Cedera yang dialami Yeremia serta kondisi Marcus yang belum pulih setelah operasi engkel kiri, membuat tim pelatih ganda putra akan menata ulang program untuk memajukan pemain muda. Targetnya adalah Olimpiade Paris 2024.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penampilan tak maksimal dari Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan cedera Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan dalam turnamen bulu tangkis di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, membuat tim pelatih ganda putra akan membuat program lebih detail untuk memajukan ganda putra pelapis. Ganda putra senior, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, diharapkan bisa memimpin “adik-adik” mereka bersaing di tingkat dunia, terutama menjelang kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Fajar/Rian menjadi ganda putra Indonesia dengan hasil terbaik pada turnamen Daihatsu Indonesia Masters dan East Ventures Indonesia Terbuka di Istora, dalam dua pekan terakhir. Mereka menjuarai Indonesia Masters dan mencapai perempat final Indonesia Terbuka.
Mereka akan didorong untuk menjadi ujung tombak ganda putra terkait dengan kondisi yang ada saat ini. Seperti yang saya katakan sebelum turnamen di Istora, target lain adalah memajukan pasangan pelapis untuk menjadi bagian dari pemain top dunia.
”Mereka akan didorong untuk menjadi ujung tombak ganda putra terkait dengan kondisi yang ada saat ini. Seperti yang saya katakan sebelum turnamen di Istora, target lain adalah memajukan pasangan pelapis untuk menjadi bagian dari pemain top dunia. Apalagi, kualifikasi Olimpiade Paris 2024 akan dimulai pada tahun depan,” kata pelatih ganda putra pelatnas, Herry Iman Pierngadi, di Jakarta, Sabtu (18/6/2022).
Ganda putra peringkat keenam dunia itu tampil konsisten pada tahun ini setelah melalui masa sulit pada 2021. Mereka meraih dua gelar, Swiss Terbuka dan Indonesia Masters, dari empat final. Fajar pun berharap bisa terus mempertahankan konsistensi mereka untuk mencapai target kembali ke peringkat lima besar dunia.
Penampilan konsisten itulah yang membuat Fajar/Rian diharapkan bisa memimpin rekan-rekannya bersaing dengan pasangan elite untuk lolos ke Paris 2024. Mereka gagal memanfaatkan kesempatan untuk tampil pada Olimpiade Tokyo 2020, yang digelar 23 Juli-8 Agustus 2021, setelah dilampaui Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Untuk saat ini, tim pelatih ganda putra masih sulit mengharapkan bangkitnya ganda putra nomor satu dunia, Kevin/Marcus. Ganda berjulukan “Minions” itu hanya bisa mencapai semifinal Indonesia Masters, lalu tersingkir pada babak kedua Indonesia Terbuka. Marcus tampil dengan sakit yang masih dirasakan pada engkel kiri setelah menjalani operasi, pada April. Kevin pun tak tampil maksimal.
Tuan rumah sebenarnya berharap pada salah satu ganda putra pelapis pelatnas utama, yaitu Pramudya Kusumawardana/Yeremia. Mereka melaju ke perempat final Indonesia Terbuka sebelum kalah dalam pertandingan yang diwarnai momen tragis.
Kekalahan dengan skor 21-14, 12-21, 20-22 dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) diwarnai cedera Yeremia yang terjadi saat ganda Indonesia peringkat ke-16 dunia itu mendapat match point 20-17 pada gim ketiga. Setelah terjatuh, Yeremia kesulitan bergerak, bahkan, tak bisa berdiri dengan kedua kakinya.
Dokter PP PBSI Grace Joselini Corlesa menyebutkan, berdasarkan hasil MRI pada Jumat malam, Yeremia mengalami cedera lutut kiri. Namun, Grace enggan menyebut detail cedera tersebut.
”Tadi pagi, saya dan Prof Nicolaas, selaku dokter dari PBSI, sudah berdiskusi. Kami sepakat, Yeremia harus menjalani terapi dulu selama beberapa bulan. Ada beberapa tes dan pemeriksaan lebih lanjut yang harus kami lakukan untuk bisa menentukan prognosis. Jadi, keputusan kami saat ini adalah tata laksana konservatif dan tidak ada operasi,” tutur Grace. Nicolaas yang dimaksud Grace adalah dokter spesialis ortopedi Nicolaas C Budhiparama.
Meski demikian, lanjut Grace, tindakan yang akan dilakukan bisa berubah, tergantung pada perkembangan kondisi Yeremia. Diperkirakan, pemain berusia 22 tahun itu membutuhkan masa pemulihan dalam rentang 3-6 bulan.
”Proses pemulihan setiap individu berbeda. Dalam kasus Yeremia, sekitar 3-6 bulan. Kami juga akan diskusi dengan fisioterapis, setelah itu dioper ke pelatih fisik,” kata Grace.
Michael Triangto, dokter spesialis kedokteran olahraga, menyebutkan, masa pemulihan terdiri atas dua proses, yaitu penyembuhan luka serta pengembalian kebugaran dan keterampilan atlet. Proses yang kedua bisa dilakukan dengan latihan otot bersama pelatih fisik.
Pramudya/Yeremia adalah salah satu ganda putra pelapis pelatnas utama yang penampilannya bersinar sejak 2021. Hasil terbaik pada persaingan di level senior adalah ketika menjadi juara Asia 2022. Dalam perjalanan menuju tangga juara, mereka mengalahkan pasangan-pasangan senior, seperti Fajar/Rian, Chia/Soh, dan juara dunia, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.
Dua pasangan lain yang berada satu angkatan dengan Pramudya/Yeremia adalah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (peraih medali emas ganda putra SEA Games Vietnam 2021) dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri (juara All England 2022).
Sementara, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky menilai, kegagalan Indonesia menempatkan wakil pada semifinal Indonesia Terbuka karena pemain kehabisan stamina setelah tampil pada Indonesia Masters, pada pekan sebelumnya. Meski BWF telah menyatukan lebih dari satu turnamen di satu negara secara beruntun sejak 2021, karena pandemi Covid-19, masih banyak pemain yang kesulitan tampil konsisten dalam turnamen yang digelar berturut-turut.
Untuk pertama kali sejak Indonesia Terbuka digelar pada 1982, tak ada pemain tuan rumah yang tampil pada semifinal tahun ini. Selain Fajar/Rian dan Pramudya/Yeremia, kekalahan pada perempat final, Jumat, dialami Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Anthony Sinisuka Ginting
Final keempat Axelsen
Tunggal putra nomor satu dunia, Viktor Axelsen, akan tampil pada final keempat dari enam turnamen terakhirnya pada tahun ini. Final keempat itu akan dijalani di Indonesia Terbuka setelah mengalahkan Lee Zii Jia, 19-21, 21-11, 23-21, pada semifinal.
Dengan kemenangan atas pemain Malaysia itu, Axelsen berpeluang mempertahankan gelar juara Indonesia Terbuka yang pada 2021 digelar di ”gelembung” Bali. Dia juga bisa menambah gelar tahun ini setelah menjurai All England, Kejuaraan Eropa, dan Indonesia Masters.
Pada tunggal putri, Tai Tzu Ying, bisa menambah gelar Indonesia Terbuka 2016 dan 2018 jika bisa mengalahkan Wang Zhi Yi pada final. Pada semifinal, Tai menang atas Chen Yu Fei 10-21, 26-24, 21-12.
Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.