Laga lawan Jordania di Istora seakan menjadi penahbisan Derrick Michael sebagai bintang masa depan bola basket Indonesia. Pebasket yang masih polos itu mampu bersinar melawan tim berpengalaman di level Asia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
”Derrick Michael… Derrick Michael..,” sorak ribuan penonton di Istora Senayan dalam laga Piala Asia FIBA 2022 antara Indonesia versus Jordania pada Kamis (14/7/2022). Penonton terpukau dan berdecak kagum melihat penampilan Derrick Michael Xzavierro (19), sang pemain termuda di tim Indonesia.
Timnas memang kalah dari Jordania 65-74. Namun, di tengah kekalahan itu, Derrick mampu bersinar lewat sumbangan 19 poin, 6 rebound, dan 3 blok. Dia yang bermain 35 menit menjadi pencetak skor terbanyak Indonesia, melampaui center naturalisasi Marques Bolden (16 poin). Itu merupakan salah satu penampilan terbaiknya dalam seragam tim ”Merah Putih”.
Derrick mengejutkan pertahanan lawan dengan catatan 10 poin di kuarter pertama. Di laga itu, dia juga menghasilkan 4 lemparan tiga angka dari 6 percobaan. Forward setinggi 2,06 meter itu tidak takut menghadapi dukungan besar penonton dan pemain berpengalaman Jordania.
Kami punya Derrick. Pria yang sangat menjanjikan. Dia mampu bertarung melawan (Zaid) Abbas, pemain yang sangat berpengalaman. Padahal, Derrick belum pernah bermain di liga mana pun dalam hidupnya. Itu yang menjadi hal positif hari ini.
Pelatih kepala timnas Milos Pejic berkata, Derrick menjadi pemanis dari kekalahan pahit ini. ”Kami punya Derrick. Pria yang sangat menjanjikan. Dia mampu bertarung melawan (Zaid) Abbas, pemain yang sangat berpengalaman. Padahal, Derrick belum pernah bermain di liga mana pun dalam hidupnya. Itu yang menjadi hal positif hari ini,” ujarnya.
Abbas (38) adalah pemain paling veteran di tim Jordania. Bagi pemain setinggi 2,07 meter itu, Piala Asia kali ini merupakan yang keenam kali. Dia yang bermain di posisi empat, power forward, bertugas melawan Derrick sepanjang laga di dua sisi lapangan. Adapun Abbas hanya mampu mencetak 6 poin.
Seperti kata Pejic, pengalaman Derrick dan Abbas terpisah bagai bumi dan langit. Derrick baru saja menjalani debut di Piala Asia. Pemain keturunan Indonesia-Kamerun ini juga belum pernah mengikuti kompetisi reguler di level profesional.
Sejak usia 18 tahun, Derrick masuk dalam program NBA Global Academy. Dia dilatih bersama bakat-bakat potensial lain di Australian Institute of Sports, Canberra. Setelah program latihan itu, dia sempat menjalani tur pertandingan lawan tim-tim sekolah di Amerika Serikat. Dia banyak mengambil pengalaman dari laga persahabatan tersebut.
Namun, pengalaman singkat itu tentu belum cukup untuk mengembangkan bakat pemain. Pebasket akan lebih cepat berkembang jika berada dalam liga, di mana pertandingan akan berlangsung reguler. Dia bisa belajar banyak dari senior tim juga lawan-lawannya.
Terbukti, meskipun bersinar di laga itu, Derrick masih memperlihatkan kepolosannya. Misalnya, ketika lawan pura-pura menembak tiga angka, dia selalu responsif dengan lompat untuk melakukan blok. Dengan cara itu, pemain lawan bisa dengan mudah mengecoh lalu melewatinya.
Menurut Pejic, dua sisi Derrick yang memperlihatkan dominasi sekaligus kepolosan sangatlah positif. ”Derrick akan semakin baik ke depannya. Dia masih berada dalam fase awal. Dia adalah masa depan bola basket negeri ini,” ujar pelatih yang pernah menangani tim U-18 Iran tersebut.
Perjalanan Derrick menuju titik tertinggi baru akan dimulai setelah Piala Asia. Dia akan bergabung dengan Grand Canyon University. Di tim itu, dia akan menjadi pebasket Indonesia pertama yang tampil di Liga Bola Basket Universitas AS atau NCAA Divisi I.
Pujian juga datang dari pemain andalan Jordania Ahmad Al-Dwairi. Dia menyebut, Derrick pemain yang sangat lengkap karena punya tubuh tinggi dan kekar, serta kemampuan mencetak skor dengan berbagai cara, dari area dalam dan luar.
”Dia adalah pemain yang sangat berbakat. Permainannya sangat agresif. Dia akan berkembang lebih besar di kuliah nanti. Dia akan menemukan gaya bermainnya. Saya berharap dia bisa meneruskan banyak hal positif dari saat ini. Yang pasti, kita akan melihatnya di suatu tempat yang bagus pada masa depan,” ujar Dwairi yang pernah menjuarai Euro League bersama tim Turki Fenerbahce.
Sensasi dan kejutan dari Derrick masih akan berlanjut di Piala Asia. Indonesia akan berhadapan dengan juara bertahan Australia pada Sabtu sore. Namun, yang pasti, namanya telah terpatri dalam hati ribuan pendukung di Istora. Derrick adalah bintang masa depan yang paling diharapkan untuk mengubah takdir bola basket Tanah Air.