Indonesia masih memiliki kans untuk melaju ke babak utama Piala Asia 2023. Demi bisa mengalahkan Nepal di laga pamungkas, Shin Tae-yong berupaya memulihkan kondisi mental dan fisik pemainnya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
KUWAIT CITY, MINGGU – Tim nasional Indonesia telah merampungkan dua pertandingan Grup A kualifikasi Piala Asia 2023 menghadapi Kuwait dan Jordania dengan torehan tiga poin. “Garuda” memang tidak bisa mengoleksi poin atas Jordania karena kalah 0-1, Minggu (12/6/2022) dini hari WIB, tetapi performa baik yang mampu mengimbangi dua tim Timur Tengah menjadi bekal untuk tampil mati-matian menghadapi Nepal di laga penentu, Rabu (15/6) pukul 02.15 WIB.
Namun, sebelum mempersiapkan diri untuk menghadapi Nepal, Shin ingin memugar kondisi mental dan fisik pemainnya yang telah terkuras hebat di dua laga pertama. Kemampuan Indonesia untuk menumbangkan Kuwait dan mengimbangi Jordania berimbas pada kondisi mental dan fisik skuad Garuda berada pada titik nadir.
Pasalnya, mental Rizky Ridho dan kawan-kawan terkuras hebat demi menampilkan permainan berani, tak kenal lelah, dan semangat juang tinggi untuk meredam gap kualitas dari dua tim tersebut. Adapun kondisi fisik tim Indonesia menurun drastis karena di dua laga itu lebih banyak berkonsentrasi untuk meredam serangan lawan.
Kelelahan itu amat terlihat di babak kedua pada laga kontra Jordania di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad. Jika dalam tiga babak di kualifikasi Piala Asia 2023, yang terdiri dari dua babak kontra Kuwait dan satu babak melawan Jordania, akurasi operan pemain Indonesia rerata adalah 83 persen.
Catatan itu menurun hanya 73 persen akurasi operan pada 45 menit kedua di laga menghadapi Jordania. Penurunan akurasi operan itu berimbas pula dengan tidak adanya tembakan ke gawang dan kreasi peluang yang diciptakan “Garuda” setelah kebobolan di menit ke-49 melalui sepakan Yazan Al-Naimat.
Saya telah mengalami laga melawan Jordania bersama Indonesia dan Korea Selatan, jadi saya tahu betapa pentingnya kekuatan mental untuk menang atas mereka. Saya akan mengistirahatkan pemain, Minggu ini, demi memulihkan kondisi mereka setelah menjalani dua laga yang menuntut energi dan fokus prima.
“Saya telah mengalami laga melawan Jordania bersama Indonesia dan Korea Selatan, jadi saya tahu betapa pentingnya kekuatan mental untuk menang atas mereka. Saya akan mengistirahatkan pemain, Minggu ini, demi memulihkan kondisi mereka setelah menjalani dua laga yang menuntut energi dan fokus prima,” kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong dalam konferensi pers seusai laga.
Shin ingin anak asuhannya kembali dalam kondisi fisik dan mental terbaik ketika menghadapi Nepal. Sebab, Indonesia wajib meraih kemenangan untuk membuka asa lolos ke babak utama Piala Asia 2023.
Setelah menjalani laga kedua, Indonesia masih berada di peringkat kedua dengan tiga poin. Garuda unggul head-to-head pertemuan atas Kuwait yang juga mengoleksi tiga poin berkat mengalahkan Nepal 4-1, Sabtu (11/6) malam WIB.
Meski begitu, Indonesia bertengger di peringkat keenam dari enam tim yang berada dalam klasemen penghuni posisi kedua terbaik. Indonesia wajib memperbaiki posisi itu karena hanya lima tim terbaik dari peringkat kedua di babak kualifikasi itu yang akan melengkapi 11 tiket tersisa menuju Piala Asia 2023.
“Saya yakin kami punya peluang mendapat tiga poin di laga pamungkas. Tetapi, kami harus memulihkan diri dengan baik karena tim dengan kondisi lebih baik memiliki peluang lebih besar untuk memenangi pertandingan terakhir,” tutur juru taktik asal Korea Selatan itu.
Satu kesalahan
Adapun gol kekalahan Indonesia dari Jordania berawal dari satu-satunya kesalahan bek sayap kiri, Pratama Arhan, yang telat menutup ruang Mousa Al-Tamari. Setelah menerima umpan panjang, Al-Tamari, yang unggul lari dari Pratama, memberikan umpan untuk diselesaikan oleh Al-Naimat.
Proses gol itu diawali dari gagalnya serangan balik Indonesia. Ketika bola direbut oleh pemain belakang Jordania, Arhan yang sudah maju terlambat kembali ke posisinya, sedangkan Elkan Baggott, yang dapat tugas untuk menutup ruang yang ditinggalkan Pratama ketika membantu serangan, tidak mengantisipasi pergerakan tanpa bola Al-Tamari di sisi luar kiri pertahanan Indonesia.
Di luar kesalahan itu, Pratama bermain apik dengan menciptakan empat umpan silang serta dua lemparan ke dalam jarak jauhnya menghadirkan kemelut di muka gawang Jordania.
Selain itu, performa gemilang kembali dihadirkan kiper, Nadeo Argawinata. Setelah menghasilkan enam penyelamatan di laga pertama menghadapi Kuwait, penjaga gawang Bali United itu menciptakan lima penyelamatan yang menghindari gawang Indonesia kemasukan gol lebih banyak dari Jordania.
Puncak penampilan apik Nadeo itu ialah menepis sepakan penalti gelandang Jordania, Mohammad Faisal Zraiq. Keberhasilan mengagalkan penalti itu bukan sebuah kebetulan bagi kiper berusia 25 tahun itu.
Ia mencatatkan rasio penyelamatan penalti sebesar 40 persen di BRI Liga 1 2021-2022. Nadeo menggagalkan dua peluang penalti lawan dari lima penalti yang dihadapinya. Dua penalti yang digagalkannya adalah eksekusi dari Marko Simic (Persija Jakarta) dan Beto Goncalves (Madura United).
Pada laga menghadapi Jordania, “Garuda” hanya satu kali mengkreasikan tembakan mengarah ke gawang. Peluang itu diciptakan oleh Saddil Ramdani melalui sepakan keras kaki kiri dari luar kotak penalti di menit ke-43.
Sementara itu, Pelatih Jordania Adnan Hamad kecewa timnya gagal mencetak lebih dari satu gol ke gawang Indonesia. Meski begitu, ia bersyukur timnya bisa menang dan mempertahankan posisi puncak klasemen Grup A.
“Kami seharusnya bisa menang dengan kedudukan lebih besar, tetapi banyak peluang kami sia-siakan, termasuk penalti. Kami akan mengejar hasil sempurna di grup ini ketika menghadapi Kuwait,” kata Hamad dilansir laman Asosiasi Sepak Bola Jordania.
Untuk mengunci tiket ke Piala Asia sebagai juara Grup A, Jordania minimal membutuhkan hasil seri kontra Kuwait.