Meskipun melakukan perjalanan ke Asia, pemain Tottenham Hotspur dan Manchester United harus beradaptasi dengan pola latihan ekstra keras dari sang manajer. Persiapan intens itu demi meningkatkan performa di musim baru.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SEOUL, SELASA — Setelah terhenti pada masa pandemi Covid-19 sejak 2020, dua tim Liga Inggris, Tottenham Hotspur dan Manchester United, kembali melakukan tur ke Benua Asia di masa pramusim 2022-2023. Antonio Conte dan Erik ten Hag, manajer dua klub itu, memaksa semua pemainnya menjalani latihan dengan kemampuan terbaik. Sejumlah pemain pun merasakan pengalaman latihan ”terburuk” pada masa persiapan di musim panas ini.
Butuh waktu hingga delapan bulan bagi Antonio Conte untuk menunjukkan metode latihan khasnya kepada skuad Tottenham Hotspur. Sejak mengisi kursi manajer Spurs, awal November 2021, Conte sukses memenuhi target klub untuk menembus zona Liga Champions Eropa pada akhir kompetisi edisi 2021-2022.
Meski begitu, Conte tetap belum puas dengan performa skuadnya, terutama dalam level fisik dan mentalitas bertarung. Dengan dasar itu, manajer asal Italia itu tidak menyia-nyiakan masa pramusim di Seoul, Korea Selatan, yang dimulai, Senin (11/7/2022).
Sebanyak 23 pemain Spurs, yang baru 20 jam di Seoul, kecuali Son Heung-min yang berasal dari Korsel, sudah menjalani latihan berdurasi dua jam dengan intensitas tinggi. Latihan yang digelar di Stadion Piala Dunia Seoul dan dihadiri sekitar 6.000 penonton itu dimulai dengan latihan rondo untuk mempertajam kemampuan operan, lalu dilanjutkan materi penyelesaian akhir.
Sesi pertama latihan yang berlangsung selama 90 menit itu diakhiri dengan gim mini. Dalam gim internal itu, Conte menerapkan formasi 3-4-3 di kedua timnya yang saling bertarung. Formasi itu tetap akan dipertahankan Conte di musim 2022-2023 untuk mengarungi empat kompetisi, yaitu Liga Inggris, Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga.
Setelah itu, Conte memaksa pemainnya menyentuh batas kemampuan fisik mereka dengan berlari bolak-balik 42 kali ke kedua sisi lapangan. Sesi latihan itu dipimpin langsung oleh Giampiero Ventrone, pelatih kebugaran Spurs.
Setiap pemain dipersilakan mengambil napas sejenak di setiap empat putaran lari. Meskipun ada kompensasi itu, mayoritas pemain Spurs tak berdaya merampungkan 42 putaran itu dalam waktu 30 menit.
Dua penyerang utama “Si Lili Puih”, Harry Kane dan Son, yang selama ini dikenal pemain Spurs paling bugar, tertidur di atas lapangan setelah mengakhiri sesi lari itu. Kane bahkan sempat tertunduk dan muntah sehingga tim dokter sempat mengamati kondisinya.
Hanya empat pemain bisa merampungkan 42 putaran lari yang digelar di bawah suhu 30 derajat celsius itu. Mereka adalah Troy Parrott, Davinson Sanchez, Bryan Gil, dan Pape Matar Sarr. Setelah sesi latihan itu, semua pemain Spurs melepas sepatu mereka dan berjalan menuju ruang ganti tanpa alas kaki.
”Kami berkerja sangat keras dalam beberapa hari terakhir untuk ide sepak bola serta aspek taktik dan fisik. Saya berharap hasil kerja keras ini mulai terlihat perlahan di pertandingan pembuka pramusim kami di sini (Seoul),” ucap Conte dalam konferensi pers jelang laga uji coba Spurs kontra K-League All Stars, Selasa (12/7/2022).
Spurs akan memulai pertandingan pramusim kontra pemain terbaik Liga Korsel, Rabu (13/7/2022) pukul 18.00 WIB, di Stadion Piala Dunia Seoul. Kemudian, tur Korsel mereka dilanjutkan dengan menghadapi Sevilla di Stadion Piala Dunia Suwon, tiga hari berselang.
Ten Hag menerapkan latihan intens dan sangat melelahkan. Ia meminta reaksi yang cepat ketika kami kehilangan bola. Selalu berlari mencari ruang adalah hal yang disukainya. (Bruno Fernandes)
Di pekan terakhir bulan ini, Si Lili Putih mengakhiri rangkaian pramusim dengan menghadapi Rangers dan AS Roma. Dua laga itu masing-masing dilakukan di Glasgow, Skotlandia, dan Haifa di Israel.
”Sang Marinir”
Ventrone adalah sosok pelatih yang membantu Marcelo Lippi mewujudkan tim terbaik Juventus pada era 1994 hingga 1999. Ia telah mengenal Conte sejak juru taktik berusia 52 tahun itu menjadi gelandang sekaligus kapten Juve.
Media Italia menyebut Ventrone sebagai ”sang marinir” karena metode kerasnya untuk meningkatkan kemampuan fisik dan kebugaran setiap pemain. Pada dekade 1990-an, Ventrone pernah berkonflik dengan Gianluca Vialli di Juve akibat metode latihannya itu.
Alhasil, Vialli mengunci Ventrone di dalam lemari dan memanggil polisi untuk menenangkan Ventrone atas tuduhan penyiksaan. Konflik itu berakhir setelah Lippi memediasi keduanya.
Conte bekerja lagi dengan Ventrone di Spurs. Pelatih fisik berusia 62 tahun itu pun senang bisa kembali bersama Conte. Menurut dia, Conte menginginkan semua pemain Spurs memiliki hasrat dan determinasi seperti dirinya ketika masih menjadi pemain.
”Conte adalah orang yang cerdas memahami batasan (fisiknya). Ia selalu membawa dirinya untuk berkerja keras dan menanamkan fokus besar pada latihan. Conte memenangi segalanya dengan keringat dan itu yang ingin diterapkannya kepada pemainnya,” kata Ventrone kepada FourFourTwo.
MU haramkan kesalahan
Ketika Conte menuntut pemainnya meningkatkan kekuatan fisik, Manajer Manchester United Erik ten Hag mengharamkan pemain di tim barunya melakukan kesalahan dalam latihan operan. Dalam sepekan sesi awal memulai latihan pramusim di MU, Ten Hag fokus melatih kombinasi operan cepat demi meningkatkan permainan penguasaan bola “Setan Merah”.
Tak hanya itu, kata gelandang MU, Bruno Fernandes, Ten Hag juga meminta para pemain MU untuk memburu bola ketika tengah dikuasai lawan. ”Ten Hag menerapkan latihan intens dan sangat melelahkan. Ia meminta reaksi yang cepat ketika kami kehilangan bola. Selalu berlari mencari ruang adalah hal yang disukainya,” ucap Fernandes dilansir laman MU.
Hal serupa juga disampaikan Harry Maguire. Kapten dan bek tengah Setan Merah itu mengungkapkan, Ten Hag telah menghadirkan sisi positif bagi skuad MU.
”Bersama Ten Hag, kami dituntut untuk secara fisik dan mental jauh lebih baik. Dari yang kami lakukan di musim lalu, kami tahu bahwa kami harus banyak bekerja keras di tur pramusim ini,” kata Maguire seperti dikutip Manchester Evening News.
Ten Hag pun menjelaskan hal yang ia persiapkan untuk skuad MU di tur pramusim. “Cara bermain kami masih dalam proses perkembangan dan itu membutuhkan waktu. Keberhasilan persiapan ini tergantung kompentensi dan pemahaman skuad serta seberapa besar hasrat mereka bermain dengan sepak bola proaktif,” ucap juru taktik asal Belanda itu.
Tur pramusim MU dimulai dengan duel menghadapi Liverpool di Stadion Rajamangala, Bangkok, Selasa. Kemudian, mereka akan ke Australia untuk melawan Melbourne Victory, Crystal Palace, dan Aston Villa.
MU akan menghadapi Atletico Madrid di Oslo, Norwegia, 30 Juli, Sehari berselang, mereka akan menjamu Rayo Vallecano di Stadion Old Trafford, 31 Juli. (AFP)