Kemenangan atas Liverpool menyiratkan kebangkitan Manchester United. Namun, hasil melawan Southampton akan jadi tolok ukur seberapa jauh transformasi MU di bawah besutan Erik ten Hag
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
SOUTHAMPTON, JUMAT – Kemenangan mengesankan 2-1 atas Liverpool pekan lalu belum jadi jaminan kebangkitan Manchester United bersama manajer baru Erik ten Hag. Kendati mulai menyiratkan cahaya kebangkitan, nyatanya hal itu belum cukup. Hasil laga melawan Southampton, Sabtu (27/8/2022) pukul 18.30 WIB, akan jadi bukti sahih untuk mengukur sejauh mana transformasi MU di bawah Ten Hag.
Kedatangan Ten Hag di Stadion Old Trafford, markas MU, diharapkan mampu mengangkat performa tim berjuluk “Setan Merah” tersebut musim ini. Performa MU belum menunjukkan peningkatan saat ditangani pelatih sementara Ralf Rangnick musim lalu. Kegagalan lolos ke Liga Champions berarti ada permasalahan yang serius dalam performa MU.
Harapan MU kemudian bertumpu pada Ten Hag. Mantan pelatih Ajax Amsterdam itu dinilai sebagai orang yang tepat untuk mengangkat performa sekaligus pamor MU sebagai tim yang disegani. Ia memiliki kemampuan mengelola pemain dengan baik. Ten Hag juga dikenal sebagai pelatih yang bisa menyesuaikan gaya permainan tim dengan materi pemain yang ada.
Kemenangan berharga atas Liverpool menjadi tonggak awal kebangkitan MU usai menelan dua kekalahan beruntun di awal musim ini. Meski demikian, Ten Hag enggan puas dengan hasil tersebut. Menurutnya, kemenangan atas Liverpool barulah langkah awal dari MU. Masih banyak ruang untuk berkembang dan ia menginginkan para pemainnya lebih banyak berlari dan bertarung di laga-laga berikutnya.
Tapi itu (laga melawan Liverpool) hanyalah satu pertandingan. Jadi kami harus membangun tim lebih jauh. Kami harus terus berkembang dan saya pikir semua orang sadar akan hal itu.
“Tapi itu (laga melawan Liverpool) hanyalah satu pertandingan. Jadi kami harus membangun tim lebih jauh. Kami harus terus berkembang dan saya pikir semua orang sadar akan hal itu,” ujar Ten Hag dalam konferensi pers menjelang pertandingan, Jumat (26/8/2022) malam.
Untuk itu, pertandingan kontra Southampton akan menjadi bukti sahih sejauh mana MU berhasil bertransformasi di bawah arahan Ten Hag. Southampton belum terkalahkan musim ini dan MU akan berusaha menodai catatan tersebut.
Che Adams menjadi pemain yang perlu mendapat perhatian khusus dari bek MU. Penyerang asal Skotlandia itu telah mencetak dua gol dari dua penampilan di Liga Inggris sejauh ini. Ia menjadi bintang kemenangan Southampton atas Leicester City berkat dua golnya, padahal Adams memulai laga dari bangku cadangan.
Agresivitas Southampton akan coba diredam barisan pertahanan MU yang mungkin sudah bisa dilapisi oleh Casemiro sebagai gelandang bertahan. Kendati duet Christian Eriksen dan Scott McTominay tampil bagus saat melapisi empat bek MU kala menghadapi Liverpool, ada kemungkinan Ten Hag bakal memainkan Casemiro.
“Casemiro fit, dia telah menjalani semua sesi latihan,” kata Ten Hag.
Sementara itu, manajer Southampton Ralph Hasenhuettl mengaku tidak terkejut dengan awal buruk MU di bawah Erik ten Hag. Perlahan namun pasti, Hasenhuettl melihat MU sudah memiliki "identitas yang jelas" dan dapat dimasukkan dalam kandidat juara Liga Inggris
Lebih lanjut, Hasenhuettl mengatakan kesediaan Ten Hag untuk membuat perubahan pada skuadnya telah membuat dirinya sulit untuk memprediksi susunan pemain MU.
“Bahkan jika Casemiro bermain, tidak begitu jelas dengan cara apa mereka akan bermain. Kami pasti menghadapi tim yang kuat dan pada akhirnya terserah kami untuk bermain seperti yang kami inginkan. Saya pikir ini akan menjadi pertandingan yang intens. Mereka kuat dengan bola. Kami tidak bisa membiarkan mereka terlalu percaya diri,” kata Hasenhuettl.
Duel tim terluka
Pada pertandingan lainnya, Chelsea akan menjamu Leicester City di Stadion Stamford Bridge. Laga ini merupakan duel pelipur lara bagi dua tim terluka. Chelsea pada laga sebelumnya takluk 0-3 dari Leeds, sedangkan Leicester menelan kekalahan 1-2 dari Southampton. Dua tim terluka ini akan termotivasi untuk menebus penampilan mengecewakan pekan sebelumnya.
“Saya tahu ada banyak kebisingan yang akan muncul ketika kami belum meraih hasil seperti yang diharapkan. Tapi kami datang untuk meningkatkan dan mengembangkan tim, itu tidak akan pernah berubah” kata manajer Leicester Brendan Rodgers.
Di sisi lain, Chelsea menunjukkan tren penampilan yang cenderung menurun dalam tiga laga awal liga. Mereka mampu meraih kemenangan 1-0 atas Everton di laga perdana. Namun setelah itu, tim besutan manajer Thomas Tuchel ditahan imbang Tottenham Hotspur 2-2 dan dibekap Leeds United 0-3. “Si Biru” membutuhkan kemenangan atas Leicester sebagai pijakan untuk bangkit.
Hanya saja, ada dua kehilangan besar bagi Chelsea sat menjamu Leicester. Tuchel harus menjalani larangan pendampingan tim yang tertunda. Selain itu, pemain belakang, Kalidou Koulibaly, juga dipastikan absen setelah menerima kartu merah saat meladeni Leeds.
Absennya Koulibaly menjadi kabar buruk bagi Chelsea di tengah meningkatnya sorotan terhadap lini belakang tim London itu. “Si Biru” telah kebobolan dua kali lipat lebih banyak di paruh kedua atau 30 laga terakhir di bawah kepemimpinan Tuchel. Pada 30 laga pertama, mereka hanya kebobolan 17 gol.
Dengan tiadanya Koulibaly, Tuchel diprediksi akan menurunkan Trevoh Chalobah sebagai pengganti. Pilihan itu akan memungkinkan Reece James untuk kembali bermain sebagai bek sayap. Di sisi lain, Chelsea mendapat tambahan kekuatan di lini tengah seiring kembalinya Mateo Kovacic. (REUTERS)