Gelombang Koneksi Belanda di Manchester United
Sejak Erik ten Hag menjadi pelatih Manchester United, nuansa Belanda kian kental di MU. Bagi Ten Hag, membeli pemain Belanda atau alumnus Liga Belanda lebih masuk akal daripada pemain Liga Inggris yang berharga mahal.
MANCHESTER, KAMIS — Menyambut musim 2022/2023, raksasa Liga Inggris Manchester United kian kental dengan nuansa Belanda. Peresmian kontrak bek Argentina, Lisandro Martinez, penguasa Liga Belanda Ajax Amsterdam pada Rabu (27/7/2022), memperkuat upaya pelatih anyar MU asal Belanda, Erik ten Hag, untuk menciptakan koneksi Belanda.
Para alumnus sepak bola ”Negeri Kincir Angin” itu diharapkan menjadi obat pesakitan Manchester United satu dekade terakhir.
”Saya cukup beruntung menjadi bagian dari tim sukses dalam karier saya (Ajax) dan itulah yang ingin saya lanjutkan di Manchester United. Akan ada banyak pekerjaan untuk mencapai momen itu, tetapi saya sangat percaya bahwa, di bawah manajer dan pelatih ini (Ten Hag), dan bersama rekan satu tim baru saya, kami dapat melakukannya,” ujar Martinez dalam laman Manutd.com, Rabu (27/7/2022).
Martinez didatangkan Ajax dari klub Liga Argentina, Defensa y Justicia, pada musim panas 2019. Selama tiga musim memperkuat Ajax, pemain berusia 24 tahun itu menjadi andalan klub berjuluk ”Anak Tuhan” itu dan turut menyumbang dua trofi Liga Belanda (2020/2021, 2021/2022), satu Piala Belanda (2020/2021), dan satu Johan Cruyff Shield (2019).
Baca juga : Seribu Tanya di Pusaran Rumor Transfer Ronaldo
Kesuksesan itu diraih Martinez bersama Ten Hag yang menjadi nakhoda Ajax 2017-2022. ”Saya ingin berterima kasih kepada Ajax dan penggemar mereka atas semua dukungan yang mereka berikan kepada saya. Saya memiliki waktu yang luar biasa di sana, tetapi merasa saat yang tepat untuk menguji diri saya di lingkungan lain. Sekarang, saya berada di klub yang sempurna untuk melakukan ini,” kata Martinez yang dikontrak Manchester United hingga musim panas 2027.
Direktur Sepak Bola Manchester United John Murtough berharap kerja sama apik Martinez dan Ten Hag itu bisa menular ke Manchester United. ”Lisandro (Martinez) adalah pemain luar biasa yang akan membawa kualitas dan pengalaman lebih lanjut ke skuad Erik (ten Hag). Kami senang dia telah memilih untuk bergabung dengan Manchester United dan kami menantikan untuk melihatnya berkembang lebih jauh dan membantu tim mencapai kesuksesan yang kami tuju,” ujarnya.
Alumnus ketiga Belanda
Martinez yang dibeli dengan mahar sekitar 57 juta euro (Rp 861 miliar) itu menjadi pemain baru ketiga yang direkrut Manchester United dalam bursa transfer kali ini. Dua pemain sebelumnya pun alumnus Liga Belanda, yakni bek sayap kiri Belanda Tyrell Malacia yang didatangkan dengan nilai 15 juta euro dari klub Liga Belanda, Feyenoord, pada 5 Juli, dan gelandang Denmark, Christian Eriksen, yang datang dengan status bebas transfer pada 15 Juli.
Baca juga: Dilema Ronaldo, juga “Setan Merah”
Sebelum menjajal Liga Inggris dan Liga Italia, Eriksen pernah bermain di skuad muda Ajax 2008-2010 dan sekuad senior Ajax 2010-2013. Pemain berusia 30 tahun itu mempersembahkan dua trofi Liga Belanda (2010/2011, 2011/2012, 2012/2013), satu Piala Belanda (2009/2010), dan satu Johan Cruyff Shield (2013).
Eriksen memang tidak pernah merasakan kepemimpinan Ten Hag secara langsung di Ajax. Namun, pemain asal Middelfart, Denmark, itu sedikit banyak sempat merasakan aura Ten Hag di Ajax ketika dirinya menumpang berlatih bersama Ajax awal tahun ini. Kesempatan itu tiba setelah Eriksen diputus kontrak Inter Milan karena masalah jantung yang membuatnya pingsan dalam laga Denmark dan Finlandia, pada pekan pertama Piala Eropa 2020 di Kopenhagen, Denmark, Sabtu (12/6/2021).
Setelah menganggur sekitar setengah tahun, Eriksen dikontrak setengah musim oleh klub Liga Inggris, Brentford. Dengan statistik 11 laga dan satu gol, dia ikut membantu Brentford berada di urutan ke-13 klasemen akhir atau selamat dari jurang degradasi.
Ketiga pemain itu akan berjumpa dengan gelandang Belanda, Donny van de Beek, yang dibeli dengan mahar 39 juta euro (Rp 589 miliar) dari Ajax pada 2 September 2020. Pemain yang pernah dipinjamkan ke klub Liga Inggris, Everton, selama 31 Januari-31 Mei 2022 itu pernah bekerja sama dengan Ten Hag di Ajax 2017-2020.
Ten Hag yang menukangi Ajax selama 2017-2022 itu, seperti dilansir Daily Mail, mengatakan, alasannya mengincar pemain dari Liga Belanda karena Manchester United kesulitan merekrut pemain dari Liga Inggris. Hal itu disebabkan tingginya harga pemain yang bermain di kompetisi sepak bola negeri Ratu Elizabeth.
Baca juga: Sinyal Badai Tak Berujung MU dari Ronaldo
Saya ingin mendatangkan pemain Inggris (Liga Inggris). Namun, kebijakan transfer kami mempertimbangkan kualitas pemain dan harganya. Sepertinya, pemain Inggris cukup mahal.
”Saya ingin mendatangkan pemain Inggris (Liga Inggris). Namun, kebijakan transfer kami mempertimbangkan kualitas pemain dan harganya. Sepertinya, pemain Inggris cukup mahal. Itu fakta yang tidak bisa dibantah. Pada akhirnya, saya fokus kepada kualitas,” tutur Ten Hag.
Percepat adaptasi
Akan tetapi, legenda Ajax dan timnas Belanda, Ronald de Boer, dikutip Football365, menilai langkah Ten Hag membeli pemain alumnus Liga Belanda tidak lepas dari usaha pelatih berusia 52 tahun itu untuk mempercepat proses konstruksi di Manchester United. Bermain dengan pemain-pemain yang sudah dikenalnya atau dari kultur yang sama, itu akan memberinya keuntungan dalam beradaptasi di lingkungan baru.
”Bahasa umum sepak bola adalah keuntungan. Sebagai pemain, Anda akan lebih mudah bermain dengan pelatih yang sudah mengenal Anda. Itu sangat penting di Liga Inggris, di mana mereka dapat membuang uang dan pelatih baru belum menemukan Anda,” ucapnya.
Baca juga : Terlahir Kembali berkat Ten Hag
Terlepas dari itu, De Boer mewanti-wanti Ten Hag. Pasalnya, bermain dengan banyak pemain satu negara atau kultur yang sama, itu akan membentuk suatu kelompok lebih cepat. ”Kalau hasilnya nanti kurang memuaskan, kelompok itu bakal dengan mudah dituding sebagai pihak yang harus disalahkan atas penurunan tersebut,” ucapnya.
Manchester United punya sejarah positif sekaligus negatif dengan pemain-pemain asal Belanda ataupun Liga Belanda. Setidaknya, mereka pernah memiliki bek Belanda, Jaap Stam, yang berperan penting saat klub berjuluk ”Setan Merah” itu meraih tiga gelar dalam semusim (treble winner), yakni Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions pada musim 1998/1999.
Manchester United pernah diperkuat penyerang Belanda, Ruud van Nistelrooy, yang menjadi penyerang ”mengerikan” dengan 95 gol dari 150 laga Liga Inggris 2001-2006. Ada pula penjaga gawang Belanda, Edwin van der Sar, yang menjadi komponen penting era kejayaan terakhir klub yang bermarkas di Stadion Old Trafford pada 2005-2011. Terakhir penyerang Belanda, Robin van Persie, yang turut mempersembahkan trofi Liga Inggris terakhir bagi MU pada 2012/2013.
Baca juga : Conte dan Ten Hag Tuntut Intensitas Super
Setelah itu, Manchester United tidak bersahabat dengan pemain-pemain Belanda atau alumni. Saat ditukangi pelatih Belanda, Louis van Gaal, mulai 16 Juli 2014, mereka memboyong gelandang Belanda Daley Blind dari Ajax pada 1 September 2014, bek Belanda Timothy Fosu-Mensah dari Ajax pada 2 September 2014, dan penyerang Belanda Memphis Depay dari PSV Eindhoven pada 1 Juli 2015.
Hasilnya, Van Gaal hanya menyumbangkan trofi Piala FA 2015/2016 sebelum didepak per 23 Mei 2016. Blind, Fosu-Mensah, dan Depay pun tidak mendapatkan tempat di skuad inti sehingga satu per satu angkat kaki dari klub yang berdiri sejak 1902 tersebut. (AFP/REUTERS)