Pemain Indonesia U-16 wajib menghindari kesalahan yang menguntungkan lawan pada semifinal Piala AFF U-16. Myanmar akan berikan perlawanan sengit bagi "Garuda Muda" yang mengejar kesempatan ketiga tampil di final.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SLEMAN, KOMPAS – Pelatih tim nasional Indonesia U-16 Bima Sakti menaikkan standar kepada anak asuhannya memasuki fase gugur Piala AFF U-16 2022. Bima ingin skuad “Garuda Muda” tampil tanpa cela dan tidak lagi melakukan kesalahan mendasar ketika berjumpa Myanmar di babak semifinal, Rabu (10/8/2022) pukul 20.00 WIB, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada sesi latihan jelang pertandingan, Selasa (9/8), Bima mengatakan, dirinya berusaha mematangkan kembali strategi menyerang timnya, terutama lebih mengembangkan variasi serangan yang mengutamakan operan-operan pendek. Pelatih berusia 46 tahun itu pun tidak alergi dengan tendangan jarak jauh yang bisa menjadi alternatif untuk membongkar pertahanan kokoh yang akan diterapkan Myanmar.
Di sisi lain, Bima juga berharap para pemain belakangnya tampil disiplin untuk menutup sedikit pun ruang yang bisa dimanfaatkan pemain Myanmar. Ia ingin Muhammad Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan bisa mengantipasi taktik serangan balik Myanmar yang berbahaya.
“Kami akan tampil menyerang dan saya instruksikan pemain untuk bermain sabar. Myanmar tim bagus dan tampil militan, sehingga pemain tidak boleh membuat kesalahan yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi gol oleh mereka,” ujar Bima dalam konferensi jelang laga semifinal, Selasa kemarin, di Sleman, DIY.
Lebih lanjut, Bima menjelaskan, “Kami telah berlatih untuk meredam serangan balik Myanmar. Saya tekankan kepada pemain belakang untuk tidak terlena dan menjaga posisi mereka dengan baik ketika tim tengah menyerang, sebab kami harus antisipasi serangan balik dari penyerang mereka”.
Kekhawatiran Bima terhadap serangan balik lawan cukup beralasan. Pasalnya, di laga pamungkas Grup A, Sabtu (6/8), Indonesia kecolongan gol Vietnam di masa akhir babak pertama melalui sepakan penalti.
Hukuman itu diberikan karena bek sayap kanan, Ridzjar Nurviat Subagja, menekel penyerang sayap kiri Vietnam, Le Dinh Long Vu, setelah kalah dalam duel lari untuk mengejar bola. Kesalahan Nurviat itu beruntung bisa dibalas oleh dua gol di babak kedua melalui sumbangan gol dari Arkhan Kaka Putra dan Muhammad Nabil Asyura.
Selain taktik untuk permainan selama 90 menit, Bima juga telah melatih pemainnya untuk menghadapi drama adu penalti. Untuk menghadapi adu penalti itu, ucap mantan pemain Persema Malang itu, tim pelatih Indonesia U-16 tidak hanya menyiapkan teknis, tetapi juga meningkatkan mental pemain untuk menghadapi masa krusial itu.
Kami akan tampil menyerang dan saya instruksikan pemain untuk bermain sabar.
“Kami ingin menang dalam 90 menit, tetapi kalau rejekinya di adu penalti, maka kami juga sudah siapkan beberapa algojo penalti. Terpenting, kami siapkan mental para pemain untuk menghadapi situasi adu penalti,” kata Bima.
Pelatih Myanmar Aung Zaw Myo tidak gentar meski timnya memiliki dua situasi yang tidak menguntungkan jelang menghadapi Indonesia. Pertama, mereka hanya memiliki masa istirahat satu hari setelah menghadapi Kamboja di laga terakhir Grup C, Senin (9/8). Kedua, tim Myanmar akan tampil di bawah tekanan ribuan pendukung Indonesia.
“Saya tahu Indonesia akan menghadirkan situasi sulit bagi kami. Tetapi, saya telah menyiapkan tim untuk bekerja keras dan tampil dengan performa terbaik untuk hadirkan kejutan,” ucap Zaw Myo.
Myanmar, yang tampil di semifinal ketiga pada Piala AFF U-16, belum pernah menghadapi Indonesia di babak empat besar turnamen junior itu. Terakhir kali, duel kedua tim tercipta pada pertandingan pamungkas Grup A edisi 2019 yang dimenangkan Indonesia, 5-0.
Sementara itu, Bima secara khusus memberikan pesan kepada suporter Indonesia. Ia berharap pendukung yang datang ke Maguwoharjo berlaku sportif dengan tidak melakukan gangguan secara fisik kepada pemain Myanmar, seperti melempar botol minum hingga menyalakan suar (flare).
“Saya meminta maaf kepada Vietnam atas aksi kurang terpuji (penonton) yang dialami pemain mereka. Suporter silakan melakukan teror dengan teriakan, tetapi tolong jangan melempar botol atau teror fisik lainnya ke pemain. Saya berharap penonton menjunjung tinggi sportivitas,” ujar Bima.
Pada laga melawan Vietnam, kiper cadangan Vietnam, Do Quyen Anh, sempat dilempari empat botol plastik berisi air mineral ketika hendak mengambil bola di bawah tribune penonton. Momen itu terjadi ketika Quyen Anh tengah pemanasan di masa rehat babak pertama.
Petugas keamanan dan staf pelatih Vietnam sempat meminta penonton yang berada di tribune selatan Maguwoharjo menghentikan aksi lempar botol itu. Tak hanya itu, pembaca pengumuman di stadion juga mengimbau suporter untuk tidak melakukan aksi yang merugikan Indonesia sebagai tuan rumah.
Pada laga semifinal lain di Maguwoharjo, Rabu pukul 15.30 WIB, akan mempertemukan dua “raja” Piala AFF U-16 yang telah sama-sama mengoleksi tiga gelar juara, yaitu Thailand kontra Vietnam. Kedua tim mengincar tiket ke final untuk membuka peluang menjadi tim pertama dan satu-satunya yang empat kali mengangkat trofi turnamen junior itu.
Pelatih Thailand Pipob Onmo menilai, Vietnam adalah lawan yang tangguh. Ia pun akan mempertahankan formasi 4-2-1-3 yang diterapkan ketika menghancurkan Timor Leste, 4-1, pada laga terakhir Grup B.
Dalam taktik itu, Onmo menempatkan sang kapten, Pacharaphol Lekkun, yang berposisi murni sebagai gelandang bertahan di posisi bek sayap kanan. Lekkun dan bek sayap kiri, Saranyawat Narasert, menjadi motor serangan Thailand dari kedua sisi luar lapangan.