Pelita Jaya menjejakkan satu kakinya ke final setelah menang atas West Bandits di gim pertama semifinal IBL 2022. Kemenangan Pelita Jaya itu tercipta berkat penampilan spesial unit kedua mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pelita Jaya Bakrie Jakarta, yang tampil dengan dua ”wajah”, mengubur tim kejutan West Bandits Combiphar Solo, di gim pertama semifinal Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2022. Sempat tertinggal 17 poin pada paruh pertama, Pelita Jaya membalikkan keadaan dengan unit kedua atau tim cadangan pada separuh akhir laga itu.
Pelita Jaya menang, 80-71, di Arena C-Tra, Bandung, Sabtu (20/8/2022). Padahal, tim asuhan pelatih Fictor ”Ito” Roring itu sempat dekat dengan kekalahan akibat lambat panasnya tim inti mereka. Pelita Jaya tertinggal lebih dulu, 32-49, pada jeda laga itu akibat terjebak pertahanan lawan.
Namun, ”angin” berubah arah pada paruh kedua. Pelita Jaya tampil ekstra agresif dengan strategi bertahan menekan sepenuh lapangan. West Bandits, yang dipimpin point guard nasional, Widyanta Putra Teja, kehilangan ritme permainan. Mereka sulit melewati separuh lapangan.
”Di kuarter ketiga, kami memimpin, tetapi tertekan. Mereka tim besar, sangat siap untuk bermain dengan dua tim sekaligus. Bisa langsung ganti lima pemain dengan dua gaya main berbeda. Kami tidak mampu adjust ketika mereka main cepat. Banyak kalah di transisi,” kata Widyanta.
Ito memberi menit bermain lebih banyak kepada para pemain cadangannya pada paruh kedua. Tempo permainan pun menjadi jauh lebih cepat berkat pergantian center asing, Dior Lowhorn, dengan Decardo Day, guard asing. Day turun didampingi barisan guard muda yang energik dari bangku cadangan, Yesaya Saudale (22) dan Hendrick Yonga (20).
West Bandits lantas dipaksa hanya meraup 22 poin setelah jeda babak. Akurasi tembakan mereka, yang sempat mencapai 52,8 persen pada paruh pertama, turun dua kali lipat pada paruh kedua. Mereka kehilangan 16 penguasaan bola akibat kesalahan sendiri (turnover).
Kami punya kedalaman (skuad) cukup baik, bisa bermain dengan tim kedua tanpa takut. Ini menjadi keuntungan kami. (J Ricky Lesmana)
Pada saat bersamaan, tim cadangan Pelita Jaya begitu mudah mencetak angka lewat serangan balik kilat. Unit kedua Pelita Jaya menyumbang total 42 angka, antara lain dari Day (14 poin) dan Vincent Kosasih (12 poin). Empat dari lima pemain cadangan mereka tampil lebih lama dibandingkan para pemain inti.
”Coach Ito sangat memercayai kami. Karena itu, kami percaya diri juga ketika mendapat kesempatan. Tadi, kami (unit kedua) diminta menekan terus lawan. Soalnya, mereka tidak punya back-up sebaik kami,” ucap Hendrick yang menyumbang 5 asis.
Berbeda dengan Pelita Jaya, West Bandits tidak punya banyak pilihan di bangku cadangan setelah skuad utama mereka kehilangan ritme dan kelelahan. Bahkan, Widyanta harus bermain 39 menit 19 detik atau nyaris tidak beristirahat sepanjang laga itu. Sementara tidak ada satu pun pemain inti Pelita Jaya yang bermain lebih dari 21 menit.
Asisten Pelatih Pelita Jaya Jap Ricky Lesmana mengatakan, timnya punya dua unit yang sama-sama berbahaya. Di tim inti, mereka bertumpu pada Lowhorn. Tubuh raksasa Lowhorn dimanfaatkan mereka untuk mengincar poin dari area dalam. Namun, kehadirannya membuat ritme Pelita Jaya menjadi lebih lambat.
Permainan lebih sabar itu ternyata kurang berhasil. Para pemain tidak banyak mendapatkan ruang terbuka. Andakara Prastawa, kapten Pelita Jaya, bahkan hanya mencetak 7 poin. Ia hanya memasukkan 1 dari 7 lemparan tiga angka. Pemain West Bandits justru bisa mendikte permainan.
Tempo tinggi
Unit kedua, yang punya gaya bermain cepat, lantas diturunkan Ito. Ia melihat tempo tinggi bisa menguras tenaga dan merusak ritme lawan. Tanpa pikir panjang, wajah kedua itu pun digunakannya di sisa waktu laga tersebut.
Dua wajah itulah yang membuat Pelita Jaya menjadi tim dengan rekor terbaik di musim reguler IBL 2022. ”Kami punya kedalaman (skuad) cukup baik. Kami bisa bermain dengan tim kedua tanpa takut. Kami justru bisa memainkan gaya berbeda dengan transisi cepat. Ini menjadi keuntungan kami,” ucap Ricky.
West Bandits sempat mengejutkan lewat kiprah trio pemainnya, Sameen Swint (20 poin), Widyanta (14 poin), dan Rio Disi (14 poin). Namun, mereka hanya bisa menambah total enam poin di dua kuarter terakhir. Bahkan, Rio tidak mencetak satu poin pun setelah jeda babak.
Di semifinal lainnya, juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta masih terlalu kuat untuk tuan rumah Prawira Bandung. Satria Muda menang telak, 85-77. Center asing Satria Muda, Elijah Foster, tampil dominan dengan raihan dobel-dobel berupa 18 poin dan 11 rebound.
Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh menilai performa para pemainnya sudah jauh lebih baik ketimbang pekan lalu. Mereka sudah beradaptasi dengan atmosfer playoff setelah liga itu sempat terpotong jeda empat setengah bulan sejak musim reguler.
Adapun gim kedua semifinal akan berlangsung pada Minggu (21/8/2022) sore. Jika Satria Muda dan Pelita Jaya menang, duel ulangan final musim lalu akan kembali terjadi.