Como 1907 merepresentasikan ambisi besar Grup Djarum di dunia sepak bola. Meskipun ingin menjadikan Como sebagai kekuatan baru di Liga Italia, ”I Lariani” itu juga bertekad membantu pembinaan sepak bola Indonesia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Thierry Henry, legenda hidup sepak bola asal Perancis, menjadi wajah baru yang memiliki keterkaitan dengan Como 1907, klub yang bertarung di Serie B Italia 2022-2023. Salah satu pemain terbaik di era Liga Primer Inggris itu diperkenalkan sebagai salah satu pemegang saham minoritas klub, Senin (29/8/2022).
Selain Henry, Francesc Fabregas juga telah lebih dahulu menjadi pemilik saham minoritas klub berjuluk ”I Lariani” itu. Fabregas juga masih menjadi pemain aktif dan masuk dalam daftar skuad Como di musim ini. Ia bergabung dengan Como hingga akhir musim 2023-2024.
Kehadiran dua peraih trofi Piala Dunia itu menunjukkan ambisi besar dari Como. Henry dan Fabregas memang terdaftar sebagai investor, tetapi peran mereka bukan berarti Como kekurangan dana untuk menjalankan operasional klub.
Sebagai tim yang dimiliki Grup Djarum, Como tidak memiliki kendala soal finansial. Salah satu perusahaan Grup Djarum, Mola, didapuk sebagai pendukung utama klub yang sempat dinyatakan bangkrut pada 2017.
Budi dan Michael Hartono, orang yang menduduki ranking teratas dalam daftar individu paling kaya di Indonesia versi Forbes, tidak segan membangun ulang fasilitas hingga citra klub sejak menguasai saham mayoritas klub sejak 2019. Grup Djarum memugar Stadion Giuseppe Sinigaglia, yang sejatinya milik Pemerintah Kota Como, demi menarik kembali minat suporter datang ke stadion.
Dennis Wise, sosok di balik beragam proyek sepak bola Grup Djarum, seperti program Garuda Select, dipercaya sebagai CEO Como. Bersama Wise, Como membangun ambisi untuk menjadi tim yang disegani dalam persaingan sepak bola di Italia.
Hanya dalam waktu singkat sejak bermain di Serie D pada musim 2017-2018, kini Como telah menjalani musim kedua tampil di Serie B. Meski hanya butuh satu lagi tiket promosi untuk mengakhiri penantian berpartisipasi di Serie A sejak musim 2002-2003, Como tidak ingin terburu-buru menatap kompetisi kasta tertinggi di Italia itu.
Henry mengungkapkan, keinginannya bergabung dengan Como ialah dengan tujuan membangun sepak bola di kota yang dikenal berkat keindahan danaunya itu. Untuk itu, ia sempat berbicara dengan Fabregas dan Gianluca Zambrotta, lulusan akademi Como dekade 1990-an, sebelum memutuskan ikut dalam bagian ambisi besar Como yang dicanangkan Grup Djarum.
Orang-orang di Perancis atau Spanyol membicarakan danau atau keindahan kota (Como), tetapi sekarang saatnya berbicara juga tentang klub sepak bola. Saya tahu orang-orang di komunitas kota ini sangat mencintai sepak bola.
”Orang-orang di Perancis atau Spanyol membicarakan danau atau keindahan kota (Como), tetapi sekarang saatnya berbicara juga tentang klub sepak bola. Saya tahu orang-orang di komunitas kota ini sangat mencintai sepak bola,” kata Henry dilansir La Gazetta dello Sport.
Henry menambahkan, dirinya dan Fabregas bersedia membantu perkembangan klub yang punya dua misi besar. Pertama, Como mencanangkan ambisi untuk menembus Serie A sebagai tujuan jangka panjang, sedangkan dalam waktu dekat, Como ingin membangun akademi yang menjadi salah satu ”pabrik” terbaik pemain muda di Italia.
Untuk tujuan jangka pendek itu, tutur Henry, pengalaman dan kemampuan Fabregas amat diperlukan. “Hal terpenting tentang Cesc (Fabregas) adalah otaknya. Saya pikir kita sering melupakan perkembangan otak pemain. Secepat apa otak pemain berkerja, itu akan memengaruhi performa dia,” ucap Henry yang sempat tampil bersama Juventus selama enam bulan pada musim 1999-2000.
Wise mengungkapkan, Henry langsung tertarik ketika pihaknya membahas visi klub untuk komunitas hingga mimpi kembali ke Serie A. Mantan gelandang Chelsea itu menyatakan, Henry bisa dianggap pula sebagai duta jenama klub.
“Kami ingin memahami pengalaman dan ide-idenya untuk perkembangan klub. Ia disambut kapanpun, kami akan mendengarkan sarannya,” ujar Wise dilansir laman Como.
Pada musim lalu, Como finis diperingkat ke-13 dari 20 kontestan Serie B. Mereka terpaut 11 poin dari Perugia yang duduk di posisi kedelapan dan meraih tiket terakhir untuk tampil di play-off promosi Serie A.
Kehadiran Fabregas sekaligus mendatangkan penyerang lulusan akademi AC Milan, Patrick Cutrone, menambah peluang Como untuk bersaing memperebutkan tiket promosi ke Serie A di musim ini. Hanya saja, dalam tiga laga awal Serie B, Como gagal meraih satu pun kemenangan.
I Lariani hanya bermain seri dua kali, kemudian menderita kekalahan di kandang dari Brescia, Selasa (30/8) dini hari WIB. Dalam pertandingan itu, Fabregas dan Cutrone menjalani debut berseragam Como dengan masuk di babak kedua.
Sayang, mereka gagal membantu Como mencetak gol penyama kedudukan. Como masih tertahan di peringkat ke-17.
Misi Grup Djarum untuk membentuk akademi terbaik bersama Como juga terlihat dengan keseriusan program Garuda Select yang telah memasuki angkatan kelima di tahun ini. Sejak Garuda Select edisi kedua, latih tanding bersama tim muda Como sudah dilaksanakan atau tepatnya pada Januari 2020.
Kala itu, Garuda Select mengalahkan Como U-17 berkat gol tunggal pemain Persija Jakarta yang kini membela tim nasional U-19, Alfriyanto Nico. Pemain lulusan program Garuda Select juga telah menghiasi tim nasional kelompok umur, kemudian beberapa dari mereka juga telah tampil di Liga 1, salah satunya Bagas Kaffa yang bermain untuk Barito Putera.
Bahkan, sejak Garuda Select generasi ketiga beberapa pemain muda Como ikut disertakan untuk menjalani pemusatan latihan dan latih tanding di Inggris dan Italia. Salah satu pemain itu ialah Elia Di Guilimoria. Kini, Di Guilimoria telah membela tim primavera Como.
Tak sekedar itu, Como juga merekrut Kurniawan Dwi Yulianto, legenda sepak bola Indonesia, sebagai salah satu staf pelatih tim utama, Desember 2021. Kehadiran Kurniawan, yang berjuluk “Si Kurus” itu, membuktikan Como bersama Grup Djarum juga memberi perhatian bagi perkembangan bibit muda pelatih potensial di Indonesia.
Kepada Kompas, Juni lalu, Kurniawan mengungkapkan, keinginannya untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya selama diberi kepercayaan di Como. Ia berharap bisa meningkatkan pemahaman dan kualitasnya dalam ilmu kepelatihan, sehingga bisa memberikan sumbangan bagi Indonesia di masa depan.
Sebelum bergabung dengan Como, Kurniawan selama periode 2020-2021 menangani tim Liga Super Malaysia, Sabah.
Dengan Garuda Select dan Kurniawan, Grup Djarum membuktikan tidak sekedar fokus mendukung bulu tangkis Indonesia. Pengalaman bagi para pemain muda untuk berlatih di Eropa memberikan bekal berharga untuk membentuk generasi tim “Garuda” masa depan. (AFP)