Ons Jabeur semakin menyukai lapangan rumput meskipun di negaranya, Tunisia, tidak ada lapangan tenis jenis itu. Dia pun membayangkan tampil di lapangan rumput seperti bermain sepak bola yang menjadi hobinya.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Setelah mengalahkan Elise Mertens pada babak keempat turnamen tenis Wimbledon, Ons Jabeur berterima kasih pada lapangan rumput dengan cara mencium dan menyentuhkan telapak tangannya. Dia sangat menikmati bermain di All England Club, London, Inggris, hingga memiliki harapan besar bisa tampil pada final, akhir pekan ini.
Kenyamanannya tampil di lapangan rumput membawa Jabeur ke perempat final untuk menghadapi Marie Bouzkova, Selasa (5/7/2022). Laga itu menjadi perempat final kedua beruntun Jabeur di All England Club setelah tampil gemilang pada 2021. Tahun lalu, sebelum dihentikan Aryna Sabalenka, Jabeur menyingkirkan Venus Williams, Garbine Muguruza, dan Iga Swiatek, dari babak kedua hingga keempat.
Jabeur memiliki peluang mendapat hasil lebih baik berkat penampilan yang lebih solid pada empat babak tahun ini, dibandingkan 2021. Petenis Tunisia itu lolos ke perempat final tanpa kehilangan satu set pun, termasuk ketika mengalahkan Mertens, 7-6 (9), 6-4, pada babak keempat, Minggu sore waktu setempat atau Senin (4/7/2022) dini hari waktu Indonesia.
”Saya merayakan kemenangan atas Elise dengan berterima kasih pada rumput karena itu memberi saya peluang untuk menang. Saya mencium dan menyentuhnya dengan tangan,” katanya melalui kolom di BBC.
Kenyamanan Jabeur bermain di lapangan rumput tidak didapat dalam waktu singkat. Saat yunior, dia begitu kesulitan menaklukkan lapangan yang memantulkan bola dengan sangat cepat dan datar itu.
”Turnamen lapangan rumput pertama saya saat yunior adalah di Halle, Jerman. Itu pengalaman yang buruk. Bolanya seperti tidak memantul. Perlahan, saya terbiasa bermain di rumput dan sekarang saya mencintai lapangan rumput,” tutur petenis berusia 27 tahun tersebut.
Sepak bola
Bermain tenis di lapangan rumput mengingatkan Jabeur pada sepak bola yang lebih terkenal di negaranya. ”Di Tunisia, tak ada lapangan tenis rumput, tetapi banyak lapangan sepak bola. Jadi, ketika saya bertanding di lapangan rumput, itu mengingatkan saya ketika bermain sepak bola yang juga menjadi hobi saya,” katanya.
Berdasarkan statistik di tiga jenis lapangan, sejak tampil dalam turnamen Tur WTA dan Grand Slam pada 2012, persentase tertinggi kemenangannya ada di lapangan rumput, yaitu 70 persen. Di lapangan tanah liat, tingkat kemenangannya 68 persen, sementara di lapangan keras 51 persen.
Tahun ini, Jabeur tiba di All England Club dalam penampilan terbaik selama 12 tahun bersaing di arena tenis profesional. Dia menjadi tunggal putri peringkat kedua dunia sejak Wimbledon dimulai pada 27 Juni. Posisi tertinggi yang pernah ditempatinya itu didapat berkat gelar juara WTA 1000 Madrid dan WTA 500 Berlin. Turnamen di Berlin itu menjadi salah satu pemanasan menjelang Wimbledon.
Dengan bekal itu, Jabeur berharap bisa tampil hingga laga puncak tunggal putri, Sabtu. Peluang tersebut terbuka lebar jika dia bisa konsisten seperti sejak babak pertama. Dia paling difavoritkan dari perempat finalis pada paruh bawah undian. Tiga petenis lainnya, yaitu Bouzkova, Tatjana Maria, dan Jule Niemeier, belum pernah tampil pada perempat final Grand Slam. Niemeier bahkan belum pernah melewati babak pertama Grand Slam sebelum tampil pada Wimbledon 2022.
Di Tunisia, tak ada lapangan tenis rumput, tetapi banyak lapangan sepak bola. Jadi, ketika saya bertanding di lapangan rumput, itu mengingatkan saya ketika bermain sepak bola yang juga menjadi hobi saya. (Ons Jabeur)
Meskipun demikian, ketiga petenis itu mencapai babak delapan besar setelah menyingkirkan petenis unggulan. Bouzkova mengalahkan unggulan ketujuh, Danielle Collins, pada babak pertama. Maria menyingkirkan unggulan kelima, Maria Sakkari, pada babak ketiga. Adapun Niemeier menang atas unggulan kedua, Anett Kontaveit, pada babak kedua.
Sementara pada paruh atas undian, Elena Rybakina menjadi tunggal putri pertama yang lolos ke babak perempat final. Dia mengalahkan Petra Martic, 7-5, 6-3, Senin.
Menantang Djokovic
Dalam persaingan tunggal putra, laga pada Selasa ini menjadi perempat final Jannik Sinner pada tiga Grand Slam berbeda. Petenis muda Italia ini pernah mencapai perempat final Perancis Terbuka 2020 dan Australia Terbuka 2022.
Dia mendapatkan tiket ke delapan besar Wimbledon setelah memenangi persaingan antara dua petenis masa depan, yaitu saat menghadapi Carlos Alcaraz. Pertemuan petenis berusia 20 dan 19 tahun ini dimenangi Sinner, 6-1, 6-4, 6-7 (8), 6-3.
Untuk mendapatkan hasil lebih baik dari dua pengalaman sebelumnya, Sinner harus mengalahkan favorit juara, Novak Djokovic. Mereka baru bertemu sekali, yaitu di babak pertama Monte Carlo Masters 2021. Laga itu dimenangi Djokovic.
”Saya melihat diri saya dalam permainan Sinner di baseline. Dia memiliki backhand yang datar dan konsisten menekan lawan dari belakang lapangan,” kata Djokovic mengomentari kekuatan calon lawannya itu.
Perempat final lainnya pada paruh atas undian mempertemukan David Goffin, yang kembali ke perempat final Grand Slam sejak Wimbledon 2019, dan andalan tuan rumah, Cameron Norrie. Bagi Norrie, yang ditempatkan sebagai unggulan kesembilan, laga melawan Goffin menjadi perempat final pertamanya di ajang Grand Slam. (AFP)