Inter Milan dan Napoli bertekad menjaga citra Italia ketika berjumpa Bayern Muenchen dan Liverpool, Kamis WIB. Keduanya punya modal positif untuk menghadapi dua raksasa Eropa tersebut.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MILAN, SELASA — Dua klub Italia, Inter Milan dan Napoli, akan memulai Liga Champions musim ini dengan menjamu tamu besar, yaitu Bayern Muenchen dan Liverpool, Kamis (8/9/2022) pukul 02.00 WIB. Hasil positif atas dua klub raksasa Eropa itu akan menjadi penawar mujarab bagi citra kelam sepak bola Italia atau calcio di kancah internasional dalam beberapa musim terakhir.
Pada dua musim terakhir, tidak ada duta Italia yang bisa melaju lebih dari babak 16 besar kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa itu. Pada musim 2020-2021, tiga tim Italia, yakni Juventus, Atalanta, dan Lazio, terhenti di babak perdelapan final.
Musim lalu, giliran Juve dan Inter harus terhenti di fase yang sama. Lebih buruklagi, dua tim besar di ”Negeri Piza” itu gugur masing-masing dari Villarreal dan Liverpool karena tumbang di kandang sendiri.
Capaian di dua musim terakhir itu adalah bukti menukiknya perjalanan tim Italia di Liga Champions sejak ”Si Nyonya Besar” menembus partai puncak musim 2016-2017. Setelah itu, prestasi terbaik wakil Italia dicapai AS Roma yang di semifinal pada 2017-2018. Tim Italia hanya bisa lolos ke perempat final pada dua musim berikutnya, masing-masing diwakili oleh Juventus dan Atalanta.
Buruknya penampilan di level antarklub Eropa membuat posisi Liga Italia di ranking koefisien kompetisi Eropa stagnan. Dalam lima musim terakhir, timItalia hanya mengemas 76.902 poin sehingga makin tidak berdaya dibandingkan dengan Spanyol (96.141 poin) dan Inggris (106.641).
Adapun untuk ranking koefisien klub 2022-2023, hanya Juve yang masuk dalam daftar 10 besar klub teratas di Eropa. Roma, juara edisi perdana Liga Konferensi Eropa, ada di ranking ke-12, sedangkan Inter duduk di peringkat ke-16 setelah naik tujuh peringkat karena menembus babak 16 besar Liga Champions musim lalu.
Dengan kelamnya prestasi serta pesimisme yang memayungi kiprah tim Italia di level Liga Champions musim ini, Pelatih Inter Simone Inzaghi menekankanpentingnya kemenangan pada laga pertama Grup C menghadapi Bayern di Stadion San Siro, Kamis WIB. Meskipun bergabung dengan Bayern dan Barcelona, Inzaghi menargetkan timnya bisa menyamai prestasi musim lalu untuk lolos dari fase grup.
”Kami akan menghadapi salah satu tim terkuat di Eropa, tetapi kami adalah Inter dan akan mempertahankan nama besar kami,” kata Inzaghi kepada Inter TV, Selasa (6/9/2022).
Juru taktik berusia 46 tahun itu mengakui, timnya perlu memetik pelajaran dari dua kekalahan di Liga Italia musim ini dari Lazio dan AC Milan. Pada dua pertandingan itu, timnya kebobolan karena kehilangan fokus dalam beberapa momen laga.
”Kami tengah mengalami kekecewaan besar karena kalah di derbi (kontra Milan). Oleh karena itu, kami mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk membalas penyesalan itu saat menjalani laga super sulit melawan Bayern,” tuturnya.
Namun, untuk memberikan penderitaan kepada Bayern, ”Si Hitam Biru” perlu mencari alternatif sumber gol akibat Romelu Lukaku masih cedera. Duo penyerang lincah, Lautaro Martinez dan Joaquin Correa, bisa menjadi andalan Inter untuk mengelabui bek tengah Bayern yang punya masalah dalam kecepatan.
Rekor 18 musim
Bayern, juara Liga Champions 2019-2020, datang ke Milan dengan ambisi memperpanjang rekor 18 musim selalu menang pada laga pembuka fase grup Liga Champions. Rekor itu dimulai ”Die Roten” ketika mengalahkan Glasgow Celtic 2-1 pada awal musim 2003-2004.
Kami akan menghadapi salah satu tim terkuat di Eropa, tetapi kami adalah Inter dan akan mempertahankan nama besar kami.
Sejak saat itu, Bayern selalu menghadirkan lara bagi setiap tim yang bertemu dengan mereka di partai pertama babak penyisihan. Manchester City pernah mengalami keganasan Bayern itu ketika bertemu di awal musim 2014-2015, kemudian Barcelona menjadi korban terakhir Thomas Mueller dan kawan-kawan saat dilibas 0-3pada edisi 2021-2022.
”Pertandingan pembuka di babak grup sangat penting untuk menghadirkan suasana positif di dalam tim jelang lagaselanjutnya. Tak hanya itu, kemenangan di laga pertama juga membantu kami melepas tekanan,” ujar Mueller dilansir laman klub.
Mueller adalah pemain Bayern dengan rekor gol terbanyak di partai pertama fase grup Liga Champions. Ia telah menghasilkan delapan gol sejak debut Liga Champions di musim 2008-2009.
Meski begitu, Mueller mengungkapkan, Inter adalah tim yang patut diwaspadai karena punya rekor bagus dalam pertemuan menghadapi Bayern. Die Roten memang memiliki catatan luar biasa ketika menghadapi tim Italia dalam sepuluh laga terakhir di Liga Champions melalui delapan kemenangan dan dua imbang.
Adalah Inter yang menjadi tim Italia terakhir memberikan duka bagi raksasa Jerman itu. Kekalahan dari Inter tercipta pada laga kedua babak 16 besar musim 2010-2011 dengan skor 2-3.
Ambisi Napoli
Napoli yang akan menghadapi Liverpool di Stadion Diego Armando Maradona memelihara ambisi untuk menjaga tren tak terkalahkan di awal musim ini. Dari lima laga di Liga Italia, ”I Partenopei” mengemas tiga kemenangan dan dua imbang yang mengantarkan mereka ke peringkat kedua.
Selain itu, Napoli juga belum pernah terkalahkan dalam tiga laga kandang menghadapi ”Si Merah”, yang merupakan juara Liga Champions 2018-2019 dan finalis musim lalu. Bahkan, pada dua duel terakhir di fase grup Liga Champions 2018-2019 dan 2019-2020, Napoli membuat Liverpool pulang dengan kekalahan dan tidak mampu mencetak gol di kota Naples.
Direktur Napoli Cristiano Giuntoli mengatakan, timnya tidak boleh terlena dengan kemenangan dalam dua duel terakhir. Ia menambahkan, performa inkonsisten Liverpool di musim ini bukan menjadi jaminan mereka tim lebih buruk dibandingkan beberapa musim lalu.
”Sekarang Liverpool menjalani masa sulit, tetapi mereka tengah dalam masa transisi untuk sebuah perubahan. Laga nanti akan menjadi pertarungan yang menyulitkan bagi kedua tim dan kami perlu kerja keras untuk menang,” ujar Giuntoli kepada Radio Kiss Kiss. (AFP)