Ons Jabeur mencapai semifinal tunggal putri Wimbledon yang merupakan semifinal pertamanya di ajang Grand Slam. Dia menjadi petenis Arab, sekaligus kelahiran Afrika Utara pertama yang melakukannya di tingkat Grand Slam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LONDON, SELASA — Setelah dua kali mencapai perempat final Grand Slam, kini Ons Jabeur akan tampil pada semifinal Wimbledon. Jabeur menjadi petenis Arab, sekaligus kelahiran Afrika Utara pertama, yang menembus semifinal Grand Slam.
Sejarah itu tercipta setelah tunggal putri berusia 27 tahun itu mengalahkan Marie Bouzkova pada perempat final. Di Lapangan Utama All England Club, London, Inggris, Selasa (5/7/2022) sore waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Indonesia, Jabeur menang 3-6, 6-1, 6-1. Dia selangkah lebih maju dibandingkan perempat final Wimbledon 2021 dan Australia Terbuka 2020.
Petenis Arab selalu kalah pada perempat final dan kami bosan dengan itu. Tolong, pecahkan catatan itu.
”Ini sangat berarti. Saya mempunyai mimpi sejak lama bisa mencapai tahap ini. Saya berbincang sebentar dengan Hicham Arazi (mantan petenis Maroko) dan dia mengatakan, ’Petenis Arab selalu kalah pada perempat final dan kami bosan dengan itu. Tolong, pecahkan catatan itu’. Saat mendengar itu, saya bilang, saya akan mencoba,” tutur Jabeur.
Petenis Tunisia itu akhirnya melakukannya. Jabeur tak hanya solid saat melakukan servis, melainkan juga saat mengembalikannya. Gaya main yang variatif, dengan kombinasi groundstroke datar dan pukulan pelan drop shot, dia bisa mendapat total 83 poin, sementara Bouzkova dengan 61 poin.
Pada semifinal, Jabeur akan berhadapan dengan Tatjana Maria (Jerman) yang juga akan menjalani semifinal pertamanya di arena Grand Slam. Selama ini, hasil terbaik petenis berusia 34 tahun itu adalah babak ketiga Wimbledon 2015.
Pada perempat final, Maria mengalahkan Jule Niemeirer 4-6, 6-2, 7-5. Maria memanfaatkan terbukanya peluang pada paruh bawah undian dengan tersingkirnya para unggulan di babak-babak awal, seperti Anett Kontaveit (2), Maria Sakkari (5), Danielle Collins (7), dan Emma Raducanu (10). Maria turut menyingkirkan petenis unggulan, yaitu Sakkari pada babak ketiga dan Jelena Ostapenko (12) pada babak keempat.
Kebetulan, Jabeur dan Maria berteman baik. ”Saya ikut bahagia dengan pencapaiannya di sini. Dia berhak untuk itu. Dia tetap berjuang setelah memiliki dua anak. Semifinal nanti akan menarik bagi kami. Kami saling menghormati,” kata Jabeur.
Sebelum membuat sejarah di All England Club, pada Selasa, Jabeur telah menjadi petenis putri Arab pertama yang mencapai perempat final Grand Slam, yaitu di Australia Terbuka 2020. Dia menyamai para seniornya yaitu Arazi, Younes El Aynaoui (Maroko), dan Ismail El Shafei (Mesir).
Pada 2021, Jabeur juga menjadi petenis Arab pertama yang mencapai peringkat sepuluh besar dunia, lalu menjadi yang pertama menjuarai turnamen WTA. Tahun ini, tepat saat Wimbledon dimulai, pada 27 Juni, Jabeur menempati peringkat kedua dunia, di bawah Iga Swiatek, posisi tertingginya sejak menjadi petenis profesional pada 2010.
Di All England Club tahun ini, Jabeur selalu menang dua set sebelum bertemu Bouzkova. Petenis Ceko itu membuatnya kesulitan untuk mencetak winner. “Saya senang akhirnya bisa meningkatkan level permainan pada set kedua dan ketiga. Saya bermain lebih agresif, juga dengan mengarahkan pukulan dengan sudut tajam,” kata Jabeur.
Maria juga harus kehilangan set pertama dalam persaingan sesama petenis non unggulan saat berjumpa Niemeirer. Kemenangan membuatnya menjadi petenis keenam yang mencapai semifinal Wimbledon dalam usia 34 tahun, setelah Billie Jean King, Martina Navratilova, Chris Evert, Venus Williams, dan Serena Williams.
Selain itu, Maria juga menyamai Serena yang tampil di Wimbledon setelah memiliki anak. Anak pertamanya lahir pada 2013, lalu anak kedua pada 2021. “Menjadi ibu adalah yang terpenting dalam hidup saya. Tak akan ada yang mengubah itu. Setelah pertandingan ini, saya akan menjalankan tugas ibu, seperti yang sehari-hari saya lakukan,” kata petenis berperingkat ke-103 dunia itu.
Djokovic ke semifinal
Pada tunggal putra, Novak Djokovic menunjukkan reputasi sebagai salah satu petenis terbaik (greates of all time/GOAT) dalam bersaing di ajang Grand Slam. Kehilangan dua set awal saat berhadapan dengan Jannik Sinner pada perempat final, dia bisa membalikkan keadaan hingga menang 5-7, 2-6, 6-3, 6-2, 6-2.
Pada semifinal, Djokovic ditantang petenis tuan rumah, Cameron Norrie, yang mengalahkan David Goffin, juga, dalam lima set 3-6, 7-5, 2-6, 6-3, 7-5. Ini akan menjadi semifinal pertama Norrie di Grand Slam.
Setelah merasa tak percaya diri dengan setiap pukulan pada dua set awal, Djokovic menenangkan diri, membangun lagi kepercayaan dirinya hanya dalam waktu beberapa menit. Apalagi, dia pernah mengalami enam kali hal yang sama sepanjang kariernya, diantaranya saat melawan Lorenzo Musetti dan Stefanos Tsitsipas, masing-masing, pada babak keempat dan final Perancis Terbuka 2021.
”Saya selalu percaya bisa kembali karena pernah memiliki pengalaman itu. Saya hanya harus membangun momentum itu dan awal set ketiga menjadi momen krusial. Saya mencoba mengawalinya dengan baik,” kata Djokovic yang akan tampil dalam semifinal Wimbledon untuk ke-11 kalinya. Djokovic pun dalam perjalanan menuju gelar ketujuh Wimbledon, termasuk empat kali beruntun.
Perempat final lain pada tunggal putra yang akan berlangsung Rabu adalah Christian Garin melawan Nick Kyrgios dan Taylor Fritz melawan Rafael Nadal. Adapun pada tunggal putri, Ajla Tomljanovic berhadapan dengan Elena Rybakina, sementara Amanda Anisimova menantang juara Wimbledon 2019, Simona Halep. (AP/AFP)