Shin Tae-yong mengembalikan timnas Indonesia ke level elite sepak bola kontinental berkat lolos ke Piala Asia 2023. Dukungan perlu diberikan kepada Shin agar penampilan ”Garuda” terus meningkat jelang tampil di turnamen.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
KUWAIT CITY, RABU - Keputusan Shin Tae-yong menerima tawaran Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia untuk menangani tim ”Garuda”, akhir 2019, ibarat pengorbanan besar dalam kariernya sebagai pelatih. Ia rela menyingkirkan atribut juru taktik elite di Korea Selatan, menjalankan misi besar untuk meningkatkan martabat sepak bola Indonesia.
Proyek bersama timnas Indonesia bagi Shin jauh lebih menarik sehingga ia tidak memedulikan tawaran gaji besar dari beberapa tim Liga Super China. Padahal, tiba di Indonesia adalah pertaruhan besar baginya setelah menangani Korsel di Piala Dunia 2018.
Nyatanya, Shin hanya butuh waktu sekitar dua tahun untuk mengembalikan Indonesia ke level akbar percaturan sepak bola di Asia. Pelatih berusia 51 tahun itu mengakhiri penantian panjang Garuda untuk tampil di Piala Asia, turnamen antarnegara terbesar di ”Benua Kuning” yang setara dengan Piala Eropa dan Copa America.
Indonesia menjadi tim terakhir yang melengkapi jumlah 24 peserta Piala Asia edisi ke-18 yang akan berlangsung pertengahan 2023. Prestasi itu dicapai seusai melibas Nepal 7-0, Rabu (15/6/2022) dini hari WIB, di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad, Kuwait City.
Berkat kemenangan terbesar di putaran ketiga kualifikasi Piala Asia 2023 itu, Garuda menyegel predikat salah satu dari lima tim peringkat kedua terbaik. Indonesia yang duduk di posisi kedua Grup A di bawah Jordania mengumpulkan enam poin dari tiga pertandingan.
Indonesia akan tampil untuk kelima kalinya di Piala Asia. Tak hanya lolos, Garuda juga menjadi tim kedua dengan produktivitas tertinggi di babak kualifikasi itu.
Catatan sembilan gol yang dicetak Witan Sulaeman dan kawan-kawan setara dengan Uzbekistan yang menjadi juara Grup C. Jumlah gol itu hanya kalah dari Palestina yang menjadi tim terbaik Grup B dengan menciptakan 10 gol.
Kurniawan Dwi Yulianto, legenda timnas Indonesia, mengapresiasi keberhasilan Garuda menembus babak utama Piala Asia 2023. Menurut dia, capaian itu adalah hasil kerja kolektif semua pihak, mulai dari tim pelatih, pemain, hingga tim ofisial yang terlibat persiapan timnas tampil di Kuwait.
”Saat ini yang perlu kita lakukan adalah mendukung penuh program pelatih (Shin) dan stafnya untuk mempersiapkan tim di putaran final Piala Asia,” kata Kurniawan yang dihubungi di Jakarta, Rabu.
Prestasi Indonesia kembali tampil di Piala Asia setelah terakhir tampil di edisi 2007 juga patut diapresiasi. Indonesia harus menempuh babak playoff dengan mengalahkan Taiwan sebelum bisa mengikuti fase grup babak ketiga kualifikasi.
Sementara itu, satu tim lain yang juga melewati babak playoff, yakni Kamboja, duduk di posisi buncit Grup D. Kamboja kalah bersaing dengan India, Hong Kong, dan Afghanistan.
Saat ini yang perlu kita lakukan adalah mendukung penuh program pelatih dan stafnya untuk mempersiapkan tim di putaran final Piala Asia.
Secara terpisah, Shin puas dengan performa anak asuhannya yang tampil maksimal di tiga laga Grup A. Meskipun agak meleset dari target awalnya untuk mengemas tujuh poin dari tiga laga, Shin senang skuad Garuda bisa menjalankan seluruh strateginya dengan baik.
”Kunci utama kami untuk lolos adalah kemenangan melawan Kuwait. Semua pemain telah bermain sesuai dengan rencana yang kami siapkan untuk bisa lolos ke Piala Asia,” ucap Shin.
Witan Sulaeman, penyerang sayap, bersyukur bisa mencatat sejarah baru bagi sepak bola Indonesia. Dalam tiga laga kualifikasi, Witan menciptakan dua gol dan sebuah asis.
”Saya ucapkan terima kasih kepada pelatih (Shin) dan stafnya yang telah membantu kami mewujudkan mimpi bermain di Piala Asia,” kata Witan, yang masih tercatat sebagai pemain Lechia Gdansk, klub Polandia.
Target sukses perdana
Lolos ke Piala Asia adalah target perdana Shin yang berhasil dicapai bersama Indonesia. Pada target di dua turnamen sebelumnya, Shin gagal menghadirkan kebahagiaan bagi Indonesia.
Target juara Piala AFF gagal diraih karena Indonesia kalah dari Thailand di laga final. Kemudian, timnas hanya meraih medali perunggu di SEA Games Vietnam 2021 meski membawa target membawa pulang medali emas.
Setelah lolos ke babak utama Piala Asia, tugas besar menanti Shin dan skuad Garuda. Mereka hanya punya waktu persiapan selama satu tahun untuk bisa bersaing dengan tim-tim kuat Asia lainnya.
Bagian dari persiapan itu, Shin akan memiliki kesempatan mematangkan skuadnya di Piala AFF 2022, Desember ini. Turnamen itu bukan sekadar mengakhiri dahaga juara bagi Indonesia, tetapi juga guna menguji sejauh mana perkembangan tim Garuda.
Dalam Piala AFF 2022, tiga tim ASEAN lain, yakni Vietnam, Thailand, dan Malaysia, juga serius menghadapi ajang itu untuk menyambut Piala Asia. Untuk pertama kali sejak 2007, empat tim Asia Tenggara menembus Piala Asia.
Bedanya, di tahun ini, keempat tim itu lolos dari persaingan di babak kualifikasi. Pada 2007, keempat tim lolos karena mendapat privilese sebagai tuan rumah.
Shin mengatakan, kerja keras timnya harus ditingkatkan menghadapi turnamen bergengsi itu tahun depan. Shin menargetkan Indonesia bisa menampilkan prestasi yang baik, tidak hanya menjadi tim penggembira di Piala Asia. ”Setelah lolos, kami akan berusaha untuk melaju sejauh mungkin di Piala Asia. Untuk itu, kami akan berusaha menjadi tim lebih kuat,” kata Shin.