Hidup dengan cedera, Rafael Nadal lagi-lagi harus bertanding sambil menahan rasa sakit. Dia menahan sakit pada otot perutnya saat melawan Taylor Fritz pada perempat final Wimbledon dan memenanginya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LONDON, RABU — Meringis menahan rasa sakit pada perut, Rafael Nadal kesulitan melakukan servis. Ayah dan adiknya di tribune tim bahkan memberi tanda bahwa dia sebaiknya tidak menyelesaikan pertandingan. Namun, Nadal yang hidup dalam cedera, untuk kesekian kali, menunjukkan bahwa dia adalah salah satu kompetitor terbesar di arena tenis.
Momen itu terjadi saat Nadal berhadapan dengan petenis Amerika Serikat, Taylor Fritz, pada perempat final Wimbledon di All England Club, London, Inggris, Rabu (6/7/2022) sore waktu setempat atau Kamis (7/7/2022) dini hari waktu Indonesia. Laga yang berlangsung 4 jam 21 menit itu dimenangi Nadal dengan skor 3-6, 7-5, 3-6, 7-5, 7-6 (10-4).
Pada semifinal, Nadal akan berhadapan dengan Nick Kyrgios. Petenis Australia, yang penuh kontroversi karena selalu memprotes wasit saat bertanding, ini mengalahkan Christian Garin 6-4, 3-6, 7-6 (5). Pertandingan yang akan berlangsung pada Jumat (8/7/2022) menjadi semifinal pertama Kyrgios di arena Grand Slam.
”Dalam banyak momen, saya berpikir mungkin tak bisa menyelesaikan pertandingan ini. Kondisi saya sebenarnya baik, hanya ada gangguan pada otot perut. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi terasa ada yang tidak benar dengan rasa sakit ini. Jujur saya khawatir dan akan melakukan tes pada Kamis,” ujar Nadal yang tampil dengan plester di bagian perutnya.
Rasa sakit pada otot perut, yang membuatnya meminta perawatan di luar lapangan pada set kedua, mulai terasa sejak sepekan lalu. Rasa sakit itu makin intens saat berhadapan dengan Fritz, petenis AS yang mengalahkannya pada final Indian Wells Masters, Maret.
Pada satu momen, ayahnya, Sebastian Nadal, dan Maria Isabel Nadal (adiknya) melambaikan tangan, memberi tanda agar Nadal berhenti bermain. Namun, Nadal tak melihat tanda itu, dia pun meneruskan penampilan sambil mencari cara untuk bergerak menerapkan strategi menyesuaikan dengan kondisi tubuhnya.
Nadal, yang tak pernah lepas dari cedera, memulai musim kompetisi 2022 dengan cedera pada bagian bawah kaki kiri yang merupakan cedera bawaan sejak remaja. Namun, dia mengatasi rasa sakit itu dan menjadi juara Grand Slam Australia Terbuka di tengah absennya Novak Djokovic setelah dideportasi dari Australia karena datang tanpa vaksinasi Covid-19.
Pada Maret, saat mengikuti turnamen Indian Wells Masters, dia tampil dengan retak pada tulang rusuk bagian kanan. Ini membuatnya absen di Miami Masters, Monte Carlo Masters, dan ATP 500 Barcelona. Namun, Nadal bisa tampil di Roland Garros dan menjuarai Perancis Terbuka yang merupakan gelar Grand Slam ke-22.
Partisipasinya di Wimbledon sempat menjadi tanda tanya karena cedera kaki kirinya. Dengan rasa sakit berkurang setelah menjalani terapi frekuensi radio, dia pun tiba di All England Club dengan masalah lain yang muncul pada perutnya.
”Dokter memberi pil penahan sakit dan fisioterapi mencoba membut otot saya rileks. Namun, mereka tentu tidak bisa memperbaiki apa yang salah dengan kondisi ini,” katanya.
Pikiran untuk tak menyelesaikan pertandingan pun tak lepas dari benaknya. Dia pernah melakukan itu ketika tubuhnya benar-benar menyerah saat melawan Andy Murray pada perempat final Australia Terbuka 2010, saat melawan Marin Cilic (perempat final Australia Terbuka 2018), dan saat melawan Juan Martin Del Potro (semifinal AS Terbuka 2018). Dari total 1.275 pertandingan, Nadal sembilan kali mundur di tengah pertandingan.
”Saya benci mundur di tengah pertandingan,” katanya. Dengan keputusan tersebut, dia akhirnya memlih mengubah taktik dengan menerapkan irama yang lebih lambat saat reli, lalu tampil maksimal ketika set penentuan harus diakhir dengan tiebreak hingga poin 10.
Fritz bahkan mengatakan, dia ”dihancurkan” oleh Nadal saat tiebreak. ”Ini adalah kekalahan yang paling menyakitkan bagi saya,” kata Fritz yang menangis di ruang ganti pemain.
Dengan kemenangan itu, Nadal memperpanjang kemenangan tanpa kalah menjadi 19-0 di arena Grand Slam 2022. Dengan gelar Australia dan Perancis Terbuka, dia disebut-sebut bisa menyapu bersih gelar Grand Slam pada tahun ini. Namun, hal itu jauh dari bayangannya. Nadal bahkan harus memastikan kondisinya untuk menjalani semifinal melawan Kyrgios.
Lolosnya Krygios ke semifinal dari paruh bawah undian menjadi fakta di luar dugaan. Petenis peringkat ke-45 dunia ini lebih sering menjadi berita karena perilaku emosionalnya di dalam dan luar lapangan. Denda hingga ratusan karena memarahi wasit, membanting raket, hingga meludah di depan penonton menjadi hal yang biasa baginya.
Perempat final melawan Garin terjadi sehari setelah polisi di Canberra, Australia, mengumumkan bahwa Kyrgios akan menjalani sidang pada Agustus. Dia dituduh melakukan penyerangan terhadap mantan pacarnya pada Desember 2021.
Selain Nadal melawan Kyrgios, semifinal tunggal putra mempertemukan juara bertahan, Djokovic, dengan petenis tuan rumah, Cameron Norrie. Seperti laga Nadal melawan Kyrgios, ini menjadi pertemuan petenis besar bereputasi pemilik 20 gelar Grand Slam dengan semifinalis baru pada ajang persaingan tenis level tertinggi tersebut.
Sementara itu, semifinal tunggal putri, yang akan berlangsung Kamis, akan berlangsung antara Ons Jabeur melawan Tatjana Maria dan Simona Halep melawan Elena Rybakina. Halep menjadi satu-satunya juara Grand Slam dari empat petenis tersisa. Dia adalah juara Perancis Terbuka 2018 dan Wimbledon 2019. (AP/AFP)