Manchester United dilarang berpuas diri usai menumbangkan Liverpool. Permainan “Setan Merah” belum sepenuhnya membaik.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MANCHESTER, SELASA – Manchester United menunjukkan kualitas yang jauh lebih baik ketika mengalahkan Liverpool 2-1, Selasa (23/8/2022) dini hari WIB, di Stadion Old Trafford. Meskipun ada perbaikan dari hasil akhir dibandingkan dua laga awal Liga Inggris musim ini, “Setan Merah” masih memiliki cela yang wajib dibenahi agar bisa menjaga konsistensi dan perlahan naik ke papan atas.
Raihan tiga poin atas rival utama membuat MU mencatatkan kemenangan pertama di era Manajer Erik Ten Hag. Untuk sementara, mereka meninggalkan zona degradasi dan duduk di peringkat ke-14.
Namun, Bruno Fernandes dan kawan-kawan belum bisa memadukan permainan menyerang yang diinginkan juru taktik dengan hasil positif. Dalam kemenangan menghadapi Liverpool, MU tidak bisa tampil superior dibandingkan sang lawan. Unggul dalam catatan di papan skor tidak dibarengi dominasi dalam permainan di atas lapangan hijau.
Itu terlihat dari koleksi 29 persen penguasaan bola yang dihasilkan MU berbanding jauh dengan 71 persen milik Liverpool. Selain itu, Setan Merah hanya menghasilkan empat tembakan mengarah ke gawang dari 12 peluang, sedangkan Liverpool bisa menciptakan 17 tembakan yang lima di antaranya tepat sasaran ke gawang MU.
Dari angka penguasaan bola itu menunjukkan ada penurunan drastis dari catatan skuad Setan Merah. Pada dua laga awal melawan Brighton & Hove Albion dan Brentford, MU masing-masing mencatatkan 63 persen dan 67 persen penguasaan bola.
Bermain lebih banyak dengan bola adalah kegemaran dan nafas bagi strategi Ten Hag. Pada musim terakhirnya menangani Ajax Amsterdam, Ten Hag membawa anak asuhannya menjadi juara Liga Belanda sekaligus menampilkan permainan yang mendominasi dengan rerata 63 persen penguasaan bola per laga.
Ten Hag mengatakan, dirinya mengesampingkan taktik dan keunggulan statistik pada laga melawan Liverpool. Menurut dia, kemenangan adalah hal yang menjadi harga mati karena untuk mencapainya tidak bisa sekedar bermain baik.
“Kami bisa berbicara tentang taktik, tetapi (kemenangan) ini dihasilkan karena sikap pemain. Ada komunikasi, semangat juang, dan kemudian Anda bisa melihat apa yang bisa mereka dapatkan,” ujar Ten Hag kepada Sky Sports.
Saya berharap pemain mengerti dasar (permainan) sekarang. Saya ingin mereka banyak berlari dan bertarung.
Setelah menelan dua kekalahan di awal kompetisi musim ini, Ten Hag mengungkapkan, dirinya menuntut pemain MU untuk menampilkan pendekatan permainan yang berbeda. Perubahan itu, katanya, terlihat dan menjadi resep utama MU bisa mengakhiri mimpi buruk atas Liverpool dalam dua laga kandang terakhir.
“Ini baru permulaan dari langkah tim ini, sehingga masih banyak ruang untuk berkembang. Saya berharap pemain mengerti dasar (permainan) sekarang. Saya ingin mereka banyak berlari dan bertarung,” kata manajer asal Belanda itu.
Akurasi buruk
Selain soal penguasaan bola yang perlu diperbaiki, Ten Hag juga masih punya pekerjaan rumah untuk membenahi kreativitas timnya. Dari tiga laga, MU menghasilkan akurasi tembakan yang minim. Itu dihitung dari perbandingan tembakan yang tepat sasaran dengan jumlah tembakan keseluruhan.
Setan Merah mencatatkan 29 persen akurasi tembakan pada laga pertama kontra Brighton, lalu catatan itu menurun menjadi 26 persen pada pertandingan melawan Brentford. Pada laga versus Liverpool, MU mengoleksi 33 persen akurasi tembakan.
Akurasi itu amat jauh jika dibandingkan dua tim di posisi teratas Liga Inggris hingga pekan ketiga, yaitu Arsenal dan Manchester City, sang “tetangga berisik”. Arsenal, misalnya, konsisten alami peningkatan akurasi tembakan dari 20 persen di pekan pertama, kemudian meningkat menjadi 37 persen dan 43 persen di dua pekan terakhir.
Tak ayal, Arsenal bisa menjadi satu-satunya tim yang mencatatkan 100 persen kemenangan. Sembilan poin telah dikumpulkan anak asuhan Mikel Arteta dengan torehan sembilan gol.
Adapun City, yang juga telah mencatatkan sembilan gol dan berada di posisi kedua dengan tujuh poin, mencatatkan pula perbaikan akurasi tembakan di setiap pekan. Mulai dari 14 persen akurasi tembakan ketika mengalahkan West Ham United di partai pembuka, “The Citizens” mencatatkan 37 persen dan 48 persen akurasi tembakan ketika melawan Bournemouth dan Newcastle United.
Sementara itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp menilai, kekalahan timnya karena gagal keluar dari perangkap permainan MU. Meski secara permainan Liverpool tampil lebih baik, kata Klopp, hasil akhir menunjukkan MU bermain lebih efektif.
“Ini adalah permainan yang 100 persen diinginkan MU. Kami harus segera menemukan ritme walaupun tengah berada di situasi sulit akibat (badai) cedera. Kami hanya memiliki 15 pemain senior tersedia,” tutur Klopp.
Kepemimpinan
Lebih lanjut, Ten Hag mengakui kepemimpinan Bruno Fernandes, yang ditunjuk sebagai kapten untuk menggantikan Harry Maguire, dan Raphael Varane menjadi salah satu faktor penentu kemenangan di laga besar itu.
Bruno pun menghadirkan penampilan menawan dengan koleksi 39 operan dan dua umpan kunci. Itu adalah catatan terbaik yang dihasilkan pemain Setan Merah.
Adapun Varane menjadi tembok tangguh bersama Lisandro Martinez. Varane mencatatkan sembilan sapuan dan 100 persen kemenangan duel udara yang krusial membuat frustasi pemain depan Liverpool.
“Saya pikir Bruno mengambil tanggung jawab dengan baik. Ban kapten menyuntikkan semangat untuknya dan ia berbagi kepemimpinan bersama Rapha Varane,” kata Ten Hag.
Ten Hag optimistis timnya akan semakin membaik dengan kehadiran gelandang baru, Casemiro. Ia menganggap Casemiro adalah pemain dengan mental juara dan menjadi tambahan berharga untuk kepemimpinan skuad MU.
“Pekerjaan luar biasa ditunjukan semua orang, bahkan mereka yang tidak dimainkan. Semua pemain mendorong diri mereka selama sepekan terakhir untuk membantu tim tampil lebih baik. Ini harus menjadi pola pikir kami demi mempertahankan hasil positif ini,” kata Fernandes. (AP)