Liverpool masuk ke dalam periode buruk. Banyak masalah yang harus dibenahi Juergen Klopp pada awal musim ini. Pertahanan yang rapuh menjadi titik krisis utama "Si Merah".
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MANCHESTER, SELASA - Dalam tiga pertandingan Liga Inggris musim ini, Liverpool semakin memperlihatkan ruang kelemahan yang hadir di lini belakang. Tidak hanya ruang terbuka di kedua sisi sayap yang telah terlihat pada musim lalu, kini "Si Merah" juga selalu kepayahan mengantisipasi umpan terobosan yang ditempatkan di antara dua bek tengah.
Dua kelemahan itu yang menjadi dasar Manajer Manchester United Erik Ten Hag menurunkan trisula penyerang yang punya kecepatan di atas rata-rata. Mereka adalah Anthony Elanga, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho.
Ketiga pemain itu ditopang duo kreatif, Bruno Fernandes dan Christian Eriksen, yang menghadirkan umpan-umpan kunci untuk mengecoh bek Liverpool pada laga yang berlangsung di Stadion Old Trafford, Selasa (23/8/2022) dini hari WIB. Liverpool pun takluk, 1-2.
Celah di pertahanan Liverpool itu dimanfaatkan Bruno untuk memberikan umpan kunci kepada Elanga yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Liverpool, Alisson Becker, ketika laga baru berjalan 10 menit. Sepakan pemain muda asal Swedia itu hanya membentur tiang gawang.
Enam menit berselang, operan satu-dua Eriksen dan Elanga mengelabui dua bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold dan Joe Gomez. Elanga memberikan asis kepada Sancho yang menghadirkan gemuruh di Old Trafford setelah mengecoh James Milner dan Alisson.
Gol itu sempat membuat Milner marah kepada bek tengah, Virgil Van Dijk. Selain berbicara kepada bek berpaspor Belanda itu, Milner juga menunjukkan bahasa tubuh agar rekan setimnya itu lebih aktif menutup ruang demi mempersempit pergerakan pemain MU.
Pada gol pertama MU itu, Van Dijk hanya menggerakkan tubuhnya tepat di depan Alisson. Ia sama sekali tidak mendekati Sancho demi menganggu sang lawan untuk melakukan tendangan. Gaya bertahan itu yang juga dilakukan Van Dijk ketika hanya mengamati pergerakan Federico Valverde yang akhirnya bisa memberikan asis matang kepada Vinicius Jr di final Liga Champions Eropa musim lalu.
Gol-gol itu menunjukkan lawan-lawan Si Merah telah memahami dengan baik cara bertahan Van Dijk, pemain setinggi 1,93 meter, yang lebih memanfaatkan besar tubuhnya alih-alih kontak fisik untuk menganggu penyerang lawan melakukan tembakan. Lemahnya kemauan bek tengah Liverpool untuk berduel, salah satunya terlihat dari total tekel di laga itu.
Kamu kesampingkan dulu (klasemen). Itu bukan hal yang baik untuk dilihat saat ini. Kami harus memperbaiki situasi kami saat ini dengan kondisi hanya ada 15 pemain senior. Kami tidak cukup bagus untuk memenangkan pertandingan ini. (Juergen Klopp)
Duet Van Dijk-Gomez hanya menghasilkan satu tekel sukses yang dilakukan Gomez. Mereka bahkan kalah dari trio penyerang timnya, Luis Diaz, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino, yang mencatatkan lima tekel sukses. Firmino bahkan menghasilkan tiga tekel sukses. Sementara itu, duo bek tengah MU, Raphael Varane dan Lisandro Martinez, melakukan lima tekel sukses.
Adapun gol kedua MU, yang dicetak Rashford pada menit ke-53, diawali umpan terbosan penyerang pengganti, Antony Martial, yang mengincar ruang di antara posisi Joe Gomez dan Van Dijk. Rashford, yang unggul kecepatan dari dua bek tengah Si Merah, tidak kesulitan menaklukan Alisson dalam situasi satu lawan satu.
Situasi gol kedua “Setan Merah” itu serupa dengan gol Crystal Palace yang dicetak Wilfried Zaha ke gawang Liverpool, pekan lalu. Kala itu, Zaha juga bisa melepaskan diri dari penjagaan Van Dijk dan Nathaniel Phillips setelah menerima umpan terobosan yang menempatkan bola di antara kedua bek Liverpool itu.
Jamie Carragher, legenda Liverpool, menilai, penampilan bertahan Liverpool sangat buruk, terutama di babak pertama. Menurut dia, itu membuktikan pemain Si Merah tidak siap menghadapi tekanan yang dihasilkan dalam laga derbi kontra MU.
"Liverpool tampil sangat mengejutkan secara bertahan. Setiap kali MU menyerang di babak pertama, mereka seperti akan mencetak gol. Itu memalukan dan Liverpool tidak berada di posisi dalam persaingan (juara),” kata Carragher kepada Sky Sports.
Krisis gelandang
Selain masalah inisiatif di lini belakang, strategi Manajer Liverpool Juergen Klopp menurunkan Jordan Henderson, Harvey Elliot, dan James Milner, di lapangan tengah juga tidak berjalan baik. Mereka gagal melindungi lini belakang sekaligus tidak cukup kreatif untuk melayani trio penyerang Si Merah.
Penampilan Liverpool dalam mengontrol pertandingan bisa lebih baik ketika Fabinho masuk menggantikan Henderson di menit ke-59. Meski tampil di 30 menit terakhir, Fabinho banyak membantu permainan menyerang Liverpool karena mencatatkan 94 persen akurasi umpan sukses.
Sementara tiga gelandang inti Liverpool di Old Trafford tidak ada yang mencatatkan 90 persen akurasi operan sukses. Bahkan, Eliiot dan Milner juga menjadi pemain Liverpool yang paling sering dilewati pemain MU dengan masing-masing dua dan empat kali dilewati oleh dribel pemain tim tuan rumah.
Masuknya Fabio Carvalho untuk mengisi tempat Milner di menit ke-73 juga menambah daya gedor Liverpool. Carvalho bahkan memulai peluang yang berakhir gol hiburan Liverpool yang dicetak Salah ketika waktu normal tersisa sembilan menit. Ketika disinggung tentang mencadangkan Fabinho, Klopp mengatakan, itu murni keputusan taktiknya.
“Kami memiliki lima gelandang senior dan hanya bisa memainkan tiga pemain. Tidak ada cerita lain, ini murni keputusan untuk gim ini,” ujarnya.
Hingga pekan ketiga, Klopp kehilangan Naby Keita dan Thiago Alcantara di posisi gelandang. Kedua pemain itu amat penting bagi Liverpool dalam keperluan membangun serangan.
Titel juara
Setelah kekalahan di Old Trafford, Liverpool belum sekalipun meraih kemenangan. Mereka menjadi salah satu dari lima tim yang belum meraup hasil positif di Liga Inggris musim ini. Si Merah pun tertahan di posisi ke-16. Hal itu membuat Klopp tidak ingin membicarakan tentang persaingan titel juara.
“Kamu kesampingkan dulu (klasemen). Itu bukan hal yang baik untuk dilihat saat ini. Kami harus memperbaiki situasi kami saat ini dengan kondisi hanya ada 15 pemain senior. Kami tidak cukup bagus untuk memenangkan pertandingan ini,” tutur Klopp.
Adapun Ten Hag memuji sikap dan pola pikir yang dibawa anak asuhannya dalam laga melawan Liverpool. Jika bisa mempertahankan performa seperti melawan Liverpool, ia yakin, Setan Merah bisa bersaing di papan atas.
“Anda lihat reaksi dan sikap yang ditampilkan pemain. Mereka mungkin tidak akan selalu bisa menampilkan permainan seperti ini. Akan tetapi, dengan energi, selalu fokus, dan menampilkan semangat juang, saya yakin kami bisa melanjutkan tren kemenangan,” ujar Ten Hag yang mencatatkan kemenangan perdana bersama MU.
Adapun Setan Merah keluar dari zona degradasi. Mereka berada di peringkat ke-14.