakni Banyuwangi, Solo, dan Magetan.
Nilai bonusnya pun jauh meningkat. Pada Livoli Divisi Utama kali ini, PBVSI menyiapkan total hadiah Rp 400 juta, dengan rincian Rp 100 juta di Banyuwangi, Rp 100 juta di Solo, dan Rp 200 juta di Magetan. Pada Livoli 2019 atau edisi terakhir yang diadakan sebelum pandemi, total hadiahnya hanya Rp 100 juta.
Dalam Livoli kali ini, PBVSI memberikan subsidi kepada peserta senilai Rp 10 juta per tim untuk Livoli Divisi Satu, serta Rp 15 juta per tim untuk babak reguler Livoli Divisi Utama dan Rp 25 juta per tim untuk yang lolos ke final four Livoli Divisi Utama. Sebelumnya, peserta Livoli Divisi Satu ataupun Divisi Utama tidak pernah mendapatkan subsidi.
Dengan sejumlah inovasi itu, semangat peserta mengikuti Livoli pun meningkat, yakni ada 23 tim putra dan 19 tim putri di Livoli Divisi Satu, serta masing-masing delapan tim putra dan putri di Livoli Divisi Utama. Biasanya, peserta Livoli Divisi Satu hanya berkisar 10 tim putra dan sembilan tim putri.
Menurut Hanny, karena Indonesia begitu luas, butuh biaya besar suatu tim untuk mengikuti kompetisi nasional. Contohnya, tim asal Aceh butuh biaya pesawat yang besar untuk ikut kejuaraan di Jawa. Apalagi sekarang, ongkos pesawat sedang mahal-mahalnya.
”Karena itu, kami mulai memberikan subsidi. Ternyata, itu membuat jumlah peserta meningkat. Jika subsidi lebih banyak, pasti peserta lebih bergairah ikut kompetisi. Kami pun bisa memperluas jaringan dengan memperbanyak seri Livoli,” tutur Hanny.
Terlepas dari itu, Hanny mengatakan, PBVSI tetap tidak lupa bahwa pandemi belum berakhir. Untuk itu, protokol kesehatan tetap akan diterapkan dalam kompetisi yang ada dalam waktu dekat, terutama Livoli Divisi Satu dan Livoli Divisi Utama.
Karena Indonesia begitu luas, butuh biaya besar suatu tim untuk mengikuti kompetisi nasional. Contohnya, tim asal Aceh butuh biaya pesawat yang besar untuk ikut kejuaraan di Jawa. Maka itu, kami mulai memberikan subsidi. Ternyata, itu membuat jumlah peserta meningkat.
”Kami sudah berkoordinasi dengan rumah sakit umum daerah setempat kalau ada anggota tim peserta yang terpapar Covid-19 selama Livoli. Bagi penonton, mereka bisa menyaksikan secara langsung di arena dengan kapasitas 100 persen atau maksimal. Penonton diminta untuk selalu memakai masker dan dianjurkan telah menerima vaksin penguat,” ujarnya.
Pemantauan atlet
Karena SEA Games Kamboja 2023 diselenggarakan pada 5-16 Mei atau dekat awal tahun depan, PBVSI pun akan mulai memantau atlet dalam Livoli kali ini. Lagi pula, sebagian besar pemain Proliga 2022 bakal tampil di Livoli Divisi Utama.
Penampilan para atlet itu akan terus dipantau dari Livoli hingga Proliga 2023 yang dimulai 5 Januari hingga 19 Maret tahun depan. Nantinya, pemain yang performanya stabil dan menonjol dari Livoli sampai Proliga 2023 berpotensi besar masuk timnas SEA Games.
”Kami akan menyelenggarakan pelatnas untuk SEA Games 2023 sehabis Proliga 2023. Seperti tahun ini, pelatnas bakal berlangsung selama puasa. Kami tidak ada pilihan lain karena SEA Games 2023 pun dimulai lebih awal dibandingkan banyak edisi sebelumnya yang biasanya di akhir tahun,” ungkap Hanny.
Hendy Lim, Direktur Moji, salah satu saluran televisi nasional, menuturkan, tayangan laga voli adalah salah satu yang paling diminati pemirsa Indonesia. Karena itu, mereka bersedia bekerja sama untuk menayangkan laga-laga Livoli. Bahkan, mereka berencana menayangkan siaran langsung enam laga dalam sehari.
Walau secara kasta Livoli berada di bawah Proliga, kata Hendy, pihaknya tetap akan all out dalam menayangkan Livoli. Sebab, bola voli adalah olahraga yang sangat melekat dengan masyarakat Indonesia. Prestasi voli nasional pun cukup menjanjikan, seperti dalam SEA Games dan beberapa pemain timnas dikontrak tim luar negeri.
”Dengan menayangkan Livoli, kami berharap bisa ikut berkontribusi untuk semakin memajukan voli nasional, setidaknya jadi lebih dekat dengan masyarakat secara luas,” ujar Hendy.
Chief Operating Officer Vidio Hermawan Sutanto mengutarakan, karakter penggemar bola voli cenderung berbeda dengan sepak bola ataupun bulu tangkis. Pencinta voli tidak fanatik kepada salah satu tim. Mereka bisa menikmati laga setiap tim, terutama yang permainannya menarik.
”Oleh karena itu, agar masyarakat lebih mudah menikmati Livoli, kami akan menayangkan siaran langsung laga-laga ajang ini secara gratis,” katanya.