Musim ini, Serie A boleh jadi lebih kompetitif dibanding beberapa musim belakangan. Terbukti, tiga tim ”kuda hitam” menguasai empat besar. Kalau terus bersaing sengit, bukan tak mungkin musim ini melahirkan juara baru.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Kasta tertinggi kompetisi sepak bola Italia alias Serie A musim ini boleh jadi jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa musim terakhir. Papan klasemen sementara pekan kelima ini menjadi bukti, tiga tim ”kuda hitam” justru menguasai empat besar. Maka, walau kekuatan tradisional tetap sebagai favorit, persaingan perebutan scudetto atau juara Serie A musim ini akan jauh lebih ketat dan bukan tidak mungkin kembali lahir juara baru.
Dari lima pekan yang sudah berlalu, sejumlah tim kuda hitam tampil cukup mengejutkan. Napoli melesat memimpin klasemen dari pekan pertama hingga ketiga. Sang ”Keledai Kecil” sempat terperosok ke urutan keempat pada pekan keempat, tetapi kembali memuncaki klasemen pada pekan kelima. Mereka stabil dengan rekor tiga kemenangan dan dua imbang, salah satunya menang 2-1 atas Lazio pada pekan kelima.
Yang tidak kalah mengejutkan adalah Atalanta yang bertengger di urutan ketiga dan Udinese yang berada di peringkat keempat. Hasil yang mereka raih bukan kebetulan belaka. Dari empat laga yang dijalani, Atalanta sempat menahan imbang 1-1 juara bertahan AC Milan pada pekan kedua.
Udinese mencapai posisinya dengan luar biasa, antara lain melumat AS Roma dengan skor 4-0 pada pekan kelima. Sang ”Zebra Udine” cukup menghebohkan ”Negeri Spageti” karena mereka mempermalukan Sang ”Serigala Roma” yang memiliki komposisi pemain jauh lebih mentereng dengan merekrut banyak pemain bintang pada jendela transfer kemarin.
Saya mencoba menciptakan identitas untuk para pemain, berharap performa mereka terus meningkat dari pertandingan demi pertandingan. Skuad ini sangat kompetitif, kami memiliki dua pemain untuk setiap posisi dan mereka terus bekerja keras untuk berkembang.
”Kami dalam periode yang bagus, tim berkembang dan pemain dalam kondisi fisik yang baik. Saya mencoba menciptakan identitas untuk para pemain, berharap performa mereka terus meningkat dari pertandingan demi pertandingan. Skuad ini sangat kompetitif, kami memiliki dua pemain untuk setiap posisi dan mereka terus bekerja keras untuk berkembang. Kami punya ambisi untuk bersaing di musim ini,” ucap Pelatih Udinese Andrea Sottil kepada DAZN sehabis menghadapi Roma.
Adapun AC Milan bertengger di urutan kedua. Dua tim elite lainnya ialah Juventus di peringkat keenam, sedangkan Inter Milan di posisi ketujuh. Start Serie A musim ini agaknya menyisakan aura persaingan musim lalu yang oleh beberapa pengamat dinilai salah satu edisi yang paling kompetitif sedekade terakhir.
Setelah Juventus berkuasa sembilan musim atau sejak 2011/2012 hingga 2019/2020, Serie A mulai lebih menarik saat Inter Milan juara musim 2020/2021 dan puncaknya ketika AC Milan juara musim lalu. Paling tidak, musim lalu kesenjangan poin antara pemuncak klasemen dan tim lima besar tidak terlampau jauh. AC Milan juara dengan 86 poin dari 38 laga. Sang ”Setan” Milan hanya berselisih dua poin dengan Inter Milan di urutan kedua dan berbeda 22 poin dengan Lazio di peringkat kelima.
Musim yang terbuka
Papan klasemen sejauh ini sesuai prediksi pelatih kawakan Italia, Fabio Capello dan Claudio Ranieri. Dua pelatih yang pernah menukangi hampir semua tim besar Italia itu menilai musim ini adalah musim paling terbuka untuk Serie A. Kandidat juara bukan lagi hanya milik kekuatan tradisional, seperti Juventus, Inter Milan, dan AC Milan, melainkan juga untuk empat tim lainnya, yakni AS Roma, Lazio, Napoli, dan Atalanta.
”Seperti yang saya prediksi, musim ini akan menjadi kampanye yang hebat. Saya tahu lingkungan dan semangat para penggemar. Perlombaan untuk scudetto bakal terbuka untuk semua tim,” ujar Ranieri dilansir La Gazzetta dello Sport, Selasa (30/8/2022).
AS Roma dan Lazio adalah wakil ibu kota Italia yang mempersiapkan diri cukup baik untuk menyambut musim ini. Bahkan, AS Roma mendatangkan empat pemain bernama besar, seperti duo penyerang Paulo Dybala dan Andrea Belotti, serta duo gelandang Georginio Wijnaldum dan Nemanja Matic.
”Kita sedang melihat proyek yang benar-benar dapat mengubah hierarki klub-klub besar di Serie A. Roma sudah menjadi penantang yang sangat penting dan itu semua berasal dari kesuksesan mereka merekrut Dybala yang dapat memberi mereka peningkatan kualitas. Dalam segi kualitas dan kreativitas, mereka tanpa diragukan dapat dibandingkan pada level yang sama dengan Juventus yang baru,” ungkap Capello dikutip La Gazzetta dello Sport, Minggu (21/8/2022).
Napoli dan Atalanta adalah kuda hitam yang menonjol beberapa musim terakhir. Mereka bisa mempertahankan pemain-pemain penting dan diperkuat dengan sejumlah pemain baru pada jendela transfer kemarin. Napoli misalnya. Gli Azzurri mendaratkan bek Min-jae Kim dan pemain sayap Khvicha Kvaratskhelia yang langsung nyetel dengan sepak bola ”Negeri Piza”. Bahkan, Kvaratskhelia berada di tempat kedua daftar top scorer dengan empat gol dari lima laga.
Faktor Piala Dunia Qatar 2022 yang berlangsung pada 20 November-18 Desember akan turut membuat persaingan Serie A jauh lebih menarik. Para pemain dari negara yang lolos Piala Dunia pasti berupaya tampil lebih impresif. ”Semuanya baru karena Piala Dunia akan dimainkan pada November. Jadi, ada banyak permainan sekarang,” kata Ranieri.
Sulit pertahankan gelar
Karena itulah, Pelatih AC Milan Stefano Pioli menolak anggapan bahwa AC Milan adalah favorit untuk mempertahankan juara Serie A musim ini. Pelatih berusia 56 tahun itu pun menolak klaim klub berjuluk ”I Rossoneri” alias ”Si Merah-Hitam” tersebut bisa menyamai koleksi poin musim lalu dengan mudah.
Sebab, sama seperti perkataan pengamat, Pioli menilai, Serie A musim ini sangat kompetitif. ”Ini akan menjadi kejuaraan yang seimbang sehingga bakal sulit untuk mencetak poin seperti musim lalu. Kesulitan akan datang dari semua tim, bahkan dari tim yang tidak Anda harapkan. Ada tujuh atau delapan tim kuat, liga yang sangat seimbang dan kompetitif,” kata Pioli dilansir Sportsmax, Sabtu (20/8/2022).
Dengan persaingan lebih ketat itu, lanjut Pioli, AC Milan harus fokus menjaga kualitasnya. ”Kami kuat, tetapi tidak ada yang tak tergantikan (bisa terus mempertahankan juara). Yang tak tergantikan adalah mentalitas dan kerja keras. Nantinya, pemenang adalah siapa pun yang paling konsisten dalam hasil dan penampilan. Anda mesti bermain dengan intensitas dan kualitas,” kata Pioli.
Di era jayanya sepanjang 1990-an hingga awal 2000-an, perlombaan perebutan juara Serie A dianggap yang paling menarik di Eropa. Saat itu, sedikitnya ada tujuh tim yang mewarnai persaingan yang dikenal dengan sebutan Magnificent Seven of Serie A, yakni Juventus, Inter Milan, AC Milan, AS Roma, Lazio, Parma, dan Fiorentina. Kalau semua tim musim ini bisa menjaga persaingan sengit sampai akhir musim, boleh jadi musim ini menjadi titik balik Serie A mengulangi masa emasnya.