Konsistensi penampilan menjadi hal yang harus diperhatikan pebulu tangkis nasional. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas, yang menjadi finalis Malaysia Masters pekan lalu, tersisih pada babak kedua di Singapura Terbuka.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA
·4 menit baca
Konsistensi kembali menjadi catatan yang harus diperbaiki dalam penampilan pebulu tangkis nasional, terutama saat mengikuti turnamen yang berlangsung berurutan. Kali ini, penampilan yang belum konsisten diperlihatkan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Setelah menembus final Malaysia Masters, akhir pekan lalu, yang menjadi final pertama mereka dalam rangkaian BWF World Tour tahun ini, Rinov/Pitha tersingkir pada babak kedua Singapura Terbuka, Kamis (14/7/2022). Pada laga yang berlangsung di Stadion Indoor Singapura, ganda campuran nomor satu pelatnas Cipayung itu dikalahkan pasangan Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai, 21-10, 18-21, 10-21.
Kekalahan ini terjadi meski pasangan Indonesia peringkat ke-18 dunia ini merebut gim pertama dengan selisih angka yang cukup telak.
”Kami kecewa karena belum bisa tampil konsisten. Lawan lebih bisa menahan fokus dan pola permainan, lagi-lagi kami terbawa pola permainan mereka,” ucap Pitha kepada Tim Humas dan Media PP PBSI.
Rinov/Pitha menjadi andalan utama pelatnas di nomor ganda campuran mulai awal tahun ini, setelah dua pasangan yang lebih senior, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja tidak lagi berada di pelatnas. Dari sembilan turnamen yang diikuti sebelum Malaysia Masters, prestasi terbaik mereka adalah semifinal Korea Terbuka. Namun, pada Korea Masters, sepekan kemudian, mereka tersingkir di babak kedua.
Di Malaysia Masters, penampilan mereka kembali membaik dan hanya kalah dari Zheng Siwei/Huang Yaqiong di final. Seusai final, Rinov dan Pitha mengaku mendapat banyak pelajaran dari ganda campuran terbaik dunia itu, terutama tentang menjaga konsentrasi, mempertahankan pola permainan, dan tetap tenang di saat kritis.
Konsistensi juga menjadi tujuan mereka. ”Harus tetap menjaga konsistensi, jangan sampai di pertandingan ini bisa bagus, yang selanjutnya hasilnya tidak bagus,” ujar Rinov.
Namun, mereka kesulitan menerapkan itu saat menghadapi Goh/Lai. Pitha menyebut, pinggangnya sedikit bermasalah di gim ketiga sehingga mengganggu fokusnya.
”Di gim ketiga beberapa kali saya diberi flick service sehingga pinggang saya agak tertarik. Sudah coba disemprot pereda nyeri, tetapi masih terasa. Itu salah satu hal yang membuat saya kurang fokus dan semakin tertekan,” ujarnya.
Delapan wakil
Meski demikian, Indonesia masih meloloskan delapan walkilnya ke perempat final, termasuk empat ganda putra. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang telah merebut tiga gelar juara dari enam final tahun ini menang atas pasangan China, Ren Xiangyu/Tan Qiang, 21-12, 15-21, 13-21.
Kemenangan mereka diikuti pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, serta dua ganda pelapis, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani.
Kami kecewa karena belum bisa tampil konsisten. Lawan lebih bisa menahan fokus dan pola permainan, lagi-lagi kami terbawa pola permainan mereka.
Ganda putri juga masih menempatkan dua wakil, yakni juara Malaysia Terbuka Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi. Adapun nomor tunggal diwakili dua tunggal terbaik Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung.
Anthony mengatasi perlawanan sengit tunggal putra Taiwan, Lin Chun Yi, 21-12, 19-21, 21-16, termasuk melewati reli yang memukau untuk meraih match point, 20-16. Anthony akan bertemu pemain Malaysia yang mendapat promosi dari babak kualifikasi, Ng Tze Yong, untuk memperebutkan satu tempat di semifinal.
Sementara itu, Gregoria meneruskan penampilan apiknya dengan mengalahkan pemain China, Zhang Yiman, 20-22, 21-14, 21-15. Juara dunia yunior 2017 itu bisa menjaga konsentrasi dan tetap tampil tenang meski dipaksa bermain tiga gim.
Gregoria pun bisa membalas kekalahan dari lawan yang sama pada babak pertama Kejuaraan Asia, April lalu. Saat itu, Gregoria yang unggul di gim pertama justru kehilangan dua gim berikutnya.
Kunci kemenangan Gregoria kali ini terjadi pada kedudukan 13-13 di gim kedua. Setelah bertarung ketat dan saling mengejar angka, Gregoria melejit meraih tujuh angka beruntun.
”Yang berbeda dari pertemuan sebelumnya adalah saya mencoba lebih tenang dan sabar, juga tetap menjaga fokus saat reli. Saya bersyukur bisa menang, tetapi tidak mau berpuas diri dulu,” ujar Gregoria, yang melaju hingga semifinal Malaysia Masters, pekan lalu.
Di perempat final, Gregoria bertemu pemain China lainnya, Wang Zhiyi, yang akan menjadi pertemuan ketiga mereka. Wang dikalahkan Gregoria dalam perjalanan menjadi juara dunia yunior 2017. Namun, dua pekan lalu, Wang ganti mengalahkan Gregoria pada babak kedua Malaysia Terbuka.