”Center” Marques Bolden akan menjadi target utama musuh dalam pertandingan Indonesia selanjutnya. Celah yang dihasilkan dari perhatian berlebih terhadap Bolden itu bisa menjadi keuntungan Indonesia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penampilan dominan center naturalisasi Marques Bolden pada laga perdana babak grup kejuaraan bola basket Piala Asia 2022 telah membuka mata para calon lawan Indonesia selanjutnya. Bolden pasti akan menjadi magnet pertahanan lawan. Gravitasi terhadapnya harus dimanfaatkan pemain lain.
Tim nasional bola basket Indonesia akan menjalani laga lanjutan Grup A, lawan Jordania, di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (14/7/2022). Skuad asuhan pelatih Milos Pejic itu datang dengan modal kemenangan atas Arab Saudi 80-54, Selasa.
Dalam kemenangan itu, Bolden mencuri perhatian lewat sumbangan 32 poin, 16 rebound, dan 6 blok. Center setinggi 2,08 meter itu menjajah area dalam Arab Saudi dan menjadi tembok kokoh di pertahanan Indonesia. Angka statistik mentereng itu cukup untuk mencerminkan dominasinya.
Jordania pasti belajar dari kejatuhan Arab Saudi. Mengingat kedua tim ini sama-sama bisa mengalahkan Indonesia yang tampil tanpa Bolden sebanyak dua kali beruntun dalam kualifikasi Piala Dunia 2023, pada Februari 2022 dan awal Juli 2022. Namun, tiba-tiba, Indonesia bisa menang telak atas Arab Saudi ketika Bolden bermain.
Bahkan, pelatih Jordania Wesam Al-Sous sudah mengingatkan kehadiran Bolden ketika menang atas Indonesia, 77-52, di Istora pada kualifikasi Piala Dunia 2023, pekan lalu.
”Indonesia akan lebih baik dengan kehadiran Bolden. Dia akan sangat membantu tim ini,” ucapnya.
Dominasi Bolden mungkin akan berkurang. Namun, Indonesia bisa mengambil keuntungan dengan memanfaatkan lebih peran pemain lain. Empat pemain mula lain, yaitu Andakara Prastawa, Abraham Damar Grahita, Brandon Jawato, dan Derrick Michael Xzavierro, bisa menjadi penentu kemenangan Indonesia.
Prastawa, pengatur serangan Indonesia, akan menjadi pemain paling penting dalam laga nanti. Point guard senior ini memainkan banyak kombinasi serangan bersama Bolden di pertahanan Arab Saudi. Dia menghasilkan 9 asis yang mayoritas diberikan kepada Bolden.
Jordania akan sebisa mungkin menutup ruang umpan kepada Bolden. Gravitasi itu bisa menciptakan lubang di antara pemain timnas lain. Prastawa pun akan jadi jenderal lapangan untuk memaksimalkan keahliannya sendiri dalam penetrasi dan lemparan jauh. Juga untuk mendukung rekan-rekannya, seperti Abraham dan Derrick, yang sering bergerak tanpa bola ke area dalam.
Tantangan Indonesia akan lebih besar. Jordania merupakan tim yang lebih lengkap di dua sisi lapangan dibandingkan dengan Arab Saudi. Mereka punya dua menara kembar, Zaid Abbas (2,07 meter) dan Ahmad Al Dwairi (2,1 meter), yang bisa berduet untuk meredam sengatan Bolden. Apalagi, tim tamu akan datang dengan urgensi lebih setelah kalah pada laga pertama melawan Australia 60-78.
Indonesia akan lebih baik dengan kehadiran Bolden. Dia akan sangat membantu tim ini.
Jordania kalah dari tim juara bertahan itu karena terlambat panas di paruh pertama. Mereka sempat tertinggal 26-52 pada dua kuarter awal. Setelah itu, anak asuh Al-Sous memperlihatkan peningkatan signifikan dalam pertahanan dan berhasil unggul dalam paruh kedua 34-26. Potensi Jordania pada separuh akhir laga itu patut diwaspadai Pejic dan tim asuhannya.
Tidak takut
Untungnya, para pemain Indonesia sama sekali tidak takut dengan tantangan besar itu. Kapten tim Arki Dikania Wisnu mengatakan, mereka justru senang berada dalam tekanan. Mereka sedang dalam fokus tertinggi untuk mengejar target lolos ke babak delapan besar.
”Pasti ada tekanan untuk menang setiap saat ketika kami bermain di depan publik sendiri. Tetapi kami menjadikan tekanan itu sebagai motivasi. Apalagi kami tidak diunggulkan selama ini. Kami ingin membuktikan kepada banyak orang yang meragukan, bahwa tim ini bisa bersaing,” ucap forward yang disiapkan untuk memulai laga dari bangku cadangan itu.
Laga melawan Jordania akan sangat penting untuk nasib Indonesia. Jika menang, tuan rumah mendapat jaminan untuk setidaknya finis sebagai peringkat kedua Grup A. Mereka pun tidak punya beban berat ketika bertemu Australia pada laga terakhir grup.
Indonesia juga berpotensi mendapatkan lawan lebih ringan dalam kualifikasi untuk perempat final jika finis di peringkat kedua. Mereka akan menghadapi tim peringkat ketiga Grup B, yang kemungkinan ditempati oleh Taiwan. Peluang Indonesia terbuka lebar untuk mengalahkan Taiwan.
Hanya peringkat pertama dari keempat grup yang dipastikan lolos ke babak delapan besar. Peringkat kedua dan ketiga grup akan melalui kualifikasi dengan bertanding silang melawan peringkat ketiga dan kedua grup lain, Grup A dengan Grup B, serta Grup C dengan Grup D.
Adapun peta persaingan di Grup B berubah setelah Korea Selatan mengalahkan tim unggulan China, 93-81. China, yang belum menampilkan dua pemain andalan dalam laga pertama, Zhou Qi dan Wang Zhelin, berpotensi finis hanya di peringkat kedua Grup B. Artinya, Indonesia bisa bertemu tim peraih emas Asian Games 2018 itu seandainya menempati peringkat ketiga Grup A.
”Kami tidak boleh puas dengan hasil ini (lawan Arab Saudi) karena target utama adalah masuk delapan besar, untuk berlaga di Piala Dunia 2023. Semua lawan selanjutnya kuat karena ini Piala Asia, tidak ada yang mudah,” tutur Abraham.
Penebusan Yuta
Di pertandingan lain, Jepang berhasil mengalahkan Kazakhstan 100-68 dalam laga Grup C, Rabu (13/7/2022) petang. Tim berjuluk ”Akatsuki Five” itu menang berkat penampilan apik pemain NBA Yuta Watanabe yang menciptakan 21 poin, 8 rebound, dan 3 blok.
Menurut Yuta, kemenangan ini adalah langkah awal yang bagus untuk perjalanan mereka. Forward yang musim lalu bermain untuk Toronto Raptors itu ingin menebus kegagalan Jepang di Olimpiade Tokyo 2020. Ketika itu mereka kalah tiga kali beruntun di babak grup.
”Kami menjalani Olimpiade yang berat tahun lalu. Hal itu sangat berat. Namun, saya pikir Piala Asia akan menjadi kesempatan kami untuk bangkit dan melangkah maju. Di tim muda ini, saya harus memainkan peran sebagai pemimpin tim. Saya akan belajar untuk peran itu,” ucap Yuta.
Adapun Iran, unggulan teratas di Grup C, mengalahkan Suriah, 80-67. Jepang baru akan menghadapi Iran dalam duel yang hampir pasti menjadi perebutan juara grup pada laga terakhir, 17 Juli.
Di Grup D, tim unggulan Selandia Baru menang mudah atas India, 100-47. Forward Sam Mennenga, yang berlaga di NCAA Divisi I Amerika Serikat bersama Davidson College, mencetak 21 poin dan 9 rebound dalam laga ini.